Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membela calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang dianggap diserang oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Hasto menilai sikap Gibran semakin terlihat jauh berbeda dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sayang sekali tadi ada dicederai oleh apa yang membuat kami kaget, karena Mas Gibran ternyata sudah jauh berubah. Banyak terpengaruh ya hal-hal emosional dari Pak Prabowo, sehingga Mas Gibran semakin jauh dari Pak Jokowi," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu malam (21/1/2024).
Baca Juga
"Kalau kita lihat misalnya tadi serangannya terhadap Cak Imin, dengan kemudian Cak Imin membaca, padahal itu jauh lebih baik membaca data daripada manipulasi hukum di Mahkamah dan Konstitusi," sambungnya.
Advertisement
Tak hanya itu, Hasto pun menyinggung soal Gibran yang menyebut nama Wakil Ketua Timnas Anies-Cak Imin (AMIN) Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong saat debat berlangsung. Menurutnya, hal itu di luar dari substansi debat cawapres.
"Kemudian ketika Mas Gibran membawa persoalan di luar debat, misalnya tentang Tom Lembong, itu seharusnya tidak perlu dilakukan, sehingga menunjukkan seperti ada effect state of interest dari Mas Gibran yang begitu besar terhadap pengusaha-pengusaha nikel," tegas Hasto.
"Termasuk gimik-gimiknya. Kemudian melihat jawabannya di mana, kemudian menyerang Cak Imin, kemudian menyerang tim yang menyiapkan materinya. Itu suatu hal yang seharusnya tidak perlu disampaikan," imbuh Hasto.
Hasto Nilai Hasil Rekayasa Hukum di MK Terbukti di Forum Debat Cawapres
Selain itu, Hasto juga merespons soal cawapres nomor urut 3, Mahfud Md yang enggan menjawab pertanyaan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat debat.
Mahfud Md tak menjawab pertanyaan Gibran lantaran hal tersebut dianggapnya pertanyaan receh.
"Seperti TTS saja, padahal ini kan bukan teka-teki silang. Ini adalah komitmen terhadap rakyat, bangsa, dan negara. Terhadap kebijakan apa yang diambil," kata Hasto.
"Maka kemudian Cak Imin memberikan sindiran kepada Mas Gibran. Pak Gibran ini berbicara sebagai seorang pemimpin tentang suatu policy, bukan teka-teki silang. Sehingga greenflation itu tidak dikaitkan apa dengan kepentingan rakyat, apa dengan kepentingan nasional kita," sambung dia.
Lebih lanjut, atas peristiwa saat debat antara Mahfud dan Gibran, Hasto pun menyinggung soal putusan MK terkait batas usia minimal capres-cawapres.
Sebab, menurutnya usia seorang pemimpin sangat mempengaruhi cara mengatur emosional.
"Sehingga ini menunjukkan lagi-lagi bahwa kedewasaan seseorang itu menjadi sangat penting. Maka kami berpikir, oh ternyata keputusan Mahkamah Konstitusi ketika melakukan rekayasa hukum oleh Paman Mas Gibran itu ternyata berdampak bahwa usia 40 tahun itu ternyata sangat menentukan kedewasaan seseorang. Ini yang kemudian terbukti di dalam debat ini,"Â ujarHasto.
Advertisement
Mahfud Ogah Jawab Pertanyaan Gibran
Sebelumnya, Mahfud Md dengan tegas menolak menjawab pertanyaan yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka saat debat berlangsung.
Dalam sesi tanya jawab debat cawapres, Gibran menanyakan soal greenflation (inflasi hijau) kepada Mahfud.
Menurut Mahfud, pertanyaan Gibran tak layak untuk dijawab. Bahkan, Mahfud memilih untuk mengembalikannya ke moderator.
"Saya tidak mau menjawab. Secara akademis, pertanyaan ini tak pantas untuk dijawab. Saya kembalikan ke moderator," kata Mahfud saat debat keempat pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Gibran Ejek Mahfud di Forum Debat Cawapres
Pernyataan itu disampaikan Mahfud usai Gibran mengeluarkan gelagat mengejek dengan menerawang jauh setelah Mahfud berusaha menjawab soal greenflation.
"Saya dari tadi mencari-cari jawaban Prof Mahfud di mana ya," ujar Gibran Rakabuming Raka dengan gestur mengejek sambil menerawang jauh ke Mahfud.
Menurut Gibran, Mahfud merupakan seorang profesor yang tidak perlu lagi dijelaskan soal pertanyaannya. Gibran kemudian menyatakan bahwa greenflation merupakan inflasi hijau.
"Baik, ini tadi tidak saya jelaskan. Karena kan beliau seorang profesor. Oke, greenflation ini adalah inflasi hijau, sesimpel itu," ujar Gibran.
Namun, Mahfud Md justru lebih memilih untuk tidak mau menjawab pertanyaan Gibran tersebut.
"Ya emang ndak layak dijawab pertanyaan kayak gini ini. Saya kembalikan, ndak ada gunanya menjawab," tegas Mahfud.
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement