Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai, proses Pemilu penting untuk berfokus pada isu-isu kunci dalam demokrasi. Untuk itu ia meminta semua pihak penyelenggara, pengawas, dan peserta Pemilu, mempertahankan integritasnya.
"Saya kira yang penting itu memang tidak ada perilaku-perilaku yang kurang demokratis, baik dari penyelenggara Pemilu, dari aparat, termasuk dari peserta Pemilu itu sendiri, jangan ada juga perilaku yang tidak sehat. Kalau semua berjalan baik, saya kira diharapkan hasilnya juga baik," ungkap Ma’ruf dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (28/12/2023).
Baca Juga
Dia juga menggarisbawahi perlunya penguatan isu-isu krusial pada debat capres-cawapres. Menurutnya perlu tanya jawab terfokus, seperti terkait masalah HAM, demokrasi, pendidikan, dan kemiskinan.
Advertisement
"Sebenarnya seperti itu yang diharapkan, ada pertanyaan kemudian dijawab, tetapi per isu saja. Misalnya isu HAM diperdebatkan berapa lama kemudian istirahat, isu demokrasi, pendidikan, kemiskinan. Saya kira begitu," kata Ma’ruf.
Mengenai debat saat ini, Ma'ruf menilai tidak ada perbedaan signifikan dengan debat saat dirinya menjadi cawapres pada Pilpres sebelumnya. Hanya saja, para pengamat menyampaikan pandangan untuk peningkatan kualitas pada debat-debat mendatang.
"Dari banyak pengamat itu memang ada yang mengkritisi. Misalnya panelis tidak bisa memperdalam pertanyaan, dan sebagainya. Saya kira banyak pandangan yang ingin lebih baik lagi (ke depan),” ujarnya.
Selanjutnya, kepada KPU, Ma'ruf berpesan agar terus bersikap adil kepada seluruh kontestan. Hal ini sebagai upaya menghindari munculnya protes-protes yang dapat berujung konflik di kemudian hari.
"Penyelenggara Pemilu harus betul-betul adil kepada semua. Jangan sampai ada yang terkesan ada yang dibedakan, sehingga muncul protes-protes," tegas dia.
Ma'ruf Tegaskan Netral
Sementara saat ditanya soal posisinya dalam Pemilu kali ini, Ma'ruf menegaskan bersikap netral sebagai Wakil Presiden. Namun, sebagai pribadi dan warga negara yang memiliki hak pilih, ia akan menentukan pilihannya nanti di TPS.
"Saya menyebutnya kalau bahasa kiai itu namanya amrun syakhshiyun qolbiyun, itu persoalan hati dan personal. Karena itu saya tuangkan untuk di publik, saya bersikap netral. Saya tidak akan menunjukkan endorsment kepada calon tertentu," kaya dia.
Sesuai perintah agama, tutur Ma'ruf, dirinya hanya akan mengimbau umat untuk memilih para calon pemimpin yang terbaik (afdhal).
"[Sebab] kalau memilih yang tidak afdhal [padahal] ada yang afdhal, dalam agama disebut berkhianat kepada Allah, kepada Rasul, dan kepada masyarakat," ujarnya.
Mengenai apakah dia akan mengarahkan sanak keluarganya untuk memilih calon tertentu, Ma'ruf menegaskan bahwa ia membebaskan anggota keluarganya, termasuk putra-putrinya untuk memilih capres-cawapres sesuai dengan kriterianya masing-masing.
"Saya persilakan kepada anak-anak mau memilih ke mana. Mereka sudah punya ukuran-ukuran sendiri," pungkas Ma'ruf.
Advertisement