Sukses

TKN Sebut Gibran Lakukan Gimik untuk Jadikan Forum Debat Cawapres Sarana Hiburan

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dinilai tampil menyerang dan mengejek saat debat kedua cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu malam (21/1/2024).

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dinilai tampil menyerang dan mengejek saat debat kedua cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu malam (21/1/2024).

Bahkan, Gibran Rakabuming Raka sampai memberikan gimik celingak-celinguk seakan sedang mencari jawaban cawapres 03 Mahfud Md. Gibran juga agresif menyindir cawapres nomor 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dari mulai baca catatan saat menjawab hingga menggunakan botol plastik.

Sekretaris TKN Nusron Wahid menilai, gimik yang dilakukan Gibran adalah bagian dari intermezo. Menurut Nusron, putra sulung Presiden Jokowi itu justru menjadikan debat cawapres semalam sebagai sarana hiburan supaya anak muda tertarik dengan politik.

"Saya anggap gimik-gimik semalam itu adalah bagian dari intermezo, bagian dari gaya komunikasinya Mas Gibran sebagai orang Jawa, yang mencoba untuk menjadikan debat semalam sebagai sebuah sarana entertainment. Supaya pemirsa, terutama anak muda itu menjadi tidak apolitis," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, (22/1/2024).

Nusron menganggap dengan gimik yang dilakukan Gibran itu membuat anak muda tekun untuk mengikuti debat. Sehingga, publik bisa melihat debat dengan rileks dan atraktif.

"Sehingga ternyata debat presiden itu bukan sesuatu yang kaku, bukan sesuatu yang monoton. Tetapi bisa atraktif, bisa rileks, tanpa harus serang pribadi," ujar Nusron.

Nusron menyebut Gibran berdebat tanpa menyerang pribadi calon lain. Menurutnya, Wali Kota Solo itu malah bersikap sopan dengan mencium tangan cawapres nomor nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor 3 Mahfud Md setelah debat selesai.

"Saya menganggap apa yang disampaikan oleh Mas Gibran semalam tidak ada serangan pribadi. Kalau dikatakan serangan pribadi, apanya?" ujar Nusron.

"Kalau dikatakan Mas Gibran enggak punya adab, buktinya begitu selesai debat begitu sengit, salaman dan cium tangan. Baik cium tangan ke Pak Mahfud maupun cium tangan kepada Pak Muhaimin. Jadi ini adalah adab yang baik. Putar saja videonya kalau enggak percaya," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gibran Terlalu Banyak Gimik Tidak Penting dan Kurang Simpatik di Debat Cawapres

Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dinilai kurang menunjukkan sikap simpati kepada lawannya saat debat calon wakil presiden atau debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat, Minggu, (21/1/2024).

"Sikap dan gimik Gibran dalam menyampaikan pertanyaan dan merespons jawaban justru terkesan kurang simpatik," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina mengatakan, mestinya Gibran tampil tenang dan menghindari gimik yang berlebihan.

"Seharusnya Gibran tampil tenang dan menghindari sejumlah gimik yang tidak perlu dan tidak produktif, karena sebenarnya materi serangannya sudah kena sasaran," kata Umam.

"Namun karena Gibran lebih memilih melanjutkan gimik yang kurang simpatik, akhirnya kubu 01 dan 03 kompak menghantam strategi itu dengan judgment pertanyaan receh dan tidak layak untuk dijawab," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Sekjen PDIP: Gibran Kurang Etika

Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto, menilai debat cawapres yang digelar KPU pada Minggu malam (21/1/2024) berhasil dilalui cawapres Mahfud Md dengan baik dan serius.

Sekjen PDIP itu juga menilai hal serupa dilakukan cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Namun keseriusan tidak dilakukan cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka.

"Prof. Mahfud dan Cak Imin menjaga marwah debat dengan menunjukkan keseriusan dalam bertanya, menjawab dan menjaga sikap. Dulu, usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional. Namun, Mahkamah Konstitusi mengubah hal itu," kata Hasto dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).

Hasto menegaskan Gibran selama debat cawapres tidak beretika dan selalu memancing emosi rivalnya. Menurutnya, Gibran tidak menjelaskan gagasan namun hanya gencar melakukan gimik semata.

"Yang terlihat tadi malam di debat, Gibran kurang etika, gestur yang kurang pas dan berupaya memancing emosi. Kita sayangkan kekhidmatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimik sekadar menjatuhkan atau merendahkan calon lain," kata Hasto.

"Debat tidak hanya soal singkatan atau gimik, tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Gibran Gimik Celingak-celinguk, Mahfud Ogah Jawab Pertanyaan Receh

Sebelumnya, Gibran sempat melakukan gestur dengan meletakan tangannya di dahi sembari melongok ke arah atas hingga bawah dengan melihat Mahfud Md ketika menanyakan mengenai greenflation atau inflasi hijau.

"Saya nyari jawaban Prof Mahfud. Saya nyari-nyari di mana ini jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah jawab ekonomi hijau," ujar Gibran saat debat keempat pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu malam (21/1/2024).

Lantas, Mahfud seolah memberikan respons serupa dengan celingak-celinguk, karena merasa jawaban Gibran soal cara mengatasi greenflation atau inflasi hijau juga tidak nyambung.

"Saya juga ingin mencari tuh jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang ndak karuan," ucap Mahfud.

Bahkan, Mahfud lantas membalas dengan enggan menjawab pertanyaan Gibran. Sebab, ia menilai pertanyaan yang disampaikan Gibran merupakan pertanyaan recehan.

"Begini loh, kalau akademis itu kalau bertanya yang kayak gitu-gitu tuh recehan, gitu, recehan recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya," kata Mahfud Md.

"Saya tidak mau menjawab. Secara akademis, pertanyaan ini tak pantas untuk dijawab. Saya kembalikan ke moderator," kata Mahfud.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.