Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan, akan melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara bila terpilih menjadi presiden. Ganjar pun mengaku akan menyusun kembali skema pendanaan untuk IKN.
Menurut dia, pembangunan kompleks Istana Kepresidenan dan gedung pemerintah sebaiknya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN. Ganjar mengatakan, karena itu nanti akan menjadi aset negara.
Baca Juga
"Kita prioritaskan adalah kekuatan kita dulu. Kalau kemudian sektor-sektor pemerintah, dalam arti aset yang mesti dibangun, kita optimalkan dari anggaran kita," kata Ganjar saat berkunjung ke IKN, Kamis (7/12/2023).
Advertisement
Ganjar melanjutkan, kedua melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Dalam pembangunan IKN, skema KPBU ini harus menjamin insentif, kemudahan, dan kepastian untuk penanam modal.
"Model public-private partnership, bisa kita berikan, maka mereka mesti kita ajak dan itu cerita insentif, cerita kemudahan, cerita kepastian," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan, IKN adalah cerita masa depan Indonesia tentang modernitas, kemajuan peradaban, partisipasi, ekonomi hijau industri kreatif, industri digital dan masa depan anak-anak maka inilah transformasi Indonesia yang diwujudkan dalam satu area.
"Mudah-mudahan ini memberikan semangat kepada kita semuanya bahwa kita bisa melakukan lompatan itu prinsip visi yang mesti kita dorong bersama untuk mensukseskan IKN ini," ujar dia.
Â
Ganjar Akan Diskusi dengan Jokowi soal IKN
Ganjar mengatakan, Ibu Kota Nusantara pembahasannya pasti sangat panjang. Karena itu, dia akan terus berdiskusi dengan presiden-presiden terdahulu, termasuk Joko Widodo.
Ganjar mengungkapkan ia sangat dekat dengan Jokowi, bahkan dalam beberapa kali kesempatan sering bertukar pikuran tentang IKN.
"Beliau ini punya konsen yang luar biasa. Maka saya tanpa bermaksud mengklaim saya mungkin cukup paham apa yang disampaikan oleh beliau," ucap dia.
Â
Â
Advertisement
Kampanye di IKN, Ganjar: Menunjukkan Komitmen Konsisten Atas Aturan
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Kamis (7/12/2023). Dia merupakan capres yang pertama yang berkampanye ke IKN.
Ganjar mengatakan, kehadirannya untuk menegaskan komitmennya melanjutkan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bila terpilih menjadi presiden masa bakti 2024-2029.
"(Kenapa ke IKN) Untuk menunjukkan sebuah komitmen saja, orang yang konsisten atas pelaksanaan sebuah aturan," kata Ganjar saat bertandang ke titik nol Nusantara.
Ganjar menerangkan, IKN adalah sebuah konsep yang disiapkan sejak zaman Soekarno atau Bung Karno. Ketika itu, sudah ada perencanaan untuk memindahkan Ibukota negara. Namun, belum ada yang merealisasikan dari presiden ke presiden yang lain.
"Dan hari ini sudah dimulai," ujar Ganjar.
Karena itu, Ganjar mengatakan, tugas pemimpin berikutnya lah yang akan meneruskan dan menyiapkan secara matang perencanaannya agar bisa berjalan sesuai dengan harapan.
"Kecanggihan teknologinya tadi sudah dipaparkan, partisipasi masyarakat perlu kita dengarkan dan mudah-mudahan menjadi harapan Indonesia, secara bersama-sama. Inilah kota masa depan yang di design menjadi mimpi, modernitas, kemajuan peradaban sekaligus bagaimana kita bicara mimpi mimpi anak bangsa," ujar Ganjar.
Ganjar Didampingi Influencer Pantau IKN
Ganjar didampingi sejumlah influencer turut memantau bangunan yang sudah berdiri di IKN. Salah satu yang dikunjunginya adalah Rumah Teknologi Nusantara.
Di sana, Ganjar melihat berbagai teknologi yang akan diaplikasikan ke IKN. Dia mengaku takjub dengan perencanaan yang telah disusun oleh pemerintah sebelumnya.
"Jadi sebuah konsep yang menurut saya mendekati sempurna dan kalau itu didukung oleh semuanya akan ada wow effect yang bisa didapatkan bangsa indonesia," ujar dia.
Disinggung pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) bila terpilih menjadi Presiden, Ganjar menjelaskan, semua dihitung dengan perencanaan yang matang dan ekosistem harus disiapkan.
"Kemudian semua harus melalui proses yang benar tepat sehingga semua terukur. Sehingga saya kira kalau masyarakat kemarin kita tanya 30 tahun itu waktu yang cukup, maka transformasi menuju 30 tahun itu yang harus kita siapkan dengan baik. Bahkan awal dari transisi," ujar dia.
Advertisement