Sukses

Alasan 'Si Gemoy' Prabowo Jadi Suka Joget

Calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya suka berjoget dalam beberapa waktu terakhir.

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya suka berjoget dalam beberapa waktu terakhir.

Pertama, tarian yang sering digerakkan Prabowo merupakan tarian yang kerap dilakukan oleh sang kakek, Margono Djojohadikoesoemo. Kala itu, hiburan yang ada hanyalah wayang.

Maka dari itu, setiap Prabowo berkunjung ke rumah sang kakek selalu menarikan tarian tersebut.

"Jadi ini cerita yang sebenarnya. Ini eyang saya, Pak Margono kan orang Jawa dari Banyumas, zaman itu tidak ada hiburan kecuali wayang. Jadi tiap kali saya datang ke rumah eyang saya, saya disambut tarian kayak gitu dari kecil. Gatotkaca pangeran dari Pringgadani tretektektek," kata Prabowo sambil menari kecil di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2023).

Alasan yang kedua adalah sang ayah juga suka berjoget ketika mendapatkan kabar bahagia. Maka dari itu, hal tersebut menjadi sebuah hal yang ia juga lakukan secara tak sadar.

"Kemudian bapak saya, Pak Soemitro, dia kan juga orang Banyumas. Zaman itu enggak ada TV, enggak ada apa-apa. Hiburannya wayang. Jadi tiap kali ada berita bagus, berita gembira, dia selalu menari seperti itu, joget seperti itu," ujar mantan Danjen Kopassus itu.

"Jadi itu mungkin masuk di bawah sadar saya. Kalau saya gembira, saya pasti begitu (joget). Itu di bawah sadar saya tiap kali gembira, tapi kalau enggak gembira ya enggak gitu," sambungnya.

Maka dari itu, dua alasan itu yang membuatnya berjoget usai pengundian nomor urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu. Sebab, ia senang mendapatkan nomor dua.

"Jadi kalau ada berita bagus, umpamanya ujian lulus begitu. Jadi ya kalau lolos dari sesuatu yang begitu. Jadi kemarin ambil nomor, pas dua, jadi joget begitu," imbuh Prabowo.

 

2 dari 4 halaman

Prabowo Joget Usai Ambil Nomor Urut Capres-Cawapres

Sebelumnya, calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto berjoget usai dihampiri calon wakil presiden Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat berpidato di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Mulanya, KPU melakukan pengundian dan penetapan nomor urut pasangan capres dan cawapres. Dari situ, secara resmi Anies Baswedan-Cak Imin menjadi paslon nomor satu, Prabowo-Gibran nomor dua, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut tiga.

Setelah itu, ketiganya diberi kesempatan untuk berpidato. Di pidato Prabowo, ia menyebut Cak Imin sebagai sahabat lamanya.

"Saya juga sependapat dengan pasangan calon nomor satu, terutama yang disampaikan oleh Gus Muhaimin, sahabat lama saya," ujar Prabowo di Gedung KPU, Selasa (14/11/2023).

Setelah itu, Prabowo memberikan pantun kepada Cak Imin di akhir pidatonya.

"Satu dua cempaka biru, tiga empat dalam jabangan. Kalau mendapat kawan baru, kawan lama dilupa jangan," kata Prabowo sambil tertawa kecil.

Mendengar hal itu, Cak Imin pun langsung berlari menghampiri Prabowo. Keduanya melakukan tos dan saling merangkul.

Namun, setelahnya, Prabowo justru berjoget ria sambil kembali ke tempat duduknya.

3 dari 4 halaman

Awal Mula Prabowo Dipanggil Si Gemoy

Prabowo Subianto yang juga dikenal garang dan menakutkan, kini berubah menjadi ramah dan suka bercanda. Bahkan, kini ada panggilan baru untuk Prabowo yang unik, Si Gemoy.

Ceritanya berawal saat Prabowo berpidato di hadapan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Djakarta Theater, Selasa (24/10/2023) malam.

"Ada yang mengatakan Pak Prabowo sudah berubah ya? Sekarang sudah banyak bercandanya, sudah enggak galak lagi kayak dulu," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, alasan terbesarnya adalah kekalahan di pilpres melawan mantan rivalnya Joko Widodo (Jokowi). Oleh karena itu, kekalahan telah menjadikannya pelajaran hidup sehingga merubah caranya bersikap.

"Ya namanya sudah dua kali kalah ya. Jadi saudara-saudara, benar ini, ini benar ya, ini pengalaman hidup," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan, kekalahan adalah bagian dari cobaan hidup yang dijadikannya sebuah pelajaran. Sebab, menurut dia, terlalu berhasil juga tidak baik untuk pasang surut kehidupan.

"Pelajaran, kadang-kadang memang kita harus mengalami cobaan. Kadang-kadang kekalahan adalah pelajaran yang bagus dan kadang-kadang terlalu banyak keberhasilan juga kurang begitu baik, membuat orang kadang-kadang istilah bahasa jawanya, bukan saya bisa bahasa Jawa, kemlinti. Jadi saya waktu masih muda, sekarang agak muda," canda Prabowo.

Mendengar hal itu, sontak ratusan kader PSI yang hadir langsung terpingkal.

"Emang lu bilang gue tua? Enak aja lo!" jawab Prabowo.

"Jadi, apa (kalau bukan tua)?" tanya Prabowo.

"Gemoy!" seru ratusan kader PSI.

Mendengar kata itu, Prabowo merasa asing. Dia pun bertanya balik apa arti kata tersebut.

"Gemoy? Apa itu gemoy?" Prabowo menandasi dengan senyum.

Sebagai informasi, gemoy adalah kata yang biasa digunakan kelompok milenial dan Gen Z untuk mengganti kata gemas. Dengan pelafalan yang lebih kekinian, kata gemas kini kerap disampaikan dalam percakapan sehari-hari dengan sebutan gemoy.

4 dari 4 halaman

Gemoy Muncul dari Gen Z Melihat Originalitas Prabowo

Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Cheryl Anelia Tanzil menegaskan kemunculan istilah gemoy yang disematkan pada Prabowo Subianto muncul dari para pendukungnya.

Ia membantah asumsi sebagian kalangan yang menganggap ini sebagai sebuah kampanye yang diciptakan.

Menurut Cheryl, istilah 'gemoy' dan 'santuy' muncul dari generasi Z yang mulai bosan dengan sosok pemimpin serba pura-pura.

Politikus muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengatakan, generasi muda melihat sosok Prabowo Subianto sebagai sosok yang tampil apa adanya dan tidak sedang berpura-pura.

"Bagi generasi muda, Pak Prabowo muncul di ruang publik sebagai dirinya sendiri. Tampil beda dan apa adanya, yang mungkin tidak semua orang mengetahui sisi menggemaskannya itu," tutur Cheryl, Sabtu (18/11/2023).

"Menjadi viral karena pemilih hari ini sekarang bosan dengan pemilu yang dibawa ke arah saling serang saling tuding. Istilah gemoy dan santuy jadi oase bagi pemilih sekarang bahwa berpolitik ternyata bisa dibuat asik dan gembira," jelasnya.

Prabowo Suka Humor dan Berjoget

Cheryl menambahkan tidak semua orang bisa melihat Prabowo yang berlatar belakang militer bisa berjoget dengan santai dan seolah tanpa beban.

Namun, belakangan ini, jogetan Menteri Pertahanan itu kerap muncul di hadapan publik.

"Pak Prabowo ini sejak dulu suka humor dan suka berjoget, dan memang menjadi bagian dari persona beliau. Namun karena memang bukan sosok yang eksis di media sosial, bukan konten kreator, baru sekarang sisi ini dilihat oleh publik secara luas. Dan ini disambut baik oleh para pemilih," ujar Cheryl.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com