Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo terenyuh melihat emak-emak penyandang disabilitas mengemis di Pasar Baru, Balikpapan, Kaltim pada Selasa (5/12/2023).
Ganjar pun menawarkan emak-emak tersebut untuk mengikuti pelatihan agar bisa hidup mandiri. Dia mengaku bersedia membantu mengomunikasikan dengan pemerintah daerah setempat.
Pertemuan Ganjar dengan emak-emak penyandang disabilitas tersebut terjadi seusai blusukan ke kios pedagang tempe dan tahu. Ganjar kemudian berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan ke agenda berikutnya.
Advertisement
Namun langkah kakinya terhenti sewaktu melihat ibu-ibu mengenakan daster biru sedang duduk di emperan kios.
"Ibu kenapa?" tanya Ganjar.
"Enggak ada kakinya," jawab emak-emak tersebut.
"Kalau bediri gimana?" tanya Ganjar.
"Pakai tongkat pak," jawab emak-emak.
"Coba pakai tongkat coba. Berat enggak?" tanya Ganjar.
Ganjar membungkukkan badannya dan memapah ibu difabel itu untuk berdiri.
"Coba aku bantu. Bismillahirrahmanirrahim," kata Ganjar.
Kepada Ganjar, si ibu menceritakan sedikit kronologi yang membuatnya jadi seperti ini.
"Ini jatuh," ujar si ibu.
"Kenapa enggak pakai kursi roda, kenapa?" tanya Ganjar.
"Susah naik ojeknya," jawab si ibu.
Ganjar merasa iba melihat kondisi si ibu. Apalagi ketika diberi tahu pekerjaannya selama di pasar. Ganjar pun mengajak si ibu untuk mengikuti pelatihan membuat kue, tapi ditolak karena si ibu tak percaya diri dengan kondisi fisiknya.
"Terus di sini ngapain?" ujar Ganjar.
"Ngemis aja pak," jawab si Ibu.
"Usaha mau?" tanya Ganjar.
"Ngapain pak, orang gak ada kaki pak," ujar si ibu.
"Tidak apa-apa, tidak ada kaki kan tetap jualan, dilatih jual bikin kue. Ya mau?. Nanti bicara ke pemerintah daerah, nanti bisa dibantu dilatih. Ibu bisanya apa?" ujar Ganjar.
Ibu itu pun tetap menolak dengan isyarat menggelengkan kepala. Setelah itu, Ganjar melanjutkan perjalanan untuk sarapan di Warung Kopi (Warkop) Miki.
Pedagang Pasar Berharap Ganjar Bisa Kendalikan Harga Kedelai
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo diminta turun tangan mengendalikan harga kedelai bila terpilih menjadi presiden. Permintaan itu datang dari pedagang tempe dan tahu, Zazuli (65) di Pasar Baru, Balikpapan, Kaltim, Selasa (5/12/2023).
"Mas Ganjar kalau jadi presiden mohon dikendalikan harga (kedelai)," kata Zazuli.
Zazuli sudah 45 tahun berdagang tahu tempe di pasar. Menurut dia, selama ini tidak ada patokan harga. Hal ini, kata dia membuat harga kedelai tak stabil di pasaran.
"Kenapa harus ditangani pemerintah," tanya Ganjar.
"Soalnya, harganya semau saja. Tidak ada HET," ujar Zazuli.
Kepada Ganjar, Zazuli juga mengeluh harga kedelai yang terbilang tinggi. Biasanya, satu papan dijuak dengan harga Rp11 ribu, namun harganya melonjak menjadi Rp13 ribu.
"Sekarang harganya stabil apa gimana," tanya Ganjar.
"Lagi tinggi, Rp13 ribu. Normalnya Rp 11 ribu kedelai," jawab Zazuli. Â
Advertisement
Ganjar Hampiri Pedagang Pasar Baru di Balikpapan
Ganjar bersama rombongan memulai kampanye dengan berkunjung ke Pasar Baru di Balikpapan. Kedatangannya menyedot perhatian pedagang dan pengunjung pasar. Mereka pun berebut untuk bersalaman dan berfoto bersama Ganjar Pranowo.
Setibanya di lokasi, Ganjar langsung menghampiri beberapa kios pedagang. Harga dan stok menjadi hal yang sering dibicarakan bersama para pedagang tersebut.
Suasananya terasa hangat, berberapa kali Ganjar melemparkan candaan disambut tawa dan senyum masyarakat yang mengerubungi. Diakhir pertemuan, Ganjar memborong barang dagangan dari tiap kios yang didatangi.
Ditemui usai kunjungan, Ganjar menjelaskan, blusukan ke pasar-pasar guna mengecek harga-harga kebutuhan pokok jelang akhir tahun. Bebrapa kebutuhan pokok menjadi perhatian. Misalnya, beras dan cabai.
"Beras, ya, naik tapi di sini juga ada cerita sedikit turun beras yang sudah di kemasan," kata Ganjar.
"Tapi cabai yang masih terlalu tinggi sehingga di beberapa tempat kami keliling kemarin harga bahan-bahan pokok yang sekarang masih mendapat perhatian," ujar dia.Â
Pemerintah Harus Kontrol Komoditi di Pasaran
Ganjar mengatakan, pemerintah harus mengontrol dan memastikan jumlah pasokan yang tersedia di pasaran.
"Produksi dengan teknologi yang sangat modern adalah data. Saya yang berkali-kali menyampaikan satu data Indonesia termasuk pertanian penting. Data lahan, berapa petani kita, komoditas ada di mana dan sebagainya," ujar dia.
Selain itu, Ganjar mendorong pemerintah memaksimalkan produktivitasnya. Ganjar menyoroti peran Bulog.
"Saya ulangi, bulog harus mengambil alih kembali, negara dan pemerintah harus mengendalikan," tandas dia.
Advertisement