Sukses

Alumni Lemhanas Deklarasi Dukungan dan Bentuk Relawan untuk Bakal Capres Ganjar Pranowo

Jelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, alumni pemantapan nilai-nilai Kebangsaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) membentuk relawan untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, alumni pemantapan nilai-nilai Kebangsaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) membentuk relawan untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden.

Ketua Umum Silaturahmi Nasional Relawan Kebangsaan Nasional (Silatnas Rekabnas) Jackson Kumaat mengatakan, Relawan Rekabnas solid mendeklarasikan dukungan kepada bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

"Para Relawan Rekabnas akan gunakan hak politik di Pilpres untuk Ganjar Pranowo," ujar Jackson Kumaat di sela-sela deklarasi di Hotel Grandhika Jakarta yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).

Dia menjelaskan, pihaknya memilih Ganjar Pranowo karena memiliki 4 konsensus dasar sebagai figur pemimpin, di antaranya figur pemersatu bangsa.

"Memilih Presiden 2024 yang mengerti 4 konsesus dasar yaitu figur pemersatu Bangsa," kata Jackson.

Dia pun juga mengajak semua alumni Lemhanas mendukung Ganjar Pranowo. Dalam deklarasi tersebut, hadir langsung bakal capres Ganjar Pranowo.

Ganjar kembali meminta para relawan untuk menghilangkan isu SARA dan menghindari politik identitas. Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut berharap relawan dapat menggaet pemilih yang Pancasialis.

"Pemilih saya harus menghilangkan isu SARA. Jangan politisasi isu SARA dan politik indentitas," jelas Ganjar.

 

2 dari 4 halaman

Kumpul Bareng Rektor se-Malang Raya, Ganjar Diskusi soal Pendidikan Inklusif di Era Digital

Sebelumnya, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo berkumpul bersama rektor perguruan tinggi se-Malang Raya dalam dialog pendidikan di Aula Graha Rektorat Lantai 9 Universitas Negeri Malang (UM), Malang, Jawa Timur (Jatim), Senin 16 Oktober 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mendiskusikan perwujudan pendidikan inklusif di era digital untuk seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Menurut Ganjar, pendidikan yang inklusif bukan hanya sekadar tentang akses dan fasilitas, tapi juga penyediaan wadah berkembangnya nilai-nilai kemanusiaan untuk semua masyarakat tanpa memandang suku, ras, dan perbedaan lainnya.

Apalagi di era digital seperti sekarang konten dan informasi yang sifatnya memecah belah mudah bertebaran, sehingga menghalangi terjadinya inklusivitas di lingkungan pendidikan.

"Inklusivitas tadi tidak cukup sampai untuk berkebutuhan khusus, tapi juga ada nilai-nilai kemanusiaan. Inklusif itu kalau berbeda agama, golongan, dan lain sebagainya, berikan ruang untuk mereka saling memahami, bukan untuk mencaci," kata Ganjar.

 

3 dari 4 halaman

Inklusivitas Harus Terus Ada

Ganjar mengatakan, kesadaran pendidikan yang inklusif ini harus didorong sampai ke tingkat perguruan tinggi. Sehingga semua masyarakat Indonesia bisa merasakan manisnya pendidikan, termasuk warga kurang mampu.

"Sepuluh tahun ke depan kita harus melakukan satu akselerasi, misalnya di dunia pendidikan. Bagi warga miskin sekolahnya ditanggung negara, maka saya sampaikan satu keluarga miskin satu sarjana," katanya.

Ganjar mengatakan, inklusivitas harus terus ada untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi yang didukung dengan percepatan revolusi dalam dunia pendidikan.

"Pendidikan tidak hanya mencetak tukang, tapi juga harus karakter. Maka, pendidikan dan kebudayaan harus jadi satu. Di dalam pendidikan orang diikuti kebudayaan," tandasnya.

 

4 dari 4 halaman

Sampaikan Aspirasi ke Ganjar

Sementara Rektor UM Haryono mengatakan pihaknya senang bisa berdiskusi dan menyampaikan aspirasi tentang pendidikan kepada Ganjar Pranowo. Menurutnya Ganjar adalah tokoh yang konsern pada soal ini.

"Alhamdulillah Pak Ganjar berkenan bertemu dengan kita, pimpinan perguruan tinggi, dan guru besar Malang Raya. Ini memungkinkan kita gelorakan resonansi pendidikan," katanya.

Haryono berharap Ganjar mampu menyerap aspirasi para rektor dan guru besar mengenai konsep pendidikan itu. Sebagaimana Ganjar mengemban amanah ideologi dan konstitusi.

"Pendidikan harus berkait dengan kepentingan dan kebudayaan nasional. Kalau lepas, maka hasil proses pendidikan tidak akan menghasilkan kekuatan nasional," pungkasnya.