Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden (Cawapres) sekaligus Menko Polhukam Mahfud MD tetap memegang profesionalitasnya. Ia diketahui berkomitmen untuk tidak mencampuradukkan agendanya sebagai menteri, dan sebagai kontestan Pilpres.
Menanggapi hal itu, Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengaku tak heran dengan profesionalitas Mahfud MD dalam menjaga netralitas perangkat negara. Sebab, berdasarkan catatannya, sepanjang kiprahnya, Mahfud MD amat terjaga dari konflik kepentingan.
Baca Juga
"Meski dia sebagai kontestan, dia tak pernah mencampuradukkan kegiatan Kemenko Polhukam dengan agenda dia untuk running sebagai Cawapres," kata Emrus kepada wartawan di Jakarta, Minggu (5/11/2023).
Advertisement
Emrus menambahkan, perilaku itu diyakini bukan hanya saat menjadi Menko Polhukam. Mahfud MD dipastikan hampir tidak pernah terekam memanfaatkan jabatan dan powernya untuk kepentingan pribadi atau keluarganya.
”Tentu hal itu ramai pujian publik, kepada Mahfud MD dalam mendidik anak-anaknya,” bangga Emrus.
Emrus mencatat, dalam sebuah acara usai pendaftaran Pilpres ke KPU, Mahfud mengenalkan anak-anaknya yang hidup mandiri. Dia melarang putra-putrinya mengaku sebagai anak Mahfud MD. Bahkan salah satu anaknya dianggap kurang gizi dan dapat subsidi dari dosennya saat kuliah.
"Sudah sejak di zaman Presiden Gus Dur, DPR, MK, sampai sekarang tak ada kita dengar konflik kepentingan melibatkan beliau. Bahkan anak-anaknya tak boleh memperkenalkan dirinya sebagai anak Mahfud MD. Memang sudah cetakannya ini tokoh negarawan dari dulu," puji Emrus.
Ganjar - Mahfud Pasangan Ideal
Karenanya, Emrus percaya duet Ganjar-Mahfud adalah pasangan paling ideal bagi publik yang mendambakan perbaikan dalam hal transparansi pemerintahan serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
"Sebab, Ganjar juga tak jauh beda. Tap pernah kita dengan istri atau anak beliau bawa-bawa nama bapaknya. Ini duet paket lengkap. Kalau mau berpikir, jika dikontraskan dengan duet yang lain, amat jauh dari segi integritas, kapasitas, serta kapabilitasnya," dia menandasi.
Diketahui, melalui akun Instagram-nya @mohmahfudmd. Mahfud bersama Calon Presiden Ganjar Pranowo nyekar ke Makam Proklamator sekaligus Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno di Blitar, Jawa Timur, Jumat (03/11/2023). Karena hari kerja, Mahfud mengambil cuti.
"Hari Jumat kemarin, atas izin Presiden, saya mengambil cuti untuk kegiatan di luar tugas sebagai Menko Polhukam. Saya juga menghadiri dua kegiatan di Jawa Timur, yaitu di Blitar dan Gresik," tulis Mahfud menyertakan unggahan kegiatan nyekarnya bersama para petinggi PDI Perjuangan dan rombongan ini, Sabtu (04/11/2023).
Usai membaca tahlil dan doa bersama di Makam Bung Karno, Mahfud salat berjamaah bersama Ganjar di Masjid dalam kompleks pemakaman.
Dari Blitar, Mahfud melanjutkan perjalanan menghadiri Shalawat dan Doa untuk Keselamatan Bangsa, di Stadion Joko Samudro Gresik, Jumat (03/11/2023) malam.
"Hari Senin lusa, saya akan kembali beraktivitas seperti biasa di Kantor Kemenko Polhukam," tutur Mahfud.
Advertisement
Megawati Hadir
Untuk diketahui, dalam ziarah tersebut, Ganjar didampingi Siti Atiqoh Supriyanti dan anaknya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Mahfud juga didampingi istrinya, Zaizatun Nihayati dan keluarga.
Nampak pula Ketua Umum PDI Perjuangan, sekaligus anak Soekarno, Megawati Soekarnoputri. Rombongan Ganjar dan Mahfud disambut baik dan antusias rombongan warga yang mengerumun. Mereka berswafoto dan berteriak mendoakan Ganjar-Mahfud menjadi Presiden dan Wapres periode 2024-2029.
Turut mendampingi, Prananda Prabowo dan Puan Maharani dan sejumlah pengurus DPP PDI P di antaranya Sekjen Hasto Kristiyanto, Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat, Eriko Sotarduga hingga Yasonna Hamonangan Laoly. Ada pula Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul hingga pengurus DPD PDI Perjuangan lainnya.
"Menyenangkan melakukan perjalanan bersama Bu Mega, Mbak Puan, Mas Hasto, Mas Nanan, Mas Ganjar, dll," ungkap Mahfud MD.
Sekadar informasi, soal integritas dan netralitas, sehari setelah mendaftar ke KPU, Manfud langsung menggelar apel untuk mengingatkan pejabat dan jajaran pegawai Kemenko Polhukam untuk tidak ikut berpolitik praktis. Tidak ikut memenangkan atau menggagalkan salah satu pasangan calon, meskipun dia sendiri resmi menjadi salah satu kontestan.