Sukses

Singgung Wadas hingga Semen Rembang, Ganjar: Kami Amankan karena Itu Punya BUMN, Risikonya Jadi Negatif

Untuk kasus Wadas, Ganjar mengaku ambil tanggung jawab dan tidak mempersoalkan saat disalahkan masyarakat, saat proyek itu berjalan.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan siap melanjutkan estafet kepemimpinan dan program Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia mencontohkan bukti dirinya menjalankan program pusat, meski mendapatkan risiko, yakni sentimen negatif dari masyarakat.

Ia menyinggung pembangunan tambang batu andesit di Wadas dan pabrik semen Rembang di Jawa Tengah di mana ia pasang badan agar proyek bisa terus berlanjut.

"Kami amankan seluruh pekerjaan. Mau saya sebut di Jawa Tengah? Di demo pertama saya adalah Pabrik Semen di Rembang, kami amankan, karena itu punya BUMN, biarkan kami ambil seluruh tanggung jawabnya, dengan catatan mungkin Ganjar menjadi negatif," kata Ganjar di Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).

Untuk kasus Wadas, ia mengaku ambil tanggung jawab dan tidak mempersoalkan saat disalahkan masyarakat, saat proyek itu berjalan.

"Wadas, saya amankan itu karena belasan tahun tidak pernah jadi dan pemerintahan harus menyelesaikan. Saya ambil tanggung jawabnya, tertuduhnya saya tidak apa-apa, tapi tugas saya menyelesaikan persoalan ketika persoalan itu muncul," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, sudah menjadi tugasnya untuk membereskan proyek yang mandek atau yang kurang baik. "Artinya apa? Tugas saya harus membereskan yang tidak baik atau kurang baik, tugas kami memperbaiki," ucap Ganjar.

Oleh karena itu, Ganjar menegaskan tak perlu ragu akan keberlanjutan kepemimpinan dan program pemerintah, jika ia terpilih pada Pilpres 2024.

"Jadi sebenarnya jelas sustainability tidak pernah ragu soal itu karena kan pasangan pilpres dua periode terakhir kami dukung terus," pungkas Ganjar.

 

2 dari 3 halaman

Ganjar Pranowo Temui Petani Tebu di Nganjuk, Dicurhati soal Impor Gula

Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo, menemui dan menerima keluhan para petani tebu, di Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).

Salah satu keluhan petani adalah soal impor gula. Ganjar menyatakan seharusnya Indonesia tidak mengutamakan impor produk bahan pangan yang juga ada di dalam negeri.

"Kalau kita mau impor, perhatikan dulu produk yang ada di dalam negeri," kata Ganjar di hadapan para petani.

Politikus PDIP Ini berjanji akan memprioritaskan produk dalam negeri dan meminimalisasi impor, salah satunya impor gula.

"Mbok kalau impor gula itu, tebu petaninya dibeli lebih dulu. Jangan sampai kebutuhannya lebih berat impor, maka kita tidak akan pernah mandiri," kata Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga berjanji akan menyeimbangkan neraca impor gula agar produksi dalam negeri tidak kalah, dan membuat petani Indonesia tetap menjadi utama.

"Petani dalam negeri mendapatkan tempat yang utama dan pertama," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Ganjar Mencatat Seluruh Keluhan Petani

Saat ini, Ganjar sudah menginstruksikan timnya untuk mencatat seluruh keluhan para petani tebu.

Adapun keluhan para petani, yaitu tentang tidak meratanya alokasi pupuk, bibit tanam dan modal.

"Saya titip saja beberapa poin-poin tadi itu, nggih. Nanti tim saya dari sini atau Pak Agus nanti bisa nyatat, agar kita bisa bahas, agar kita bisa komunikasikan lebih lanjut," ujar dia.

"Sehingga masing-masing mulai dari bibit, pupuk, bagaimana menjaga rendemen tinggi, permodalan, sehingga semuanya akan bisa tertangani dengan baik," sambung Ganjar.

Â