Sukses

TPN soal Aksi Gibran di Debat Cawapres: Allah Sedang Membuka Mata Kita Semua

Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Rieke Diah Pitaloka, merespons soal penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat debat cawapres pada Minggu malam (21/1/2024).

Liputan6.com, Jakarta Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Rieke Diah Pitaloka, merespons soal penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat debat cawapres pada Minggu malam (21/1/2024).

Politikus PDIP itu menilai penampilan Gibran seperti sedang bermain pantomim atau stand up comedy.

"Mungkin sedang main pantomim atau stand up comedy," kata Rieke saat diwawancarai di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta, Senin (22/1/2024).

Kendati demikian, Rieke enggan berkomentar lebih dalam terkait penampilan anak sulung Presiden Jokowi itu. Dia hanya fokus bagaimana penampilan cawapres nomor urut 3, Mahfud Md, yang menurutnya sangat baik.

"Yang menjadi penting dalam statement Pak Mahfud semalam ada bagaimana contohnya konflik agraria, konflik agraria, bukan sekadar diputuskan, dicabut izinnya dan sebagainya, tetapi yang menjadi penting dan sangat penting, prioritas kerja dari Ganjar-Mahfud adalah reformasi birokrasi dan penegakan hukum itu pada birokrasi dan aparatur negaranya," ungkap Rieke.

Tak hanya itu, Rieke menyebut dengan penampilan para kandidat di debat cawapres di debat mampu membuka mata masyarakat untuk memilih calon pemimpin negaranya nanti di 14 Februari 2024.

"Kalau saya menilai, Allah membukakan penglihatan kita semua, apakah kita mau masuk ke kelompok orang yang dibutatulikan tidak mendengar kebenaran, bukan penyandang disabilitas, tapi buta tuli terhadap kebenaran," ujar Rieke.

"Apa yang disampaikan, ditampilkan, gestur dari seorang cawapres semalam justru saya melihat sisi positifnya. Allah sedang membuka mata kita semua, apakah seperti ini pemimpin yang bisa memimpin Indonesia. Bukan hanya secara nasional, tetapi juga dalam konteks geopolitik dan geoekonomi," tegas Rieke.

2 dari 5 halaman

TKN Sebut Aksi Gimik Gibran untuk Jadikan Forum Debat Cawapres Sarana Hiburan

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dinilai tampil menyerang dan mengejek saat debat kedua cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu malam (21/1/2024).

Bahkan, Gibran sampai memberikan gimik celingak-celinguk seakan sedang mencari jawaban cawapres 03 Mahfud Md. Gibran juga agresif menyindir cawapres nomor 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dari mulai baca catatan saat menjawab hingga menggunakan botol plastik.

Sekretaris TKN Nusron Wahid menilai, gimik yang dilakukan Gibran adalah bagian dari intermezo. Menurut Nusron, putra sulung Presiden Jokowi itu justru menjadikan debat cawapres semalam sebagai sarana hiburan supaya anak muda tertarik dengan politik.

"Saya anggap gimik-gimik semalam itu adalah bagian dari intermezo, bagian dari gaya komunikasinya Mas Gibran sebagai orang Jawa, yang mencoba untuk menjadikan debat semalam sebagai sebuah sarana entertainment (hiburan). Supaya pemirsa, terutama anak muda itu menjadi tidak apolitis," kata Nusron di Media Center TKN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, (22/1/2024).

Nusron menganggap dengan gimik yang dilakukan Gibran itu membuat anak muda tekun untuk mengikuti debat. Sehingga, publik bisa melihat debat dengan rileks dan atraktif.

"Sehingga ternyata debat presiden itu bukan sesuatu yang kaku, bukan sesuatu yang monoton. Tetapi bisa atraktif, bisa rileks, tanpa harus serang pribadi," ujar Nusron.

Nusron menyebut Gibran berdebat tanpa menyerang pribadi calon lain. Menurutnya, Wali Kota Solo itu malah bersikap sopan dengan mencium tangan cawapres nomor nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor 3 Mahfud setelah debat selesai.

"Saya menganggap apa yang disampaikan oleh Mas Gibran semalam tidak ada serangan pribadi. Kalau dikatakan serangan pribadi, apanya?" ujar Nusron.

"Kalau dikatakan Mas Gibran enggak punya adab, buktinya begitu selesai debat begitu sengit, salaman dan cium tangan. Baik cium tangan ke Pak Mahfud maupun cium tangan kepada Pak Muhaimin. Jadi ini adalah adab yang baik. Putar saja videonya kalau enggak percaya," pungkasnya.

3 dari 5 halaman

Sekjen PDIP Bela Cak Imin saat Diserang Gibran: Lebih Baik Baca Data Ketimbang Manipulasi Hukum di MK

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membela calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang dianggap diserang oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Hasto menilai sikap Gibran semakin terlihat jauh berbeda dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Sayang sekali tadi ada dicederai oleh apa yang membuat kami kaget, karena Mas Gibran ternyata sudah jauh berubah. Banyak terpengaruh ya hal-hal emosional dari Pak Prabowo, sehingga Mas Gibran semakin jauh dari Pak Jokowi," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu malam (21/1/2024).

"Kalau kita lihat misalnya tadi serangannya terhadap Cak Imin, dengan kemudian Cak Imin membaca, padahal itu jauh lebih baik membaca data daripada manipulasi hukum di Mahkamah dan Konstitusi," sambungnya.

Tak hanya itu, Hasto pun menyinggung soal Gibran yang menyebut nama Wakil Ketua Timnas Anies-Cak Imin (AMIN) Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong saat debat berlangsung. Menurutnya, hal itu di luar dari substansi debat cawapres.

"Kemudian ketika Mas Gibran membawa persoalan di luar debat, misalnya tentang Tom Lembong, itu seharusnya tidak perlu dilakukan, sehingga menunjukkan seperti ada effect state of interest dari Mas Gibran yang begitu besar terhadap pengusaha-pengusaha nikel," tegas Hasto.

"Termasuk gimik-gimiknya. Kemudian melihat jawabannya di mana, kemudian menyerang Cak Imin, kemudian menyerang tim yang menyiapkan materinya. Itu suatu hal yang seharusnya tidak perlu disampaikan," imbuh Hasto.

4 dari 5 halaman

Hasto Nilai Hasil Rekayasa Hukum di MK Terbukti di Forum Debat Cawapres

Selain itu, Hasto juga merespons soal cawapres nomor urut 3, Mahfud Md yang enggan menjawab pertanyaan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat debat.

Mahfud Md tak menjawab pertanyaan Gibran lantaran hal tersebut dianggapnya pertanyaan receh.

"Seperti TTS saja, padahal ini kan bukan teka-teki silang. Ini adalah komitmen terhadap rakyat, bangsa, dan negara. Terhadap kebijakan apa yang diambil," kata Hasto.

"Maka kemudian Cak Imin memberikan sindiran kepada Mas Gibran. Pak Gibran ini berbicara sebagai seorang pemimpin tentang suatu policy, bukan teka-teki silang. Sehingga greenflation itu tidak dikaitkan apa dengan kepentingan rakyat, apa dengan kepentingan nasional kita," sambung dia.

Lebih lanjut, atas peristiwa saat debat antara Mahfud dan Gibran, Hasto pun menyinggung soal putusan MK terkait batas usia minimal capres-cawapres. Sebab, menurutnya, usia seorang pemimpin sangat mempengaruhi cara mengatur emosional.

"Sehingga ini menunjukkan lagi-lagi bahwa kedewasaan seseorang itu menjadi sangat penting. Maka kami berpikir, oh ternyata keputusan Mahkamah Konstitusi ketika melakukan rekayasa hukum oleh Paman Mas Gibran itu ternyata berdampak bahwa usia 40 tahun itu ternyata sangat menentukan kedewasaan seseorang. Ini yang kemudian terbukti di dalam debat ini," ujar Hasto.

5 dari 5 halaman

Ledek Mahfud di Forum Debat, Gibran Gimik Celingak-celinguk

Sebelumnya, Gibran sempat melakukan gestur dengan meletakan tangannya di dahi sembari melongok ke arah atas hingga bawah dengan melihat Mahfud Md ketika menanyakan mengenai greenflation atau inflasi hijau.

"Saya nyari jawaban Prof Mahfud. Saya nyari-nyari di mana ini jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah jawab ekonomi hijau," ujar Gibran saat debat keempat pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu malam (21/1/2024).

Lantas, Mahfud seolah memberikan respons serupa dengan celingak-celinguk, karena merasa jawaban Gibran soal cara mengatasi greenflation atau inflasi hijau juga tidak nyambung.

"Saya juga ingin mencari tuh jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang ndak karuan," ucap Mahfud.

Bahkan, Mahfud lantas membalas dengan enggan menjawab pertanyaan Gibran. Sebab, ia menilai pertanyaan yang disampaikan Gibran merupakan pertanyaan recehan.

"Begini loh, kalau akademis itu kalau bertanya yang kayak gitu-gitu tuh recehan, gitu, recehan recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya," kata Mahfud.

"Saya tidak mau menjawab. Secara akademis, pertanyaan ini tak pantas untuk dijawab. Saya kembalikan ke moderator," kata Mahfud.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com