Sukses

Targetkan 60 Persen Kemenangan, Ganjar: Kalimantan Timur Menjadi Daerah Penting

Ganjar menyampaikan, Kalimantan Timur menjadi salah satu daerah yang sangat penting untuk dimenangkan pada Pilpres 2024.Bukan tanpa alasan, Ganjar kemudian bicara soal potensi sumber daya alam di Kaltim dan letak Ibu Kota Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri pertemuan dengan partai pengusung bersama Tim Pemenangan Daerah (TPD) dan relawan di salah satu hotel di kawasan Balikpapan, Kaltim, Selasa (5/12/2023).

Dalam kesempatan itu, Ganjar menyampaikan, Kalimantan Timur menjadi salah satu daerah yang sangat penting untuk dimenangkan pada Pilpres 2024.

Bukan tanpa alasan, Ganjar kemudian bicara soal potensi sumber daya alam di Kaltim dan letak Ibu Kota Nusantara.

"Kalimantan Timur itu menjadi daerah yang sekarang sangat penting sekali. Sumber daya alamnya bagus, di sini ada IKN dan semua berharap bisa berkontribusi dan mendapatkan manfaat lebih untuk kemakmuran masyarakat yang ada di Kalimantan Timur," kata Ganjar kepada wartawan, Selasa.

Karena itu, konsolidasi kekuatan bersama partai pengusung dan relawan Ganjar-Mahfud merupakan salah satu cara menyatukan pandangan terkait visi-misi dan progam yang mesti disampaikan pada masyarakat.

Ganjar meminta caleg-caleg yang ikut pemilu mendengarkan suara masyarakat terkait harga kebutuhan pokok, permasalahan BBM dan senagainya. Dia mengingatkan, masa kampanye kurang lebih 2 bulan lagi.

"Ketua tim ini mereka yang nanti akan menyiapkan pola-pola geraknnya. InsyaAllah sih kompaklah, antara partai pengusung dan relawan," ujar dia.

PDI Perjuangan bersama partai pengusung menargetkan pasangan Ganjar-Mahfud bisa mendapat 60 persen suara pemilih. Ganjar meminta Ketua DPD PDI Perjuangan, Irjen Purn Safaruddin untuk turun tangan menyusun startegi demi mewujudkan target tersebut.

"60 persen pak," jawab Safaruddin.

"Mereka sendiri yang menyiapkan," Ganjar menimpali.

2 dari 3 halaman

Ganjar Pranowo Dapat Keluhan Tak Ada BBM Saat ke Balikpapan: Ironi

Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo soroti susahnya masyarakat Balikpapan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Temuan itu diterimanya saat mendengar keluhan dari seorang tukang ojek pangkalan bernama Muhamad Wahid di Pasar Baru, Balikpapan pada Selasa (5/12/2023).

Ganjar mendesak, pemerintah segera bertindak mengatasi permasalahan itu. Menurut dia, fenomena seperti ini tak hanya terjadi di Balikpapan.

"Ini menarik karena kemarin kami melihat di Papua, saya melihat pemandangan yang sama, di NTT kemarin kami melihat dan hari ini di Balikpapan," kata Ganjar.

"Ironinya adalah ini penghasil minyak," timpal Ganjar.

Menurut Politikus PDIP ini, pemerintah perlu mengkaji kembali alur distribusinya yang dinilai bermasalah.

"Maka kita juga musti membereskan itu. Saya kira Pertamina pasti bisa, tapi jadi pertanyaan kita, apakah produksinya selama ini mencukupi," ujar Ganjar.

"Kalau tidak mencukupi, saya kira dibuat tindakan-tindakan alternatif, tapi kalau kita melihat kondisi ini, mustinya sudah masuk ke dalam kedaruratan," ujar dia.

Dia mengatakan, pemerintah intervensi khususnya dilakukan di daerah-daerah terpencil. Balikpapan contohnya, sebagai penghasil minyak mesti mendapatkan prioritas.

"Ini harus menjadi perhatian. Ya setidaknya kawan-kawan kita yang bisnisnya, profesinya sebagai tukang ojek bisa mendapatkan akses yang mudah. Ini yang kecil mesti kita bela," kata Ganjar.

3 dari 3 halaman

Ganjar Iba Melihat Emak-Emak Penyandang Disabilitas Mengemis di Balikpapan

Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo terenyuh melihat emak-emak penyandang disabilitas mengemis di Pasar Baru, Balikpapan, Kaltim pada Selasa (5/12/2023).

Ganjar pun menawarkan emak-emak tersebut untuk mengikuti pelatihan agar bisa hidup mandiri. Dia mengaku bersedia membantu mengomunikasikan dengan pemerintah daerah setempat.

Pertemuan Ganjar dengan emak-emak penyandang disabilitas tersebut terjadi seusai blusukan ke kios pedagang tempe dan tahu. Ganjar kemudian berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan ke agenda berikutnya.

Namun langkah kakinya terhenti sewaktu melihat ibu-ibu mengenakan daster biru sedang duduk di emperan kios.

"Ibu kenapa?" tanya Ganjar.

"Enggak ada kakinya," jawab emak-emak tersebut.

"Kalau bediri gimana?" tanya Ganjar.

"Pakai tongkat pak," jawab emak-emak.

"Coba pakai tongkat coba. Berat enggak?" tanya Ganjar.

Tak Percaya Diri

Ganjar membungkukkan badannya dan memapah ibu difabel itu untuk berdiri.

"Coba aku bantu. Bismillahirrahmanirrahim," kata Ganjar.

Kepada Ganjar, si ibu menceritakan sedikit kronologi yang membuatnya jadi seperti ini.

"Ini jatuh," ujar si ibu.

"Kenapa enggak pakai kursi roda, kenapa?" tanya Ganjar.

"Susah naik ojeknya," jawab si ibu.

Ganjar merasa iba melihat kondisi si ibu. Apalagi ketika diberi tahu pekerjaannya selama di pasar.