Sukses

Cak Imin 'Pede' Bisa Menang Satu Putaran Pilpres 2024

Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengeklaim melihat tanda-tanda menang satu putaran di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Menurut Cak Imin, tanda itu berdasarkan hasil survei internal yang dimiliki.

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengeklaim melihat tanda-tanda menang satu putaran di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Menurut Cak Imin, tanda itu berdasarkan hasil survei internal yang dimiliki.

Hal ini disampaikan Cak Imin saat menerima kedatangan Mantan Ketua Umum Majelis Indonesia (MUI) Din Syamsuddin di DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).

"Melihat tanda-tandanya satu putaran menang itu juga ada. Peluang yang ada karena survei kami terbaru," kata Cak Imin.

Ketua Umum PKB itu menyampaikan survei itu hanya diketahui internal koalisi dan masih dirahasiakan ke publik. Cak Imin menyebut survei itu menempatkan tiga pasangan calon yang ada saat ini dalam perolehan suara yang sama.

"Bahkan survei saat ini sampai pada level sekarang tiga calon sama persis. Jadi 100 terbagi tiga ada floating sedikit, ada floating beberapa persen," ungkap Cak Imin.

Cak Imin menyampaikan, pihaknya terus memantau hasil survei mana yang hingga saat ini menunjukkan Anies-Muhaimin (AMIN) di posisi paling negatif. Hasil itu, kata dia, menjadi bahan masukan.

"Kita lihat sebagai masukan, yang kita cari survei paling negatif yang kita cari. Kita sangat optimis, kelonjakan perolehannya itu sangat signifikan," ucap dia.

Cak Imin Ajak Relawan Semangat Jemput Kemenangan

Oleh sebab itu, Cak Imin mengajak para relawan dan pendukung untuk tetap semangat melakukan kerja-kerja pemenangan AMIN. Terlebih, kata Cak Imin, adanya bimbingan dari mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin dan tokoh organisasi masyarakat (ormas) lainnya.

"Tentu bimbingan Profesor Din dan tokoh-tokoh ormas kami menunggu terus bimbingannya agar kemenangan yang akan diraih sesuai dengan harapan, sesuai dengan cita-cita, sesuai dengan apa yang menjadi mandat perubahan itu sendiri," ucap Cak Imin.

2 dari 4 halaman

Cak Imin Senang Dianggap Enteng

Cak Imin mengaku senang pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dianggap bukan unggulan di pilpres 2024. Pasangan yang dianggap enteng, kata dia, biasanya menjadi pemenang.

"Kami paling suka karena masih dianggap enteng. Tapi biasanya, yang dianggap enteng biasanya yang menang, kira-kira begitu," kata Cak Imin saat pertemuan dengan Din Syamsuddin di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Cak Imin mengaku mendapat dukungan yang kuat dari pada kiai. Semuanya telah menyampaikan akan membantunya untuk masalah spiritualitas.

"Insyaallah hasil istikharah berbagai pihak khususnya ulama-ulama kiai-kiai yang tidak pernah tampil semua menyampaikan kalau kalian kerjanya serius insyaallah kami ikut memberesi di langitnya," ungkap ketua umum PKB ini.

Selain itu, Cak Imin juga mengaku selama perjalanannya ke daerah-daerah pasangan AMIN mendapatkan dukungan yang deras dari masyarakat yang menginginkan perubahan. Ia percaya diri bisa menang.

"Kami perlu laporkan juga kepada para kiai, para pimpinan bahwa hampir dua bulan ini, dua bulan kami bergerak sambutan respons dukungan mengalir begitu deras. Di Jatim, Jateng, Jabar, DKI, Banten yang menjadi kekuatan utama, nampaknya roh ukuwah islamiah itu luar biasa," ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Din Ucapkan Terima Kasih karena PKB Usung Anies-Muhaimin

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyambangi DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023). Dia disambut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan jajaran DPP PKB lainnya.

Din mengucapkan terima kasih kepada Koalisi Perubahan (PKS, PKB, dan NasDem) karena telah mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai pasangan bakal capres dan cawapres untuk pilpres 2024.

"Pertama kami ingin menyampaikan apresiasi, penghargaan dan sekaligus terima kasih kepada DPP PKB atas ijtihad politiknya untuk mengusung dan mencalonkan calon presiden Anies Baswedan dan calon wakil presiden Gus Muhaimin Iskandar. Kami menilai ijtihad politik itu tepat adanya dan ideal bagi Indonesia depan," kata Din Syamsuddin.

Din lantas menyinggung soal Anies-Muhaimin yang merupakan tokoh muda. Keduanya, kata Din juga aktif dalam organisasi kepemudaan.

"Saya pribadi karena keduanya bisa dan dianggap sebagai tokoh muda, atau aktivis organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, jadi belum tua. rambutnya saja masih hitam," kata dia.

"Dan pengalaman keorganisasian di organisasi pemuda dan mahasiswa, kita ketahui panjang, baik Cak Imin maupun Mas Anies," lanjut dia.

Selain itu, Din menilai baik Anies maupun Cak Imin sudah memiliki pengalaman dalam menjalankan politik secara nasional. "Baik di kementerian maupun di lembaga legislatif," ucap Din.

4 dari 4 halaman

Pasangan Anies-Muhaimin Representasi NU-Muhammadiyah

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tak terbentuk secara kebetulan.

Menurut Din Syamsuddin, Anies dan Cak Imin adalah representasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga, kata dia, telah terbentuk Koalisi NU-Muhammadiyah lewat diusungnya Anies dan Cak Imin secara bersama-sama.

"Terakhir dari sudut kriteria ini bukan suatu kebetulan. Saya ditanya 'kapan terjadi indonesia dipimpin tokoh NU dan Muhammadiyah?" kata Din Syamsuddin.

"Saya jawab begini, Cak Imin itu tokoh NU, Mas Anies bisalah dianggap dari Muhammadiyah. Ini sudah terjadi koalisi Muhammadiyah dan NU," sambung dia.

Din Syamsuddin menyatakan Anies dan Cak Imin, membuka jalan bersatunya pemimpin dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. "Kapan-kapan boleh dibalik, yang presidennya NU dan wakilnya Muhammadiyah," kata dia.

Meski begitu, Din menyampaikan bahwa ini bukan berarti sektarianisme atau diskriminasi yang muncul akibat adanya perbedaan di antara suatu kelompok, seperti perbedaan agama. Sehingga, kata dia, Anies-Muhaimin juga berhak didukung agama apa pun.

"Tapi kepada para tokoh agama lain, ini bukan wawasan sektarianisme. NU dan Muhammadiyah pilar dari bangsa dan negara Indonesia. Jadi tidak perlu khawatir karena turut membangun bangsa dan negara," terang Din.

 

Â