Liputan6.com, Jakarta - Penelitian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan, tiga bakal calon presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo, dan Mahfud Md saat ini belum mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap elektabilitas bakal calon presiden (capres).
Hal ini disampaikan peneliti Saiful Mujani dalam diskusi Bedah Politik di episode 'Kualitas Cawapres di Mata Publik' yang juga disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV.
Baca Juga
Padahal, kata Saiful kedikenalan tiga bakal cawapres mengalami kenaikan dalam tiga bulan terakhir. Di mana Gibran Rakabuming Raka naik dari 61 ke 71 persen, Mahfud Md naik dari 53 ke 62 persen, dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin naik dari 37 ke 50 persen.
Advertisement
"Namun, kenaikan ini belum menyentuh angka popularitas yang dimiliki para calon presiden. Saiful menyebut bahwa syarat awareness minimal untuk calon wakil presiden bisa kompetitif harus masuk ke sekitar 90 persen," kata Saiful dalam keterangan tertulis, diterima Kamis (2/11/2023).
Menurut Saiful, tingkat awareness saja tidak cukup. Awareness, kata dia harus ikuti oleh tingkat kedisukaan (likeability) yang baik.
"Kalau hanya dikenal tapi tidak disukai, itu akan menjadi masalah," ucap Saiful.
Saiful menjelaskan, dilihat dari kualitas awareness, Mahfud memiliki kualitas popularitas yang paling baik, disusul Gibran, dan terakhir Muhaimin. Karena itu, menurut dia, berdasarkan kualitas popularitas ini, Mahfud mestinya lebih kompetitif dibanding calon wapres lain.
"Mahfud bahkan memiliki kualitas awareness yang lebih baik dari calon presiden. Pada survei ini, likeability Prabowo hanya 81 persen, Ganjar 78 persen, dan Anies 67 persen," ungkap dia.
SMRC: Gibran Relatif Dikenal, Kedisukaannya Tak Tinggi
Secara umum, Saiful menilai yang membuat calon wakil presiden belum menyumbang kenaikan elektabilitas pasanganya adalah karena awareness publik yang masih rendah pada mereka.
Mahfud Md misalnya, memiliki tingkat kedisukaan lebih tinggi dari calon presidennya Ganjar Pranowo, namun tingkat kedikenalannya masih rendah.
"Sementara Gibran sudah relatif dikenal, namun tingkat kedisukaannya tidak tinggi. Pada Muhaimin lebih kompleks karena selain tidak banyak dikenal, dia juga memiliki tingkat kedisukaan yang relatif masih kecil," ucap dia.
Saiful mengatakan, meningkatkan kedisukaan tidak bisa lagi sekadar melakukan sosialisasi dengan pemasangan atribut luar ruang, seperti spanduk, baliho, atau billboard. Bakal capres dan cawapres mesti meningkatkan kualitas personal dengan lebih kreatif.
Advertisement
SMRC: Mahfud Md Disukai Kalangan Milenial-Gen Z Ketimbang Gibran dan Cak Imin
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani mengatakan, kesukaan publik terhadap bakal calon wakil presiden Mahfud Md lebih tinggi ketimbang kepada Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk Pilpres 2024.
Mahfud Md, kata Saiful juga menjadi bakal calon wakil presiden yang paling disukai generasi milenial dan Gen-Z. Ini disampaikan Saiful dalam diskusi Bedah Politik episode Kualitas Cawapres di Mata Publik.
"Tingkat kedisukaan atau likeability Mahfud Md lebih tinggi dibanding Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar, termasuk di kalangan generasi millenial dan generasi Z," kata Saiful dalam keterangan tertulis, diterima Kamis (2/11/2023).
Meski begitu, dia menyampaikan baik Mahfud, Cak Imin, dan Gibran belum bisa membantu mengangkat elektabilitas pasangan mereka masing-masing.
"Gibran, misalnya, belum membantu peningkatan suara Prabowo. Ketika dipasangkan, elektabilitas Prabowo-Gibran tidak lebih baik dari elektabilitas Prabowo secara individual," kata Saiful.
Saiful menyatakan, hal yang sama terjadi pada pasangan Ganjar-Mahfud dan pasangan Anies-Cak Imin. Elektabilitas Anies dan Ganjar lebih baik secara individual.
Menurut Saiful untuk bisa kompetitif, seorang bakal cawapres maupun calon presiden (capres) harus memiliki tingkat kedikenalan yang tinggi.
Â
KPU Buka Peluang Debat Capres-Cawapres Diadakan di Luar Jakarta
Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah berdiskusi soal lokasi debat capres dan cawapres untuk Pemilu 2024. Salah satunya diwacanakan diadakan di luar Jakarta. Adapun ini disampaikan oleh Anggota KPU Divisi Hukum Mochammad Afifuddin.
"Yang sedang kita diskusikan adalah tempat debat. Biasanya semuanya di Jakarta. Sekarang ada wacana di kita tidak semua di Jakarta. Sedang kita pikirkan," kata Afif saat diskusi dengan CSIS di Jakarta Pusat, Kamis (2/11).
Meski demikian, wacana ini harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para peserta Pemilu.
"Ini harus kita koordinasikan dari masing-masinh calon. Kalau kita usulkan ke satu kota di luar Jakarta keberatan atau tidak," ujar Afif.
Lebih lanjut, Afif menegaskan bahwa jumlah debat akan dilakukan sebanyak lima kali dengan rincian tiga untuk capres dan dua untuk wapres.
"Yang sudah tidak bisa ditawar lagi adalah jumlah debat kita. Tiga kali utk presiden dan dua kali untuk wakil presiden. Sama persis seperti tahun 2019," tambah Afif.
Advertisement