Sukses

Cerita Mahfud Md Saat Jabat Ketua MK, Tak Punya Pengawal Usai Bongkar Kasus Cicak vs Buaya

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga Mahfud MD mengenang saat ia menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010 silam.

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga Mahfud MD mengenang saat ia menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010 silam.

Mahfud berujar, salah satu kenangan yang membekas saat menjadi Ketua MK adalah ketika membongkar kasus Cicak vs Buaya Jilid I atau saat Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji kesal karena telepon genggamnya disadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menyidik kasus Bank Century.

"Saya membongkar kasus mafia peradilan yang dilakukan secara bersama-sama oleh Polri, Kejaksaan Agung, pengacara, LPSK dalam kasus cicak-buaya yang pertama yang melibatkan Susno Duadji," kata Mahfud di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2023).

Mahfud mengatakan, kala itu ia membongkar bahwa dua pimpinan KPK, Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto harus dikriminalisasi. Namun, justru polisi menarik seluruh pengawal dan ajudannya setelah mengungkapkan kasus itu.

"Nah waktu itu saya bongkar perselingkuhan itu, perselingkuhan di antara penegak hukum itu. Ada rekaman, rekaman pembicaraan untuk mempenjarakan saudara Chandra Hamzah dan Bibit Samad," ujar Mahfud.

"Sesudah itu seluruh ajudan dan pengawal saya ditarik oleh polisi, sehingga saya jalan sendirian. Saya bilang, kalau begitu caranya saya mau nyewa bodyguard swasta pada waktu itu," sambungnya.

 

2 dari 2 halaman

Permasalahan Diselesaikan oleh Presiden SBY

Meski demikian, permasalahan itu langsung diselesaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Akhirnya polisi datang, menawarkan, bapak adalah pejabat ring satu apapun yang Bapak minta kami berikan sekarang. Waktu itu saya ingat Kapoldanya Wahyono, yang mengantarkan, Bapak milih sekarang, Bapak dikawal negara," tambah Mahfud.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com