Sukses

Kampanye Pemilu Hari Keempat, Anies Dialog soal Demokrasi hingga KKN Bareng PWI

Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, menghadiri dialog bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di Kantor PWI Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, menghadiri dialog bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di Kantor PWI Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).

Anies disambut jajaran PWI Pusat. Ada Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, serta Anggota Pengurus PWI Pusat Uni Lubis hingga Ninuk Mardiana Pambudi.

Dia tiba pukul sekira 13.48 WIB. Terlihat pula, Co-Captain Timnas Pemenangan AMIN Sudirman Said dan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.

Anies bakal menjawab setidaknya lima pertanyaan rahasia yang dikirimkan PWI Pusat kepada Anies sebelum dialog digelar. Pertanyaan itu berkaitan dengan berbagai isu mulai dari demokrasi sampai korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Hendry menyebut, kegiatan bertajuk 'Dialog Pers dan Capres PWI Pusat' salah satu event menuju Hari Pers Nasional (HPN) 2024.

Anies sendiri mengatakan, senang bisa kembali berdiskusi dengan PWI Pusat. Pasalnya, Anies mengaku amat dekat dengan PWI dari lama bahkan saat tinggal di Yogyakarta.

"Hari ini senang sekali bisa kembali ngobrol dengan bapak Ibu sekalian terkait dengan banyak hal," kata Anies.

Pada dialog pertama, Anies membahas ihwal demokrasi di Indonesia. Terutama, terkait kebebasan berekspresi.

"Termasuk dalam UU ITE. Di situ kami melihat ada pasal-pasal yang perlu direvisi sehingga tidak menimbulkan rasa takut di dalam berekspresi," kata Anies.

Contohnya, kata Anies masih banyak warga Indonesia yang menggunakan berbagai istilah saat menyampaikan kritik di media sosiap.

"Selama di sosmed orang masih nyebut kata Indonesia dengan istilah Wakanda dengan istilah Konoha, maka Indonesia masih ada masalah. Kalau kita sudah berani dengan menyebut dengan nama Indonesia maka perasaan takut itu tidak boleh ada," ucap dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Akan Revisi UU IKN Jika Bebani Keuangan Negara

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dijamin akan tetap akan melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara apabila terpilih menjadi presiden. Namun, jika pembangunan Ibu Kota baru itu membebani anggaran negara maka UU IKN akan direvisi.

"Tapi selama ini Mas Anies sudah menjawab juga kok beberapa hal dan itu sudah undang-undang dan akan dijalankan dan apabila nanti memberatkan APBN mungkin bisa direvisi kembali," kata Juru Bicara Timnas Pemenangan AMIN, Usamah Abdul Aziz kepada wartawan, dikutip Jumat (1/12/2023).

"Tergantung nanti kondisinya pada saat waktunya nanti," kata Usamah.

Usamah menjelaskan Anies akan tetap melanjutkan program Jokowi yang baik, sementara yang masih kurang akan direvisi.

"Seperti yang sudah kita sampaikan ada empat hal yang memang sudah baik akan dilanjutkan dan yang kurang baik diperbaiki yang sangat tidak baik kita hapuskan yang belum ada kita buat yang baru jadi prinsipnya masih sama," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Akan Mengkaji

Diberitakan, Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan mengatakan, bakal mengkaji kebijakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. Anies menyebut, akan mengkaji ulang undang-undang (UU) IKN jika jadi presiden terpilih 2024.

Hal ini disampaikan Anies, menjawab pertanyaan di acara Desak Anies di Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11/2023).

"Kalau kata undang-undang, hari ini ibu kotanya masih Jakarta, dan menurut undang-undang, nantinya akan pindah ke Nusantara. Betul? Nanti saya lihat, kalau saya terpilih, kita akan kaji ulang itu semua," kata Anies.

Anies menyampaikan, saat ini IKN sudah dimuat dalam bentuk UU IKN. Sehingga, kata dia selama undang-undang tersebut masih ada dan tak diubah, IKN akan lanjut dibangun.

"Saat ini, itu sudah jadi undang-undang. Jadi kalau kami melihat selama undang-undang itu ada, maka belum ada perubahan," kata Anies.

Menurut Anies, anggaran pembangunan IKN amat besar. Dia menilai, anggaran itu seharusnya diperuntukkan bagi permasalahan lain yang lebih genting, semisal pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) hingga puskesmas.

"Kalau itu dipakai untuk memperbaiki kesejahteraan, polisi, tentara, serdadu yang mereka kurang, mereka akan mendapat manfaat jauh lebih besar," ungkap Anies.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini