Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo angkat suara soal isu permintaan penambahan masa jabatan presiden tiga periode dari ‘Pak Lurah’.
Menurut dia, isu tersebut sudah selesai dan tidak ada kelanjutannya lagi.
Baca Juga
"Sudah selesai isunya, enggak ada tiga periode,” kata Ganjar usai menghadiri deklarasi relawan Maluku Voor Ganjar di Basket Hall Senayan, Jakarta, Minggu (29/10/2023).
Advertisement
“Enggak bisa (tiga periode)," imbuh pria berambut putih ini.
Ganjar meyakini, rakyat saat ini mengharapkan timbulnya kesadaran hukum yang lebih baik. Beranjak dari semangat Reformasi 98, bahwa sudah saatnya hal-hal yang mencenderai hukum yang berkeadilan disudahi.
“Karena rakyat akan kecewa, karena dulu 98 terjadi perubahan besar pasti menginginkan adanya perbaikan-perbaikan dalam sistem ketatanegaraan salah satunya anti KKN,” Ganjar menandasi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan adanya usulan perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode. Usulan itu datang dari sosok yang dikenal dengan sebutan ‘Pak Lurah’.
"Tiba-tiba muncul berita salah satu menteri yang mengatakan berdasarkan big data nya, itu ada cukup banyak yang mendorong perpanjangan jabatan atau tiga periode. Sebelumnya saya bertemu dengan menteri tersebut, dan dikonfirmasi bahwa sikap-sikap ketua umum beberapa partai yang menyuarakan itu, saat itu dikatakan sebagai permintaan Pak Lurah," kata Hasto di Hotel Borobudur, Jumat (27/10/2023).
Hasto mengaku siap mempertanggung jawabkan kepada Tuhan, terkait kebenaran bahwa usulan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi atas usulan ketum partai lain dan juga Pak Lurah.
"Berbagai upaya yang dilakukan berbagai ketum, saat itu yang saya dapat informasinya, ini bisa dicrosscheck, saya pertanggung jawabkan secara politik hukum, dan juga di hadapan Tuhan YME, dan rakyat Indonesia, bahwa itu memang ada," ujar dia.
Ditolak Megawati
Para ketum parpol menurut Hasto, menyampaikan usulan itu ke Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan kemudian ditolak lantaran melanggar konstitusi.
"Melalui pihak-pihak lain yang kemudian juga disuarakan ke PDIP, tetapi sikap kami adalah konsisten di dalam menempatkan konstitusi sebagai rule of the game yang sangat fundamental yang harus kita ikuti," Hasto menandasi.
Belum lama ini, Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP Adian Napitupulu menyebutkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya sudah mengkhianati PDI Perjuangan di Pilpres 2024.
Menurut Adian, pengkhianatan Jokowi disebabkan PDIP tidak mengabulkan permintaan untuk memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
“Ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam keterangan resminya, Rabu (25/10/2023).
Adian sesalkan perubahan Jokowi yang begitu cepat terhadap PDIP.
Padahal menurutnya, PDIP sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya mulai dari menjadi wali kota surakarta dua periode, gubernur DKI Jakarta dan presiden dua kali.
“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi. Lalu ada lagi minta untuk anaknya dikasih lagi. Lalu ada diminta untuk menantu lalu dikasih lagi. Banyak benar," ungkap Adian.
Advertisement
Jokowi Berpaling
Ketika Jokowi dan keluarganya berpaling dari PDI Perjuangan, Adian yang juga aktivis 1998 ini mengaku sama sekali tidak peduli.
Saat ini, lanjutnya, Adian hanya memikirkan bagaimana memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung PDIP, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Status Gibran anak Jokowi. Soal status mereka diserahkan ke DPP dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar. Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi nggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” kata Adian.