Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengunjungi kelompok disabilitas di Loka Bina Karya Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (5/12/2023).
Pada pertemuan itu, Ganjar mendengarkan keluhan dari seorang penyandang disablitas bernama Umar Fauzan. Dia menyinggung akses pendidikan bagi penyandang disabilitas yang belum merata di tiap provinsi.
“Terutama berkenaan dengan kami disabilitas yang mungkin kebijakan hanya sampai di kota besar. Semisalnya mengenyam pendidikan, karena ini akan berkaitan dengan SDM. Kalau di kota besar teman-teman disabilitas bisa akses pendidikannya sampai ke S2 dan S3, ini perlu kepedulian dari pemerintah,” kata Umar Fauzan.
Advertisement
Dia kemudian ingin mengetahui kebijakan yang akan diambil Ganjar Pranowo apabila terpilih menjadi Presiden RI periode 2024-2029, terutama berkaitan dengan penyandang disabilitas.
“Ingin saya pertanyakan, apa kebijakan kalau jadi RI 1 (Presiden)? Seperti memberikan akses pendidikan dan dirasakan sampai ke daerah?,” tanya Umar Fauzan kepada Ganjar.
Mendapatkan pertanyaan itu, Ganjar pun menjawab bahwasanya akses pendidikan sangatlah penting bagi semua kalangan, termasuk kelompok disabilitas.
“Kalau anak-anak ini dia punya prestasi bagus, dia bisa sampai S3, tidak peduli apakah dia selama ini yang mengikuti jalan jalur biasa atau berkebutuhan khusus, karena negara memberikan jaminan itu tidak pandang bulu. Maka tugasnya adalah mendorong mereka,” ujarnya.
Ganjar Pranowo mengatakan, sejatinya aturan bagi para disabilitas untuk mendapatkan akses yang merata sudah ada, tinggal pelaksanaan saja diawasi secara baik dan benar.
Ganjar Janji Lanjutkan Kebijakan Pro-Disabilitas
"Tinggal kita menyampaikan kepada aparatur di level bawah, ketika kamu membuat jalan fisik, maka disediakan lah buat teman-teman disabilitas. Ketika kamu membuat gedung, maka kita juga berorientasi aksesnya bisa mereka penuhi," ujar dia.
"Ketika ada transportasi yang hendak dipakai di tempat itu, ramah lah kepada mereka. Jadi sebenarnya tidak terlalu sulit tetapi perlu diberikan contoh. Sehingga di antara mereka saling belajar," sambung Ganjar.
Ganjar mengungkit kembali pengalamanya saat menjabat Gubernur Jawa Tengah. Di bawah kepimpinannya, ia memprioritaskan penyandang disabilitas, kaum perempuan, dan anak-anak, saat menyusun program pembangunan.
"Saya sudah pengalaman ketika Musrenbang melibatkan mereka dan menjadi kelompok pertama menyampaikan pendapat," kata Ganjar.
Maka dari itu, Ganjar berjanji akan meneruskan kembali kebijakan yang berpihak pada kelompok disabilitas bila terpilih menjadi Presiden. "Karena praktik sudah ada, maka saya mereplikasi saja,” tandas Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga melihat-lihat hasil karya dari para kelompok disabilitas yang ada di Balikpapan. Ganjar juga merasa takjub atas hasil yang sudah dibuat oleh mereka.
Advertisement
Ganjar Iba Lihat Ibu-Ibu Disabilitas Mengemis di Pasar
Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo terenyuh melihat emak-emak penyandang disabilitas mengemis di Pasar Baru, Balikpapan, Kaltim pada Selasa (5/12/2023).
Ganjar pun menawarkan emak-emak tersebut untuk mengikuti pelatihan agar bisa hidup mandiri. Dia mengaku bersedia membantu mengomunikasikan dengan pemerintah daerah setempat.
Pertemuan Ganjar dengan emak-emak penyandang disabilitas tersebut terjadi seusai blusukan ke kios pedagang tempe dan tahu. Ganjar kemudian berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan ke agenda berikutnya.
Namun langkah kakinya terhenti sewaktu melihat ibu-ibu mengenakan daster biru sedang duduk di emperan kios.
"Ibu kenapa?" tanya Ganjar.
"Enggak ada kakinya," jawab emak-emak tersebut.
"Kalau bediri gimana?" tanya Ganjar.
"Pakai tongkat pak," jawab emak-emak.
"Coba pakai tongkat coba. Berat enggak?" tanya Ganjar.
Ganjar membungkukkan badannya dan memapah ibu difabel itu untuk berdiri.
"Coba aku bantu. Bismillahirrahmanirrahim," kata Ganjar.
Kepada Ganjar, si ibu menceritakan sedikit kronologi yang membuatnya jadi seperti ini.
"Ini jatuh," ujar si ibu.
"Kenapa enggak pakai kursi roda, kenapa?" tanya Ganjar.
"Susah naik ojeknya," jawab si ibu.
Menolak Diberi Pelatihan
Ganjar merasa iba melihat kondisi si ibu. Apalagi ketika diberi tahu pekerjaannya selama di pasar. Ganjar pun mengajak si ibu untuk mengikuti pelatihan membuat kue, tapi ditolak karena si ibu tak percaya diri dengan kondisi fisiknya.
"Terus di sini ngapain?" ujar Ganjar.
"Ngemis aja pak," jawab si Ibu.
"Usaha mau?" tanya Ganjar.
"Ngapain pak, orang gak ada kaki pak," ujar si ibu.
"Tidak apa-apa, tidak ada kaki kan tetap jualan, dilatih jual bikin kue. Ya mau?. Nanti bicara ke pemerintah daerah, nanti bisa dibantu dilatih. Ibu bisanya apa?" ujar Ganjar.
Ibu itu pun tetap menolak dengan isyarat menggelengkan kepala. Setelah itu, Ganjar melanjutkan perjalanan untuk sarapan di Warung Kopi (Warkop) Miki.
Advertisement