Sukses

Ganjar dan Ahok Ngopi Bareng, Apa yang Dibahas?

Berdasarkan unggahan tersebut, pertemuan Ganjar dan Ahok seperti dilakukan di tengah taman. Terdapat dua cangkir kopi dan cemilan yang menemani pertemuan mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo bertemu dengan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

Momen tersebut dibagikan oleh Ganjar melalui akun Instagramnya @ganjar_pranowo pada Jumat, (20/10/2023) kemarin.

Berdasarkan unggahan tersebut, pertemuan keduanya seperti dilakukan di tengah taman. Terdapat dua cangkir kopi dan cemilan yang menemani pertemuan mereka.

"Kopi pahit tapi justru membuat obrolan jadi manis. Makasih Bung @basukibtp," tulis Ganjar dalam akun instagramnya. 

Sebelumnya, Ahok juga sempat buka suara soal majunya Ganjar bersama Mahfud MD dalam Pilpres 2024.

Menurut Ahok, Ganjar dan Mahfud adalah pasangan yang lengkap. Keduanya merupakan sosok yang berani untuk membereskan akar persoalan bangsa yakni korupsi.

Ahok menegaskan, Ganjar-Mahfud akan benar-benar bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Ganjar-Mahfud ini pasangan yang cocok. Kalau ditanya apa akar masalah bangsa Indonesia, ya korupsi. Selain sistem yang bagus, butuh kepala yang berani lurus. Ganjar dan Mahfud adalah pilihan tepat untuk menyelesaikan itu," ucap Ahok.

Ahok pun mengaku mengenal betul sosok Ganjar. Keduanya pernah bersua bersama selama bertahun-tahun ketika menjadi anggota DPR.

Saat itu, mantan Gubernur Jateng dua periode itu adalah sosok yang berani. Ia selalu vokal jika ada yang tidak sesuai.

"Ganjar itu berani, vokal ngomong. Kalau bilang enggak, ya enggak. Dia berani kalau soal itu karena selalu memegang teguh idiologi dan keyakinan," tegasnya.

Ditambah sosok Mahfud MD yang menjadi pasangannya, maka koruptor lanjut Ahok tak akan berani macam-macam. Mahfud juga sangat tegas dalam urusan ini.

"Nggak ada orang yang berani ngomongin bukti terbalik atau sita harta segala macam. Saya yakin pasangan Ganjar Mahfud bersatu, maka akar masalah bangsa yakni korupsi bisa selesai. Korupsi akan diberantas, birokrasi diperbaiki," ucapnya.

"Ada nggak pejabat yang mau sikat koruptor dan perbaiki sistem? Ganjar sudah teruji. Ia lakukan itu, dia berani pecat orang, nggak ada urusan. Pak Mahfud juga berani teriak dan ngomong. Keduanya ngerti hukum semuanya," tegasnya.

2 dari 3 halaman

Pemimpin yang Dibutuhkan?

Yang paling penting, Ganjar dan Mahfud merupakan sosok yang beragama dan takut dengan Tuhan. Pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan, karena ketika ia takut dengan Tuhan, ia tak akan berani macam-macam.

"Saya kenal Ganjar dan Mahfud, keduanya sosok religius yang takut pada Tuhan. Karakter keduanya teruji, track reccordnya bagus dan berani. Kita bersyukur keduanya dipasangkan untuk membawa Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

Ahok pun secara tegas menyuarakan dukungannya terhadap Ganjar-Mahfud meskipun Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dikabarkan juga maju di Pilpres 2024.

"Ya sah-sah saja Gibran maju cawapres, tergantung rakyat mau pilih apa enggak. Yang jelas saya pilih Ganjar Mahfud lah, keduanya sudah teruji dan berpengalaman," kata Ahok ditemui di Jakarta, Jumat (20/10).

3 dari 3 halaman

Gibran Belum Pantas Jadi Cawapres

Ahok menilai, Gibran belum pantas menjadi pemimpin tertinggi di Indonesia. Ia masih belum punya pengalaman yang luas soal ketatanegaraan.

"Gibran belum berpengalaman. Jadi Wali Kota saja baru dua atau tiga tahun. Dia belum teruji," kata Ahok ditemui di Jakarta, Jumat (20/10).

Untuk mengurus negara sebesar Indonesia, lanjut Ahok, setidaknya harus punya pengalaman menjadi legislatif tingkat nasional maupun eksekutif tingkat provinsi. Dengan pengalaman itu, maka seseorang dianggap mampu karena memiliki pengetahuan tata negara yang lengkap.

"Kalau belum punya pengalaman dan anda maju presiden atau wakil presiden, nanti anda nggak ngerti. Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045, mana boleh kita kasih ke orang yang coba-coba," tegas Ahok.

 

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka

Live dan Produksi VOD