Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendapat pertanyaan terkait cara menentukan posisi menteri apabila ia menang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ganjar menjelaskan ada dua cara untuk menentukan menteri kabinetnya. Pertama kabinet ahli atau profesional, dan kedua dari parpol.
Baca Juga
Menurut Ganjar, menteri dari ahli bisa ditentukan lebih cepat atau sejak hasil penghitungan cepat (quick count) suara keluar pada 14 Februari 2024 mendatang, hingga sebelum masa pelantikan.
Advertisement
"Kabinet ahli ini memang mesti didorong mulai sekarang. Kalau 14 Februari sore sudah ada quick count yang kemudian menang satu putaran, maka ada waktu delapan bulan untuk menyiapkan," kata Ganjar pada acara Demokr(e)asi, Senin (8/1/2024) malam.
"Hari ini sudah kita cicil, sudah menghitung betul secara teknokratis, kalau kemudian mau kita lakukan sebuah tindakan sat set," sambung Ganjar.
Ganjar mengklaim, banyak tokoh ahli atau profesional yang siap membantunya di kabinet jika memenangi Pilpres 2024. “Ada orangnya? Banyak,” kata dia.
Buat Kualifikasi Khusus bagi Calon Menteri dari Parpol
Sementara untuk menteri dari parpol, dirinya akan menyampaikan kualifikasi dan syarat ke partai politik pendukung. Apabila tidak sesuai klarifikasi, maka ia tak segan mencoretnya langsung.
"Kalau kemudian kita bicara di partai gimana? Oke, partai ikut dengan kami dan kami butuh kualifikasi ini, silahkan anda cari Kalau tidak dapet? Saya coret ya, anda cari lagi, begitu," kata dia.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu, juga berencana membuat Key Performance Indicator (KPI) di kabinet, sehingga bisa melakukan evaluasi rutin para pembantunya.
"Sebenarnya di depan kita bisa membuat KPI kabinet, kalau KPI kabinet kita buat dan kemudian publik diminta menilai," kata dia.
Advertisement
Ganjar Dinilai Dominasi Panggung Debat Ketiga
Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo tampil memukau dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1). Analis politik Citra Institute, Yusak Farchan memandang Ganjar bahkan unggul dibanding kedua kompetitornya.
"Pak Ganjar saya kira tampil cukup sangat baik sekali dari awal sampai akhir. Bahkan tampil percaya diri. Dari sisi kostum saja, Ganjar menggunakan jaket militer. Dia juga menguasai isu-isu soal geopolitik dan terlihat sangat menguasai dengan baik ancaman yang berpotensi datang ke Indonesia. Bukan hanya ancaman real melalui darat, udara dan laut dan siber Cukup rinci menjelaskannya," kata Yusak, Senin (8/1/2024).
Debat ketiga mempertemukan para kandidat presiden, yakni Ganjar, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Tema yang diambil ialah hubungan internasional, pertahanan, keamanan, globalisasi, dan geopolitik. Tema itu seharusnya menguntungkan Prabowo yang saat ini berstatus sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Prabowo Melempem Diserang Anies dan Ganjar
Namun, menurut Yusak, Prabowo tampil melempem. Alih-alih memaparkan kinerjanya sebagai Menhan yang bisa jadi poin positif bagi publik, Prabowo malah kebanyakan sibuk menangkis serangan-serangan dari dua kompetitornya. Dalam sesi tanya jawab antara kandidat, Prabowo pun tak mampu menjawab lugas.
"Pak Ganjar dan Pak Anies tampil cenderung ofensif. Karena ini memang kesempatan emas untuk menguliti Pak Prabowo. Memang kita lihat Pak Prabowo menjadi sasaran empuk atas strategi ofensif Pak Ganjar dan Pak Anies. Pak Prabowo dikuliti di tema yang semestinya dia kuasai," ucap Yusak.
Salah satu segmen paling menarik, kata Yusak, ialah ketika Prabowo menyinggung argumentasi Ganjar dan Anies yang tidak menggunakan data akurat. Namun, Prabowo juga tidak sanggup menyajikan data ketika ditantang Ganjar dan Anies. Prabowo malah menawarkan diskusi di luar sesi debat KPU.
"Terkait dengan serapan anggaran ataupun MEF yang belum memenuhi target sekalipun itu sudah dijawab Pak Prabowo. Salah satunya karena banyak pemangkasan anggaran. Tetapi, akan lebih bagus lagi kalau Pak Prabowo bisa menyuguhkan data pembanding yang real sebagai sesuatu yang objektif," kata Yusak.
Advertisement