Sukses

Jelang Debat Capres, Ganjar Soroti Nasib Pekerja Migran Indonesia

Ganjar mengaku pernah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Saat itu, ia mengamini nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak boleh diabaikan.

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menyelenggarkan debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres 2024). Adapun, tema debat kali ini mengenai pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku akan fokus membahas panjang lebar mengenai nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang menurut dia perlu mendapat perhatian.

"Jangan salah ya, kita bicara muluk-muluk, tinggi-tinggi, tapi pekerja migran kita enggak diurus, hati-hati," kata Ganjar di Kabupaten Demak, Selasa (2/1/2024).

Ganjar mengaku pernah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Saat itu, ia mengamini nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak boleh diabaikan.

"Karena Kementerian Luar Negeri selama ini punya perhatian yang bagus soal itu. Saya pernah berbincang dengan Ibu Menlu dan ternyata problem besar kita di luar negeri terkait dengan kepentingan nasional adalah pada pekerja migran. Ini yang penting," ujar dia.

"Kalau ada isu perbatasan, lalu ada apa namanya isu organisasi internasional, banyak sebenarnya," sambung Ganjar.

Terkait pertahanan, Ganjar menyinggung soal alutsista dan kebutuhan dasar yang mesti terpernuhi. Menurut Ganjar, modernisasi alutsista juga harus dibarengi dengan peningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM). Karena dua hal itu saling berkaitan satu sama lain.

"Maka darat, laut, udara, sekarang mesti kita siapkan sungguh-sungguh. Dan yang kita tanya adalah penggunanya, jangan sampai penggunanya tidak siap. Maka kalau kita mau bicara transisi alutsista, maka transisinya jangan kejauhan, karena peralatan alutsista makin hari makin modern," ucap dia.

Sementara itu, mengenai bicara industri pertahanan dalam negeri, Ganjar berpendapat, saat ini Indonesia telah mampu memproduksi alutsista sendiri. Itu, kata dia harus terus didukung.

"Kalau lah kebutuhan itu tinggi kan lebih baik produksi juga ada dalam negeri, salah satu contoh. Tapi dari sisi politik luar negerinyang lain, memang ada yang kepentingannya langsung terkait dengan kondisi nasional kita," ujar Ganjar.

2 dari 2 halaman

Survei ICRC di Akhir Desember 2023, Elektabilitas Ganjar-Mahfud Tempel Prabowo-Gibran

Lembaga Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) menyampaikan temuan terbarunya, terkait elektabilitas Pilpres 2024. Hasilnya, dari data yang dihimpun saat penghujung tahun 2023 mencatatkan Ganjar Pranowo-Mahfud Md menempel paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Paslon Ganjar-Mahfud berada di urutan kedua dengan capaian 29,1 persen, menempel Prabowo-Gibran di urutan pertama dengan hasil 39,4 persen. Sementara paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di urutan 3 dengan 25,6 persen," tulis Direktur Eksekutif ICRC, Hadi Suprapto Rusli dalam keterangan pers diterima, Selasa (2/1/2024).

Hadi menambahkan, pada surveinya kali ini responden yang belum menentukan pilihan atau undecided ada sebanyak 4,4 persen, dan 1,0 persen mengaku merahasiakan jawabannya dan responden yang mengaku tidak tahu atau tidak mau menjawab sebesar 0,5 persen. Sehingga jika ditotal jumlahnya adalah 5,9 persen.

Hadi menjelaskan, dari pemetaan suara surveinya diketahui suara paslon Ganjar-Mahfud tidak terlalu cukup kuat di Jawa Barat. Dengan demikian, Ganjar-Mahfud harus mampu mempertahankan raihan suara di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di angka 55,9 persen.

"Jika nanti Ganjar mampu melaksanakan segala potensinya di Jawa Barat saya kira akan memberikan dampak untuk masuk ke putaran kedua," yakin Hadi.

Hadi masih percaya, Pilpres 2024 dilakukan dalam dua putaran. Hal itu terlihat dari survei yang dilakukannya di penghujung tahun 2023.

Metode Survei

Diketahui, populasi survei ICRC adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.

Jumlah responden pada survei ini sebanyak 1.230 orang, dengan margin of error sebesar ±2,79 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 95 persen.

Video Terkini