Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mencoba menggaet suara kaum muda untuk Pemilu 2024, khususnya di Jakarta. Hal ini diperlihatkan dengan dua kolaborasi relawannya KawanJuangGP dan Sahabat Ganjar yang menggelar turnamen E-Sport di Jaksel.
Acara ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan antarrelawan, tetapi juga menyatukan pecinta game di seluruh kota.
Baca Juga
"KawanJuangGP telah bekerjasama dengan kami dari Sahabat Ganjar untuk menyukseskan turnamen E-Sport ini dalam membangun generasi yang hebat dalam bidang E-Sport," kata Imron Rosyidi, koordinator acara dari DPW Sahabat Ganjar DKI Jakarta, dalam keterangannya, Senin (9/10/2023).
Advertisement
Atmosfer penuh semangat dan persaudaraan akrab menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi peserta dan penonton.
"Kedua turnamen ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi pemain untuk memamerkan keahlian, tetapi juga membangun jaringan baru serta menjalin persahabatan di dunia maya yang terus berkembang," jelas dia.
Dengan suksesnya kedua acara ini, KawanJuangGP dan Sahabat Ganjar berencana untuk terus menjalin kerja sama positif dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang.
"Semoga kebersamaan ini memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat Jakarta Selatan dan sekitarnya," kata Imron.
Â
Anak Muda Suka yang Rasional dan Banyak Tak Slogan
Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai wajar jika bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo muncul menjadi kandidat yang paling digemari generasi Z dalam sejumlah survei.
Menurut Saidiman, karakter personal Ganjar cocok dengan gaya mayoritas generasi Z.
"Secara personal, memang objektif. Ganjar memang sangat mirip dengan karakter Pak Jokowi. Generasi Z ini kan mereka ingin responsnya (pemerintah terhadap beragam persoalan) itu serius dan detail. Enggak ada sloganistik macam-macam," ucap Saidiman, Senin (9/10/2023).
Survei periodik Litbang Kompas yang dirilis awal Oktober lalu merekam tingkat elektabilitas para bacapres di kalangan gen Z atau mereka yang masuk dalam rentang usia 17-25 tahun. Kompas menemukan tingkat keterpilihan Ganjar di kalangan gen Z mencapai 31%.
Pada posisi kedua, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempel ketat dengan tingkat elektabilitas sebesar 28,2%. Adapun bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan hanya memperoleh 8,2% suara responden.
Â
Advertisement
Kalangan Gen Z
Kendati demikian, survei Litbang Kompas juga mendapati masih banyak pemilih dari kalangan gen Z yang tidak menjawab atau merahasiakan capres pilihannya di Pilpres 2024. Persentase untuk kategori tersebut sebesar 22.7%.
Keunggulan Ganjar lainnya, menurut Saidiman, karena sangat aktif di media sosial (medsos). Di beragam platform medsos, Ganjar rutin mengunggah aktivitas sehari-hari yang terkadang tak ada kaitannya dengan dunia politik. Hal itu cenderung disukai gen Z.
"Semisal lari-lari pagi. Bagi sejumlah orang, itu biasa saja. Tetapi, dilihat oleh generasi milenial, dia bisa berkomunikasi dengan siapa pun dan dijawab secara spontan. Itu juga penting. Membangun kualitas personal dari capres-capres, yang selain dia (Ganjar), terlihat fit, misalnya," ucap Saidiman.
Â
Faktor Kedekatan Jokowi
Faktor kedekatan dengan Jokowi, lanjut Saidiman, turut mempengaruhi tingginya tingkat keterpilihan Ganjar di kalangan gen Z. Menurut Saidiman, mayoritas gen Z puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi. Karena sama-sama kader PDI-Perjuangan, gen Z menganggap Ganjar sebagai suksesor Jokowi.
"Gen Z lebih banyak mengapresiasi dan menginginkan agar pemerintahan ke depan itu melanjutkan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi. Umumnya, mereka melihat Ganjar Pranowo itu sebagai pelanjut dari Pak Jokowi," ucap Saidiman.
Meski begitu, Saidiman berpendapat membangun kedekatan dengan gen Z tak cukup hanya dengan unggahan medsos saja. Ganjar juga perlu menyusun program-program yang berpihak kepada kaum muda, semisal yang terkait dengan penyediaan lapangan kerja dan lainnya.
"Kemudian isu yang mereka perhatikan itu adalah mengenai isu akuntabilitas aparat, dan penyelenggaraan birokrasi (yang menangani) persoalan-persoalan publik. Soal korupsi, dan lingkungan itu juga mendapat perhatian. Jadi, kalau ada capres yang bisa masuk ke situ, saya kira, itu akan mendapatkan simpati lebih jelas," ucap Saidiman.
Advertisement