Sukses

Gencar Kampanye di Jateng, Ganjar Pranowo Akui Adanya Intimidasi

Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengakui dirinya mendengar adanya intimidasi yang terjadi di daerah Jawa Tengah (Jateng). Atas dasar itu, mantan Gubernur Jateng ini menggencarkan kampanye di Jateng.

Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengakui dirinya mendengar adanya intimidasi yang terjadi di daerah Jawa Tengah (Jateng).

Atas dasar itu, mantan Gubernur Jateng ini menggencarkan kampanye di Jateng.

"Kan sudah ada cerita, kades mau diperiksa, kan ada cerita di Batubara, kan ada rekamannya, kita tunggu siapa, apa mereka yang berkompeten untuk memeriksa itu untuk memastikan itu, periksa saja, benar enggak itu? Kalau itu jawabannya iya itu termasuk TSM enggak itu? Apakah termasuk terstuktur, sistematis, masif," ujar Ganjar kampanye di Purbalingga, Jateng, Senin (15/1/2024).

Ganjar menyebut, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud sudah membuka posko berkaitan adanya intimidasi tersebut. Posko sengaja dibuka agar para pihak yang menerima intimidasi berani melaporkannya.

"Maka kita buka posko-posko itu agar ada laporan-laporan yang masuk kepada kita, jadi indikatornya sudah ada, masa kita enggak mengatakan enggak, gitu yah," kata dia.

Ganjar mengaku sudah banyak menerima laporan berkaitan adanya intimidasi tersebut. Namun, demikian, Ganjar menyebut laporan yang masuk harus kembali diverifikasi kembali.

"Banyak, biar nanti TPN, TPD, atau TPC yang menindaklanjuti, jadi semua yang dilaporkan ke kami, kita cluster, kita verifikasi benar atau tidak, sehingga mereka akan menindaklanjuti, kita positive thinking saja, tapi dengan cerita yang muncul di banyak tempat maka kita akan waspada, kita tunjukan kepada publik, awas lho ya kalau tidak fair masyarakat akan melakukan responsnya," kata dia.

 

2 dari 3 halaman

Sekjen PDIP Sebut Ada Pj Kepala Daeerah Dicopot

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim sejumlah penjabat (Pj) kepala daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur dicopot karena tidak mau berpihak ke pasangan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.

Menurutnya, kepala daerah yang dicopot itu diminta untuk berpihak ke Prabowo-Gibran. Meski demikian, mereka tetap ingin independen menjelaskan tugasnya.

"Ada pj-pj yang sebenarnya netral, tetapi kemudian karena tidak mau menjalankan suatu keberpihakan kepada 02 (Prabowo-Gibran), itu diganti. Itu terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah, juga di Jawa Timur," ujar Hasto di Istora Senayan, Jakarta, Minggu.

Dia meyakini tindakan-tindakan intimidasi yang digunakan oleh kubu Prabowo-Gibran seperti mencopot Pj kepala daerah tidak akan berpengaruh. Sebab, masyarakat Indonesia yang menyaksikan berbagai intimidasi malah akan berbalik melawan Prabowo-Gibran.

 

3 dari 3 halaman

Mempercayai Mitologi Ratu Adil

Hasto mengingatkan bahwa banyak masyarakat yang mempercayai mitologi Ratu Adil. Oleh sebab itu, ketika rakyat ditekan malah akan memberikan perlawanan.

"Saat ini ada fenomena unspoken voters (pemilih yang belum menentukan pilihan), mereka akan menyampaikan suaranya kepada Ganjar-Mahfud pada saat ke TPS (tempat pemilihan suara). Kekuatan diam ini yang menjadi kunci dari kemenangan Pak Ganjar dan Pak Mahfud," katanya.

Sebelumnya, Hasto juga mengungkapkan calon presiden Ganjar Pranowo rajin berkampanye di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena di dua provinsi pendukungnya banyak menerima intimidasi.

Bentuk intimidasi yang dimaksudnya terjadi kepada kepala desa. Bahkan, intimidasi itu sudah bersebaran di media sosial berbagai rekaman yang menunjukkan oknum-oknum TNI, Polri, Kejaksaan yang menunjukkan ketidaknetralan.