Â
Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat capres cawapres ketiga di Istora Senayan pukul 19.00 WIB. Tema debat capres kali ini adalah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik dan Politik Luar Negeri.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC), Ahmad Khoirul Umam, tema debat tentang pertahanan-keamanan dan geopolitik memang cenderung menjadi Prabowo banget. Selain sebagai Menhan, Prabowo merupakan satu-satunya Capres dari latar belakang militer di antara kandidat lain yang berlatar belakang sipil.
Advertisement
"Sehingga, jika Capres 02 mampu mendominasi materi debat, maka Capres 01 dan 03 bisa dibuat menjadi 'belimbing sayur' yang siap dilumat oleh 02," kata dia kepada wartawan, Minggu (7/1/2024).
Kendati demikian, hal itu justru membuat Anies dan Ganjar tidak punya beban. Bahkan, jika Anies dan Ganjar bisa mengimbangi Prabowo atau bahkan tampil lebih impresif, Capres 01 dan 03 bisa mencuri poin dari ancaman dominasi 02.
"Terlebih, di kubu 01, Anies juga memiliki international exposure yang tinggi dan juga didampingi banyak purnawirawan Jenderal yang tidak satu gerbong dengan Jokowi dan Prabowo, termasuk Kapten Timnas Amin yang juga purnawirawan TNI AU," ujar dia.
Sementara itu, lanjut dia, di belakang Ganjar ada banyak tokoh seperti mantan Panglima TNI Andika Perkasa, mantan Gubernur Lemhannas, dan lainnya. Artinya, Capres 01 dan 03 punya bekal dan tidak boleh dipandang sebelah mata oleh kubu 02.
"Materi serangan 01 dan 03 tampaknya akan banyak diarahkan pada aspek netralitas dan independensi TNI-POLRI; akuntabilitas anggaran pertahanan, hingga transparansi pengadaan alat utama sistem persenjataan," kata dia.
Menurut Umam, dalam merespons itu, kubu 02 telah mencoba menciptakan barikade dan strategi penyelamatan, termasuk dengan menunda, bukan menghentikan pembelian pesawat Mirage dari Qatar yang diduga kubu 03 menyimpan potensi mark up anggaran pengadaan Alutsista. Perdebatan tentang anggaran pertahahan yang dianggap terlampaui tinggi di saat tidak ada ancaman militer eksternal langsung, tampaknya juga akan diperdebatkan.
"Sebagai Menhan, Prabowo tentu bisa menggunakan alasan doktrin militer "Sivis Pacem Para Bellum" sebagai argumen mengapa anggaran pertahanan tetap tinggi, namun penjelasan detail terkait prioritas pembangunan kapasitas pertahanan nasional tetaplah dibutuhkan," jelas Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini.
Tentang Sikap Politik Luar Negeri
Menurutnya, klaim tentang sikap politik luar negeri Indonesia ihwal kemerdekaan Palestina, kutukan pada Israel, respons terhadap rivalitas dua super power (AS-China) di kawasan Indo-Pasifik, termasuk melemahnya soliditas ASEAN juga akan menjadi fokus perdebatan. Yang terpenting, Capres harus bisa menjelaskan agar kebijakan politik luar negeri Indonesia harus betul-betul nyambung dengan kepentingan nasional di dalam negeri.
"Karena itu, jika Capres-Cawapres ingin mendapatkan poin kuat dalam debat kali ini, maka penjelasan tentang strategi diplomasi ekonomi dan perdagangan harus menjadi mendapatkan perhatian khusus, agar kebijakan Polugri Capres-Cawapres nanti berdampak betul pada ekonomi dan kesejahteraan rakyat di dalam negeri, khususnya sektor UMKM nasional yang menyerap 90 persen lebih tenaga kerja kita," ujar dia.Â
Terkait dengan elektabilitas Prabowo-Gibran, saat ini disebutnya relatif sudah terkonsolidasi, meskipun dibutuhkan kerja ekstra keras untuk mencapai target menang satu putaran. Agar bisa tampil kompetitif, pasangan Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud harus menciptakan banyak poin melalui debat ketiga ini.
"Agar bisa menciptakan poin politik, besar kemungkinan Anies dan Ganjar akan kembali menggunakan strategi komunikasi menyerang (offensive), sedangkan Prabowo akan cenderung defensif atau bertahan," ujar dia.
Advertisement