Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan buka suara soal ajakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto untuk bergabung melawan tekanan dari pihak tertentu dalam pilpres 2024.
Menurut Anies, tekanan yang dimaksud Hasto Kristiyanto belum ada apa-apanya dengan penderitaan rakyat. Terutama soal ekonomi.
Baca Juga
"Apa pun tekanan yang kita alami, yang kita hadapi, belum apa-apa dibanding tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga-keluarga," kata Anies Baswedan di Taman Ismail Marzuki di Jakarta saat menghadiri perayaan tahun ke-13 Mata Najwa, Minggu (19/11/2023).
Advertisement
Anies menambahkan, tekanan itu juga belum setimpal dibanding sulitnya anak muda mencari lapangan pekerjaan, dibanding petani mencari pupuk, dibanding nelayan dan dibanding peternak.
Jadi, menurut Anies, seberat-beratnya tekanan, tekanan rakyat adalah yang lebih besar.
"Kita berada di sini memperjuangkan itu semua agar menjadi ringan bagi rakyat. Supaya rakyat yang merasakan tekanan hidup yang sulit, lapangan pekerjaan yang sulit jadi terbebaskan," tegas Anies.
Capres dari Koalisi Perubahan itu melanjutkan, bila harus berjuang dan mendapat tekanan, kuncinya adalah dihadapi. Sebab, karena tekanan yang dialaminya jauh lebih kecil karena tidak akan sebanding dengan beban hidup rakyat.
"Kita sekarang memilih untuk gerakan perubahan, karena kita ingin rakyat yang merasakan tekanan yang begitu besar selama ini terbebaskan dari tekanan itu," ujar Anies.
"Karena itulah kita memilih perubahan. Jadi konsekuensi dari itu adalah berbagai macam tantangan hadapi saja itu bagian dari perjuangan," Anies menandasi.
Â
Hasto PDIP Sebut Anies-Muhaimin juga Dapat Tekanan Penguasa, Nasdem: Jangan Ajak-ajak Kita, Bos
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, angkat bicara soal pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, bahwa kubu Ganjar-Mahfud akan membangun komunikasi dengan kubu Anies-Muhaimin untuk melawan tekanan penguasa.
Ahmad Ali mengaku heran dengan rencana tersebut. Pasalnya, menurut Ahmad Ali, posisi Hasto juga merupakan bagian dari partai penguasa dan pemerintahan saat ini.
"Memang PDIP bukan penguasa, penguasa ini konteksnya siapa? Salah alamat," kata Ahmad Ali, pada wartawan, Sabtu (18/11/2023).
Apabila konteks penguasa yang dimaksud Hasto adalah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Ahmad Ali menegaskan bahwa sampai hari ini NasDem masih menjadi partai pendukung pemerintah hingga akhir masa jabatan 2024 mendatang.
"Jangan ajak-ajak kita, bos. NasDem sampai hari ini masih mendukung Pak Jokowi sebagai presiden hingga akhir masa jabatan," kata Ahmad Ali.
Advertisement
Sekjen PDIP Sebut Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin Dapat Banyak Tekanan
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, menyatakan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md mendapatkan banyak tekanan dari aparat negara saat melakukan kunjungan ke daerah-daerah.
"Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan ya. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain," kata Hasto Kristiyanto di Hotel Sari Pacific, Sabtu (18/11/2023).
Menurut Hasto, tidak hanya pihak Ganjar-Mahfud yang mendapatkan banyak tekanan. Pihak Paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) juga mengalami hal serupa.
"Oh, ya banyak (tekanan), kan juga ada kan itu sama. Kita menyepakati dengan AMIN juga, penggunaan suatu instrumen kekuasaan," kata Hasto.
Terkait adanya kesamaan dengan AMIN itu, Hasto menyebut telah berkomunikasi dengan tim pemenangan Anies-Muhaimin untuk menangani tekanan dari penguasa.
"Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama, sehingga inilah yang kemudian kami luruskan supaya demokrasi berada di koridornya. Demokrasi berada pada rakyat yang mengambil keputusan bukan pada elite," kata Hasto.
Menteri PDIP Sudah Tidak Nyaman Duduk di Pemerintahan Jokowi
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap para menteri yang berasal dari PDIP sudah merasa tak nyaman duduk di pemerintahan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi menteri di PDI Perjuangan tetap punya tanggung jawab untuk bangsa dan negara karena tugasnya sebagai pembantu Presiden Republik Indonesia, siapa pun itu presidennya," kata Hasto di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11).
"Jadi tekanan-tekanan enggak ada, tapi ada batin yang kurang pas ya mungkin. Tapi ya kita semua bekerja," sambungnya.
Menurutnya, PDIP sudah banyak mengalami peristiwa naik dan turun di perpolitikan.
"Sehingga kami sudah menampilkan suatu tingkat kedewasaan, ya ibaratnya ini ujian naik kelas ibaratnya ini ujian mental spiritual, ujian terhadap soliditas partai," kata Hasto.
"Ujian terhadap konsistensi di dalam semangat juang khususnya amanat reformasi ini semua ujian ujian bagi kami," ujar Hasto.
Advertisement