Sukses

Sambangi Rumah Pemenangan Jawara Banten, Mahfud: Ingatkan Kalau Saya Melenceng

Mahfud menyatakan memiliki komitmen untuk berjuang bersama untuk kemajuan Indonesia.

Liputan6.com, Banten - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga Mahfud Md menyambangi Rumah Pemenangan Ganjar-Mahfud di Desa Warunggunung Lebak, Banten, dalam rangka berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dia pun meminta dukungan selama berada di jalan kebenaran, serta diingatkan jika melenceng.

“Saya tidak panjang lebar, saya hanya ingin mengatakan sampai saat ini saya terus akan berjuang, terus berjuang untuk menegakkan kebenaran sesuai dengan keyakinan dan kemampuan yang bisa saya lakukan,” tutur Mahfud di lokasi, Rabu (13/12/2023).

Dukungan dari keluarga Jawara Gapura Nusantara, lanjut Mahfud, merupakan tambahan kekuatan untuknya berjuang. Sebab, tujuannya sama yakni ingin menegakkan keadilan dan mewujudkan Indonesia makmur.

“Saya tentu merasa terikat untuk terus membawa semangat kejawaraan Banten untuk menegakkan kebenaran dari hati Saya meminta dukungan sejauh saya masih berada dalam garis kebenaran. Begitu saya agak melenceng, silakan diingatkan dan tentu saja bisa diberi sanksi sesuai di jawara ini,” jelas dia.

Mahfud menyatakan memiliki komitmen untuk berjuang bersama untuk kemajuan Indonesia.

“Fokus saya adalah menegakkan keadilan untuk masyarakat, untuk mewujudkan Indonesia Maju adalah sesudah kita Indonesia merdeka bersatu berdaulat secara sulit, maka prasyarat berikutnya adalah harus tegaknya hukum dan keadilan. Tanpa hukum dan keadilan yang tegak Indonesia tidak akan mencapai keemasan,” Mahfud menandaskan.

2 dari 2 halaman

Mahfud Md soal Wujudkan Keadilan

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md menyatakan berfokus mewujudkan keadilan di Indonesia. Langkah yang mesti dilakukan menurutnya adalah menegakkan aturan hukum dengan benar.

“Dimulai dari penegak hukumnya. Itu saja. Kalau mau diurai itu panjang, satu kuliah enggak cukup. Pokoknya dimulai dari penengak hukumnya. Karena hukum itu ada tiga,” tutur Mahfud di Universitas Faletehan, Cilegon, Serang, Banten, Rabu (13/12/2023).

“Satu, sistem aturannya. Dua, sistem penegakkannya. Tiga, sistem budayanya. Nah kita dari penegakannya, kalau aturannya sudah benar,” sambungnya.

Mahfud menilai, sebuah negara bisa pecah jika hukum dan keadilan tidak ditegakkan. Hal itu pun berdasarkan sejarah kehidupan manusia di dunia.

“Kalau negara tidak adil, bubar. Sewenang-wenang, bubar,” jelas dia.

Jika sampai pada kondisi disorientasi, lanjutnya, maka akan terjadi ketidakpercayaan yang jika dibiarkan dapat menimbulkan pembangkangan masyarakat.

“Lihat saja masyarakat kalau hukumnya tidak adil, polisi dilawan, jaksanya dilawan, pemerintahnya dilawan, kalau disobedience ini dibiarkan terus, rakyat dibiarkan menderita maka terjadi disintegrasi,” Mahfud menandaskan.