Liputan6.com, Jakarta - Menanggapi beredarnya video pemasangan baliho salah satu Paslon yang menggunakan kendaraan milik negara, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meyakini Bawaslu bakal menindaklanjuti proses dugaan kecurangan atau netralitas ASN di Pemilu 2024. Termasuk, dugaan pelanggaran mobil berpelat merah memasang baliho pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Jubir TKN Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan TKN tidak akan menaruh perhatian khusus terhadap kasus tersebut, dan menyerahkannya pada sistem hukum yang berlaku.
Baca Juga
"TKN tidak akan berkomentar untuk satu kasus secara spesifik. Namun video tersebut jadi satu lagi bukti, adanya penggunaan fasilitas negara untuk menguntungkan salah satu paslon. Kami percaya Bawaslu akan menindaklanjuti dengan transparan dan kredibel," tutur Herzaky dalam keterangannya.
Advertisement
Politis Partai Demokrat ini menambahkan, TKN Prabowo-Gibran menjunjung tinggi tahapan sosialisasi maupun kampanye Pilpres 2024 sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Ia menegaskan, siap ditegur atau ditindak jika Bawaslu menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan tim kampanye paslon nomor urut 2.
“Selama ini Prabowo-Gibran kerap dituduh dan disudutkan atas isu-isu miring soal netralitas dan kecurangan. Namun dari hari ke hari, bukti semakin banyak yang menyatakan sebaliknya. Biarkanlah masyarakat yang menilai," terangnya.
Fokus Kampanye Positif
TKN sendiri, menurut Herzaky, tetap berfokus kepada kampanye yang positif dan memilih untuk beradu visi misi dan gagasan.
“Kita tetap befokus menciptakan Pemilu yang riang gembira. Pesan Pak Prabowo jelas. Tak perlu menjelekkan. Kalau dijelekkan, senyumin aja, jogetin aja.” tegasnya.
Advertisement
Viral
Sebelumnya, beredar luas di sosial media video mobil berpelat merah tengah menurunkan baliho Ganjar-Mahfud untuk dipasang di pinggir jalan viral di media sosial.
Dalam akun Instagram @politicaljokesid, video itu menuliskan narasi "Mentang-mentang plat merah, masang apk calon yang merah juga. Emang boleh??"