Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 01, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, berjanji akan melakukan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan kelompok-kelompok rentan agar tidak tertinggal jika terpilih di pilpres 2024.
"Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah tidak ada satu pun yang ditinggalkan. Dari petani, penternak, nelayan, masyarakat adat dan seluruh kelompok rentan lainnya. Pembangunan berkelanjutan jangan diabaikan," kata Cak Imin dalam closing statement di debat cawapres, Minggu malam (21/1/2024).
Kritik itu dilayangkan Cak Imin atas kondisi pembangunan berkelanjutan yang saat ini terkesan diabaikan. Sebab banyak pihak malah sibuk mengurusi kekuasaan yang berkelanjutan.
Advertisement
"Malah ngurusi kekuasaan yang berkelanjutan," kata Cak Imin.
Cak Imin pun mengingatkan kepada para pemimpin sekarang dengan mengutip ayat suci Alquran surat Ar-Rum/30: 41. Dia juga mengingatkan pesan dari Paus Fransiskus tentang pentingnya memelihara kondisi lingkungan.
"Telah nyata kerusakan di darat dan di laut karena ulah tangan manusia (surat Ar-Rum/30: 41). Bahkan Paus Fransiskus juga mengingatkan kepada kita semua, posisi yang rawan bagi kita semua. Kita harus melakukan tobat ekologis," kata Cak Imin.
"Tobat itu dimulai dari etika. Sekali lagi, etika, etika lingkungan dan etika pembangunan. Jangan ugalan-ugalan, jangan ngangkangi aturan, jangan sembrono, ojo sekarepmu dewe," tambahnya.
Oleh sebab itu, Cak Imin berjanji apabila terpilih nanti, akan memberikan perhatian serius terhadap pembangunan lingkungan yang berkelanjutan dengan memberikan insentif anggaran dan membiayai riset sekaligus energi baru dan terbarukan.
Selain itu, Cak Imin juga berjanji akan segera mengupayakan agar RUU Masyarakat Adat segera disahkan. Dia juga berjanji meningkatkan dana desa menjadi Rp5 miliar per tahun dan meneruskan subsidi BBM untuk masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya.
"Transportasi publik menggunakan energi listrik, juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi polusi dengan cara pembangunan kota. Reforma agraria harus dieksekusi untuk memangkas ketimpangan. Saatnya kita berubah, saatnya kita pilih perubahan," ujar Cak Imin.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyinggung persoalan "catatan Mahkamah Konstitusi" pada debat Cawapres, Minggu (21/1/2024).
Cak Imin Nasihati Gibran soal Etika di Debat Cawapres
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, kembali menggunakan singkatan dalam pertanyaannya di debat cawapres 2024. Kali ini, Gibran menggunakan singkatan LFP alias lithium iron phosphate saat bertanya ke lawannya, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Paslon nomor 1 dan tim suksesnya sering menggaungkan LFP, lithium iron phosphate. Paslon 1 ini antinikel atau bagaimana?" ujar Gibran di debat cawapres, JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Moderator dan Cak Imin kemudian meminta Gibran menjelaskan soal LFP. Namun, Gibran mengatakan telah memberitahukan kepanjangan dari LFP.
Menanggapi hal itu, Cak Imin menasihati Gibran Rakabuming Raka soal pentingnya menjaga etika dalam forum selevel debat capres-cawapres.
"Tenang Pak Gibran, semua ada etikanya. Termasuk kita diskusi di sini bukan tebak-tebakan definisi, tebak-tebakan singkatan. Kita levelnya adalah policy dan kebijakan. Prinsipnya sederhana, semua kembali kepada etika Pak Gibran, etika," kata Cak Imin.
Etika di sini, lanjut dia, termasuk etika dalam kebijakan terkait sumber daya alam di Tanah Air.
"Sekali lagi etika. Etika itu adalah etika lingkungan. Apapun yang menjadi kebijakan kita, menyangkut produksi pengambilan tambang sumber daya alam juga apapun yang kita gunakan seluruh potensi bangsa ini. Rujukannya adalah etika lingkungan, komitmen kita. Intinya adalah keseimbangan antara meletakkan manusia dan alam. Keseimbangan ini tidak bisa ditawar-tawar agar pembangunan kita berkelanjutan melibatkan semua pihak yang ada sehingga tidak ada satupun yang tertinggal. Sehingga produksi yang kita munculkan pun, dari lithium, dari apa pun itu, tidak sembrono dan tidak sewenang-wenang," tutur Cak Imin.
"Bahkan lebih parah lagi tidak mempertimbangan lingkungan dan keberlanjutan masa depan. Sekali lagi, intinya bukan hanya etika lingkungan, tetapi etika bahwa forum ini forum policy yang berharga. Jangan-jangan kalau kita tebak-tebakan definisi di sini, saya ragu kita ini levelnya SD, SMP atau jangan-jangan ijazah kita palsu semua di sini. Ini yang mengagetkan. Jadi kalau mau tebak-tebakan bukan di sini levelnya, di sini adalah kebijakan kita untuk memimpin negara," lanjut Cak Imin.
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Advertisement