Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo memaparkan pengalamannya sebagai kepala daerah saat mengisi workshop yang dihadiri oleh para delegasi Council of Asian Liberal and Democrats (CALD Party) di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2023). Dalam forum tersebut Ganjar Pranowo saling berbagi pengalaman.
"Hari ini teman-teman mendapat kunjungan banyak anggota partai dari ASEAN dan sepertinya ada perbincangan yang menarik antargenerasi muda di negara-negara ASEAN ini untuk membangun negaranya jadi lebih baik. Dan kemudian kita saling sharing pengalaman," kata Ganjar.
Baca Juga
Di hadapan para delegasi, Ganjar mengaku diminta untuk menjelaskan program PDIP sebagai partai yang berideologi Pancasila. Ganjar pun menjelaskan program yang sudah dilaksanakannya saat menjabat sebagai kepala daerah maupun sebagai kader partai.
Advertisement
"Tadi kita bercerita nilai-nilai Pancasila yang kita terapkan dalam berbagai program kebijakan orang kecil itu seperti apa. Tentu ada moderasi beragama, nilai persatuan dan tentunya tidak membeda-bedakan, cerita kesejahteraan, tindakan-tindakan prioritas kita, tindakan-tindakan afirmasi kita pada kelompok yang memang membutuhkan afirmasi, sampai kemudian pendidikan," ujar Ganjar.
Mantan gubernur Jawa Tengah ini lantas menceritakan bagaimana dirinya pernah membangun sekolah gratis khusus untuk orang-orang miskin.
"Rasa-rasanya itu salah satu yang bisa kita wujudkan untuk orang miskin, sekolah gratis, dan dia akan menjadi tulang punggung keluarga untuk memperbaiki nasibnya," kata Ganjar.
Ganjar memastikan hal itu bakal ia perluas jika nanti terpilih menjadi presiden pada pilpres 2024.
"Bayangkan kalau itu bisa kita perluas ke seluruh Indonesia, pasti SDM kita akan lebih bagus. Apalagi kita lagi mendapatkan bonus demografi, itu cerita besarnya," kata Ganjar.
Ganjar Modernisasi Pertanian
Sebelumnya, capres Ganjar Pranowo memproyeksikan penerapan modernisasi pertanian agar para petani semakin mandiri dan tak bergantung pada bantuan.
Hal itu dikatakan Ganjar Pranowo setelah menyerap aspirasi ratusan petani dalam diskusi 'Rembuk Tani' di Desa Labuhan Batu Dua, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Kamis (26/10/2023) kemarin.
Dalam forum tersebut, para petani menyampaikan keresahan terkait kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang masih belum memadai.
Sehingga ketika bibit mahal dan pupuk subsidi dikurangi, para petani kelimpungan karena belum memiliki kemampuan untuk menciptakan bibit atau membuat pupuk organik secara mandiri.
Maka, solusi yang diberikan Ganjar adalah penerapan mekanisme pertanian modern dengan menambah penyuluh pertanian manusia dan penyuluh artificial intelligence (AI) agar petani mandiri dan tidak bergantung lagi pada bantuan.
"Maka satu penyuluh harus disiapkan untuk ditambah. Atau kalau tidak, harus masuk artificial intelligence sehingga penyuluhnya itu diimbangi. Diimbangi itu artinya ya penyuluh yang manusia ada dan penyuluh yang kecerdasan buatan ada sehingga bisa menggunakan gadget," kata Ganjar.
Advertisement
Modernisasi Pertanian Sangat Diperlukan
Ganjar pun mengingatkan para petani bahwa di era sekarang penerapan modernisasi pertanian sangat diperlukan. Sebab itu Ganjar memproyeksikan para petani dapat beradaptasi dengan modernisasi tersebut melalui pelatihan SDM yang difasilitasi pemerintah.
"Kalau itu bisa dilakukan, maka di sisi hulunya mereka yang sudah terbiasa menanam, problem benih, problem obat, atau pupuk organik yang mereka buat sendiri, butuh pelatihan. Itu yang diperlukan mereka," kata Ganjar Pranowo.
Selain tentang kapasitas SDM, Ganjar juga menyerap aspirasi soal harga komoditas tani yang masih murah ketika dijual petani. Apalagi jika hasil tani dijual kepada tengkulak.
Maka Ganjar mendorong konsep link and match dengan menghadirkan off taker atau pembeli komoditas petani dari pihak industri perusahaan. Sehingga petani bisa bernegosiasi dan mendapatkan harga tetap untuk hasil taninya.
"Itu akan bisa menghasilkan produk terbaik, berkualitas, harganya terjangkau. Maka harus disiapkan off taker-nya. Maka di antara mereka ketemu dengan perusahaan, atau kemudian ada semacam Bulog untuk bisa menyelesaikan," kata Ganjar.
Prabowo-Gibran Terlalu Jiplak Program Jokowi
Ketua Divisi Kampanye Nasional Bappilu DPP Partai Hanura Jimmy Charles Kawengian menilai pasangan Prabowo-Gibran terlalu menjiplak program Jokowi.
Menurutnya, hal yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah program baru yang benar-benar dirasakan pada lapisan masyarakat dan bukan sebatas meneruskan yang sudah dijalankan pemerintahan sebelumnya.
"Pasangan Prabowo-Gibran yang terlalu menjiplak bahkan hanya meneruskan program-program sebelumnya seperti itu sama saja dia tidak punya program baru," ujar Charles seperti dikutip dari keterangan tertulis diterima, Minggu (29/10/2023).
Jimmy yakin, semua lapisan masyarakat sudah tercover dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Lalu yang jadi pernyataan adalah mengapa Prabowo-Gibran membuat KIS Lansia.
"Rakyat Indonesia membutuhkan program-program baru yang benar-benar menyentuh di semua kalangan bukan program sudah lama lalu dijiplak dan dikasih bumbu akhirnya, tapi semuanya sama saja," tegas dia.
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement