Sukses

Bocorkan Arah Dukungan di Pilpres 2024, PSI: Ikut Nasihat Jokowi

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberi bocoran soal arah dukungannya pada Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberi bocoran soal arah dukungannya pada Pilpres 2024. Sebagai partai penganut aliran Jokowi atau Jokowisme, PSI memiliki tiga kriteria khusus untuk calon presiden yang akan didukungnya.

Mendekati dibukanya masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PSI masih gamang antara Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo atau menjomblo. 

"Kalau ke Anies, PSI sudah pasti tidak ya," kata Ketua DPP PSI Dedek Prayudi dalam Diskusi Publik Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertajuk Mencari Capres Ideal untuk Pembangunan Berkelanjutan yang digelar di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

"Pilihannya di internal, kami telah membahas skenario yang telah mengerucut yaitu antara mendukung Pak Ganjar atau Pak Prabowo atau skenario menjomblo," imbuh dia.

Dia kemudian menuturkan ketiga kriteria khusus capres yang akan didukungnya. Pertama, kedekatan ideologis dengan PSI. Menurut dia, kedekatan ideologis itu adalah antikorupsi dan anti-intoleransi.

"Kriteria kedua adalah aspek psikologis, yaitu aspek kenyamanan ketika berinteraksi, berkomunikasi dalam membangun koalisi," urai Dedek.

Kriteria ketiga adalah komitmen. Dia menegaskan, komitmen dibutuhkan untuk meneruskan agenda pembangunan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi. 

"Yang pasti, kita selalu meminta nasihat kepada Presiden Jokowi dan beliau selalu menyampaikan ojo kesusu," jelas Dedek.

Dedek memastikan, saat ini PSI terus bekerja dan terus menyerap aspirasi dari akar rumput. Sebab kata Dedek, roda organisasi PSI adalah dari bawah ke atas dan bukan sebaliknya.

"Sejauh ini Ketua Umum kami, Bro Kaesang masih dalam tahap melakukan penjajakan komunikasi politik sekaligus menyerap aspirasi para pengurus daerah," Dedek menandasi. 

 

 

  

2 dari 4 halaman

Tak Ada Kaitan dengan Putusan MK

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengaku, akan menentukan arah politik pada Pilpres 2024 mendatang dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan usai bertemu dengan Relawan Seknas Jokowi di Markasnya, Jakarta.

"Insya Allah minggu depan, insya Allah kami mulai konsolidasi untuk ke beberapa DPD dan DPW, kan selagi kemarin saya jalan ke Jabar, Bali, Jogja itu kami sambil minta aspirasi dari teman-teman PSI yang di daerah mereka maunya seperti apa," kata Kaesang di Jakarta, Selasa (10/10/2023).

"Sudah kami dapat, cuma kan belum semuanya, kami masih butuh," sambungnya.

Lalu, saat dipastikan apakah putusan arah politik ini akan menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batasan usia Capres-Cawapres. Ia menegaskan, pertimbangan itu karena DPD dan DPW.

"(Nunggu putusan MK) Enggak sih, pertimbangannya DPD dan DPW dan DPP nya PSI," tegasnya.

Diketahui, Mahkamah Konstitusi (MK) bakal menggelar sidang putusan judical review atau uji materi UU Pemilu terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden pada Senin, 16 Oktober 2023, pekan depan. Sidang akan digelar di gedung MK.

"Senin,16 Oktober 2023, 10.00 WIB. Pengucapan Putusan," demikian dikutip dari laman resmi MK, Selasa (10/10/2023).

3 dari 4 halaman

Buka Peluang ke PDIP

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (Ketum PSI) Kaesang Pangarep mengatakan, pihaknya membuka peluang untuk mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bila ada tawaran dari PDI Perjuangan (PDIP).

Mengingat, kata Kaesang, PSI sendiri belum menentukan dukungan untuk Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Kaesang saat ditanyai mengenai apakah ada tawaran dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk mendukung Ganjar Pranowo saat bertemu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

"Semua biasa saja, kalau saya rasa, Mbak Puan fair-fair saja. Kalau mau (ajakan) dukung pasti kami sambut, dengan tangan terbuka, tapi kalau enggak, ya kita harus saling ini," kata Kaesang, Kamis (5/10/2023).

Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyebut, meski PSI berbeda haluan politik dengan PDIP di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kesempatan bekerja sama masih terbuka lebar.

"Ataupun nanti kalau udah selesai pascaPemilu ya, sudah kita gotong royong lagi, balik lagi karena semuanya balik lagi untuk negara," ucap Kaesang Pangarep.

Kaesang juga tak menjawab lugas, saat disinggung soal pernyataan dia sebelumnya yang berujar akan mendukung Ganjar asal ada win-win solution.

"Balik lagi ini pertemuan kami informal. Kali habis ini pasti kami akan mengajukan komunikasi lebih lanjut," jelas Kaesang.

Sementara itu, di kesempatan yang sama Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu mengaku tak ada godaan ke Kaesang agar PSI segera bergabung mendukung bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

"Nggak saling menggoda kita, kita saling memahami. Nggak perlu digoda Mas Kaesang sudah tahu harus melalukan apa yang terbaik," kata Puan.

4 dari 4 halaman

Elektabilitas PSI

Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil surveinya tentang elektabilitas partai politik peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hasilnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap berada di urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 24,4%.

Sementara elektabilitas Partai Gerindra berada di urutan kedua sebesar 16,7%, disusul Partai Golkar sebesar 10,1%.

Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi menyatakan, dua partai teratas yakni PDIP dan Gerindra konsisten mengalami kenaikan elektabilitas.

"PDIP konsisten di angka diatas 20% dan sedikit mengalami kenaikan di tahun politik. Kemudian ada Partai Gerindra juga mengalami kenaikan lebih jelas dari akhir tahun 2022 masih sekitar 11%, kemudian mengalami kenaikan agak lumayan 16%," ujar Arya dalam konpers daring, Sabtu (7/10/2023).

"Bisa jadi ini equal dengan efek yang dihasilkan oleh elektabilitas Prabowo. Jadi pemilih Prabowo kemudian tertarik untuk memilih Gerindra," sambungnya.

Berikut hasil survei terkait elektabilitas parpol peserta Pemilu 2024:

1. PDIP 24,4%

2. Gerindra 16,7%

3. Golkar 10,1%

4. PKB 9,3%

5. NasDem 9,1%

6. Partai Demokrat 6,9%

7. PKS 5,3%

8. PAN 4,3%

9. PPP 3,3%

10. Perindo 2,0%

11. PSI 0,3%

12. Partai Ummat: 0,2%

13. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN): 0,2%

14. Partai Bulan Bintang (PBB): 0,1%

15. Partai Garuda: 0,1%

16. Partai Hanura: 0,1%

17. Partai Gelora: 0,1%

18. Partai Buruh: 0,1%

Sebagai informasi, survei Poltracking Indonesia ini dilakukan pada 3-9 September 2023, menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan melibatkan 1.220 responden.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan responden. Sementara Margin of error survei +- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%. 

Video Terkini