Liputan6.com, Depok - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku siap mundur di tengah jalan jika tidak mampu bekerja keras saat menjabat sebagai wakil presiden (Wapres) RI periode 2024-2029 mendatang.
Cak Imin mengatakan demikian dalam acara Slepet Imin di Depok, Selasa (19/12/2023). Menurut dia, jika ingin menjadi pejabat di pemerintah, termasuk wakil presiden, harus bisa bekerja dengan baik dan benar.
Baca Juga
"Jangan pernah ada seorang yang mau dan berani menjabat jabatan publik, tidak memberikan solusi dan harapan apapun," ujar Cak Imin dalam acara Slepet Imin, Depok, Jawa Barat, Selasa (19/12/2023).
Advertisement
Oleh sebab itu, Ketua Umum PKB itu berjanji akan bekerja sepenuh hati bersama Anies Baswedan jika nantinya menang dalam Pilpres 2024. Bahkan, Cak Imin mengaku siap mundur jika tidak mampu bekerja keras untuk masyarakat.
"Karena itu, saya nanti bertekad sama Mas Anies, kalau terpilih akan benar-benar kerja all out dan kalau enggak berguna siap mundur di tengah jalan. Jadi harus all out, enggak ada gunanya kita punya amanah kalau tidak total di dalam pengabdian dan memberi solusi," kata dia.
Cak Imin berharap perjuangan bersama Anies untuk mewujudkan meritokrasi di pemerintahan Indonesia dapat terwujud. Dia mengaku menginginkan Indonesia lebih baik di masa depan.
"Malah kita ingin, duet ini, dwitunggal ini adalah dwitunggal yang benar-benar memberi warna baru cara kerja pemerintahan dan masa depan Indonesia," kata Muhaimin Iskandar.
Cak Imin Diminat Kritik Wapres Ma'ruf Amin
Dalam acara Slepet Imin itu, Muhaimin juga diminta untuk mengkritik Wapres RI Ma'ruf Amin oleh salah satu penanya. Politikus yang akrab disapa Cak Imin ini berseloroh bahwa pertanyaan tersebut berbahaya.
"Gus kan sekarang Cak Imin menginginkan perubahan, oposisi dan mau jadi Cawapres. Apa kritik Gus Imin untuk wapres saat ini, dan kira-kira inovasi atau perubahan yang akan dibawa pemerintahan saat ini?" kata penanya kepada Cak Imin.
"Ini pertanyaan yang bahaya ini. Mengoreksi, menilai," jawab Cak Imin.
Ketua umum PKB ini tidak ingin secara spesifik mengomentari sosok Wapres Ma'ruf Amin. Tetapi ia menyatakan bersama Anies Baswedan bertekad untuk membawa perubahan.
Pengalaman Cak Imin menjadi pendukung pemerintah, tidak ada hal yang bisa dikerjakan secara maksimal bila bukan menjadi pengambilan keputusan tertinggi yaitu presiden dan wakil presiden.
Advertisement
Cak Imin Bicara Pengalaman di Pemerintahan
Cak Imin bicara hal ini dari pengalamannya menjadi menteri di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Karena ketika saya bersama koalisi pemerintah bersama Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin bersama 10 tahun dalam legislatif maupun eksekutif kesimpulannya sama tidak akan ada yang mampu kita lakukan secara maksimal," katanya.
"Saya menjadi menteri tenaga kerja selama lima tahun banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menolong dan membantu tenaga kerja kita supaya mendapatkan hak normatifnya sekaligus ruang kerja yang betul-betul sesuai dengan apa yang menjadi harapan tumbuh kembangnya produktivitas tenaga kerja kita," lanjut Cak Imin.
Â
Cak Imin Yakin Bisa Bawa Perubahan Jika Pegang Kekuasaan
Maka, Cak Imin yakin dengan memegang jabatan sebagai orang nomor dua di Indonesia bakal bisa membawa perubahan.
"Semua sudah kita usahakan dan nampaknya hanya ada satu jalan supaya semua terwujud kita harus pegang kekuasaan tertinggi baru kita bisa mengubah apa yang sudah terjadi dan terlaksana hari ini. Perubahan dari koalisi yang ada itu adalah bagian dari penyempurnakan sekaligus mengoreksi dan diganti dengan yang baru," kata wakil ketua DPR RI ini.
Tak puas, si penanya menilai jawaban Cak Imin terlalu politis. Cak Imin pun menanggapi santai kritikan terhadap.
"Terlalu politis jawabannya," kata penanya.
"Bahaya," jawab Cak Imin sambil tertawa.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Merdeka.com
Advertisement