Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini beredar rekaman video Ustaz Abu Bakar Ba'asyir mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Video dukungan Abu Bakar Ba'asyir itu beredar di akun TikTok @aniesvisioner. Dalam rekaman, Abu Bakar Ba'asyir menjelaskan Pilpres bukan sekedar ideologi, melainkan sebuah alat yang bertujuan untuk membela Islam.
Baca Juga
"Pilpres itu bukan ideologi tapi adalah alat, maka kalau memang tujuan kita ikut Pilpres untuk membela Islam itu boleh. Jadi, kita perlu mengikut Pilpres ini untuk membela Islam, caranya memilih presiden yang paham Islam," kata Abu Bakar Ba'asyir dalam video.
Advertisement
Oleh karena itu, dia memandang memilih capres yang paham dengan Islam menjadi salah satu cara untuk membela Islam. Abu Bakar Ba'asyir mengeklaim ketimbang paslon lainnya, pasangan AMIN yang paham Islam.
Juru Bicara (Jubir) Timnas AMIN Muhammad Ramli Rahim pun angkat bicara menanggapi dukungan yang datang dari Abu Bakar Ba'asyir. Ramli menyatakan, semua warga negara Indonesia punya hak untuk memberikan dukungan ke paslon mana pun.
"Siapa pun berhak mendukung mas Anies dan Cak Imin bang, apalagi jika yang bersangkutan punya hak pilih, yang tidak punya hak pilih saja boleh dukung Anies," kata Ramli dalam keterangan tertulis, diterima Senin 15 Januari 2024.
Menurut Ramli, capres dan cawapres yang mendapatkan dukungan tidak bisa menolak dukungan yang diberikan elemen masyarakat mana pun.
Berikut sederet fakta terkait Abu Bakar Ba'asyir mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024 dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Beredar Video Dukungan Abu Bakar Ba'asyir kepada Anies-Cak Imin
Beredar rekaman video Ustaz Abu Bakar Ba'asyir mendukung pasangan calon presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar beredar di akun TikTok @aniesvisioner.
Dalam rekaman yang beredar itu, Abu Bakar Ba'asyir menjelaskan Pilpres bukan sekedar ideologi, melainkan sebuah alat yang bertujuan untuk membela Islam.
"Pilpres itu bukan ideologi tapi adalah alat, maka kalau memang tujuan kita ikut Pilpres untuk membela Islam itu boleh. Jadi, kita perlu mengikut Pilpres ini untuk membela Islam, caranya memilih presiden yang paham Islam," kata Abu Bakar Ba'asyir.
Oleh sebab itu, dia memandang memilih capres yang paham dengan Islam menjadi salah satu cara untuk membela Islam. Dia mengeklaim ketimbang paslon lainnya, pasangan AMIN yang paham Islam
"Calon kita yang paham Islam hanya satu yaitu yang nomor satu namanya Anies Baswedan, itu yang wajib kita pilih. Karena nanti kalau dia terpilih, ditakdirkan menjadi presiden, InsyaAllah banyak menguntungkan Islam, dia akan berusaha untuk mengatur negara ini dengan hukum-hukum Islam semampunya," kata dia.
"Itu lah, saya berpendapat kita harus mengikuti pilpres ini, tapi tujuan kita untuk Islam, bukan untuk mengikuti Undang-Undang negara," jelas dia.
Â
Advertisement
2. Jubir Timnas AMIN Bebas Siapapun Mendukung
Juru Bicara (Jubir) Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) Muhammad Ramli Rahim menanggapi dukungan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir kepada pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Adapun dukungan Abu Bakar Ba'asyir untuk AMIN beredar di sosial media X atau sebelumnya dikenal Twitter. Ramli menyatakan, semua warga negara Indonesia punya hak untuk memberikan dukungan ke paslon manapun.
"Siapapun berhak mendukung mas Anies dan Cak Imin bang, apalagi jika yang bersangkutan punya hak pilih, yang tidak punya hak pilih saja boleh dukung Anies," kata Ramli dalam keterangan tertulis, diterima Senin 15 Januari 2024.
Â
3. Tegaskan AMIN Tak Bisa Tolak Dukungan yang Datang
Menurut Ramli, capres dan cawapres yang mendapatkan dukungan tidak bisa menolak dukungan yang diberikan elemen masyarakat manapun.
"Jadi jangan dihubung-hubungkan bahwa jika si A mendukung capres B maka dia radikal, ini politik identitas atau apapun," kata Ramli.
Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) ini memberikan gambaran, jika ada capres-cawapres yang perolehan suaranya menang di lapas narkoba, maka tak lantas disebut sebagai bagian dari peredaran narkotika.
"Begitupun jika ada capres menang di lapas mayoritas koruptor seperti Lapas Sukamiskin maka apakah kita akan mengambil kesimpulan bahwa capresnya koruptor. Jelas tidak," tandas Ramli.
Advertisement