Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan mengenai pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang terlihat irit bicara di masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut AHY, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran hanya ingin ada komunikasi yang efektif. Anggota Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran ini mengatakan, ada forum tertentu yang pas untuk bicara maupun menjelaskan visi-misi paslon, salah satunya saat debat Pilpres 2024 nanti.
Baca Juga
"Prinsipnya begini, komunikasi harus dijalankan dengan efektif. Itu tidak banyak bicara tapi juga bukan berarti menutup rapat-rapat. Saya melihat bahwa dalam berbagai kesempatan, ada ruang untuk bisa menjelaskan kepada publik, visi misi program unggulan xapres dan cawapres kita," kata AHY di daerah Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (5/12/2023).
Advertisement
"Termasuk secara formal, disiapkan tentunya oleh negara, oleh KPU forum debat, di situlah menurut saya penting untuk kita ikuti bersama," sambungnya.
Dengan begitu, AHY berharap ruang perdebatan di masa kampanye ini tidak hanya sekadar hiburan. Tetapi, lebih mencerahkan rakyat untuk memahami apa yang ditawarkan oleh para paslon.
"Mudah-mudahan bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga mencerahkan, karena pada saatnya rakyat akan lebih memahami apa yang menjadi perjuangan dari masing-masing paslon," ucapnya.
AHY meyakini Prabowo Subianto memiliki visi misi dan program yang sangat bagus. Termasuk program pro rakyat kecil, kaum perempuan, ibu, anak, dan generasi muda dan sebagainya.
"Jadi saya punya keyakinan, saya ikuti dua hari pertama kampanye yang dilakukan Pak Prabowo di Jawa Barat khususnya di Tasikmalaya, khususnya di Wilayah Banten, beliau bisa mengartikulasikan dengan baik, apa yang akan diperjuangkan, dan itu disambut dengan suka cita oleh masyarakat yang ada di sana," katanya memungkasi.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Merdeka.com
Gibran Akui Irit Bicara
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mengakui dirinya irit bicara di masa kampanye Pemilu 2024. Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu memang tak banyak bicara di depan media.
"Ya memang seperti itu (irit bicara)," kata Gibran di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Minggu (3/12/2023).
Gibran tak menjelaskan alasan khsusus mengapa dirinya yang tak banyak bicara di media, seperti cawapres lain. Menurut dia, yang terpenting visi dan misinya Prabowo-Gibran rutin disuarakan setiap hari.
"Tiap hari kan juga sudah menyuarakan visi misi kita," ucap Wali Kota Solo itu," ucap Gibran.
Advertisement
Emil Dardak Sebut Gibran Lebih Suka Mendengar
Sebelumnya, Juru bicara Gibran Rakabuming Raka, Emil Dardak, mengungkap karakter cawapres pendamping Prabowo Subianto itu memang lebih suka mendengar aspirasi masyarakat ketimbang bicara panjang.
Ketua DPD Demokrat ini pun terkesan melihat gaya komunikasi putra sulung Presiden Jokowi itu yang sangat serius setiap mendengar aspirasi masyarakat.
"Orangnya kalem, punya kepedulian tinggi, senang menggali aspirasi warga dengan dialog interaktif. Kalau Mas Gibran sudah bertanya sesuatu, dia akan mendalaminya ketimbang bicara panjang," kata Emil dalam keterangannya, Kamis (30/11/2023).
Wakil Gubernur Jawa Timur ini menjelaskan, cara komunikasi Gibran membuat anak muda lebih tertarik untuk membahas isu pembangunan.
"Gaya Mas Gibran memang cocok menggambarkan pola komunikasi yang disenangi Gen Z, minim retorika dan tidak bicara panjang," ungkapnya.
Gibran Mampu Pahami Masalah di Akar Rumput
Emil terpukau dengan Wali Kota Solo itu yang ternyata memahami permasalahan di akar rumput. Serta mampu menjadi pendengar yang tulus dan serius, bukan hanya basa-basi saat mendengarkan.
"Gibran lebih senang berbicara to the point. Dan dia selalu serius setiap kali mendengar permasalahan warga," ujar Emil.
Eks Bupati Trenggalek ini mencontohkan, saat menghadiri suatu kegiatan, Gibran selalu memastikan para peserta dalam kondisi baik. Jika ada peserta yang belum mendapat tempat duduk atau posisinya kurang pas untuk melihat ke panggung, Gibran akan mengajak hadirin untuk mencari posisi yang aman dan nyaman.
Contohnya, ketika Emil mendampingi Gibran meninjau desa wisata Ketapanrame di Mojokerto. Gibran sangat tertarik mendalami skema usaha yang dikembangkan BUMDes dan peran warga setempat sebagai pemegang saham.
"Pertanyaan Mas Gibran sangat substantif, dari mulai aksesibilitas lokasi, masa balik modal, pola kepemilikan saham, hingga rencana bisnis yang konkret. Mungkin karena berlatar belakang pelaku usaha, jadi Mas Gibran memang serius mendalami skemanya ketimbang memberi motivasi yang bersifat umum," tutur Emil.
Advertisement