Sukses

Dianggap Receh oleh Mahfud, Kaesang Nilai Pertanyaan Gibran soal Greenflation Sangat Penting

Adapun greenflation merupakan kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) sebagai konsekuensi transisi perekonomian saat ini, ke perekonomian yang lebih ramah lingkungan atau ekonomi net-zero.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Solidaritae Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep menilai pertanyaan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka soal greenflation atau inflasi hijau dalam debat cawapres, sangat penting. Pertanyaan itu dianggap receh oleh cawapres nomor urut 3, Mahfud Md.

Adapun greenflation merupakan kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) sebagai konsekuensi transisi perekonomian saat ini, ke perekonomian yang lebih ramah lingkungan atau ekonomi net-zero

Untuk itu, Kaesang mengatakan calon pemimpin harus memikirkan kemungkinan harga barang-barang ramah lingkungan melonjak akibat transisi hijau.

"Inflasi hijau itu kan harus kita lihat juga kedepannya. Takutnya nanti malah barang-barang yang dimana bisa dibilang ramah lingkungan kan harganya malah tinggi. Itu kan yang harus kita pikirkan untuk kedepannya," jelas Kaesang di GOR Sidoarjo Jawa Timur, Senin (23/11/2024).

Namun, putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu tak mempersalahkan pertanyaan Gibran dianggap receh. Kaesang menyadari setiap orang memiliki pandangan yang berbeda.

"Ya enggak apa-apa, setiap orang balik lagi kan, punya pandangan masing-masing," ujarnya.

Terkait gimmick Gibran saat debat, Kaesang enggan menanggapinya. Dia mempersilahkan masyarakat untuk memberikan penilaian.

"Ya balik lagi, biar yang nonton aja yang menilai," ucap Kaesang.

Debat Keempat Cawapres di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) berlangsung seru. Masing-masing calon wakil presiden memaparkan visi dan misi serta gagasan.

Dalam debat tersebut, gestur calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyita perhatian publik saat memberi tanggapan atas jawaban calon wakil presiden nomor urut tiga Mahfud Md.

2 dari 3 halaman

Pertanyaan Gibran Tentang Greenflation

Sebelumnya Gibran memberi pertanyaan kepada Mahfud mengenai cara mengatasi greenflation atau inflasi hijau. Namun Gibran merasa tidak puas dengan jawaban yang disampaikan Mahfud.

Dengan gerak tubuh mencari-cari sesuatu, lalu meletakkan tangannya di dekat kepala seolah sedang mencari sesuatu sambil mengarahkan pandangan ke arah Mahfud yang diharap memberi jawaban memuaskan.

"Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya, nggak nggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau?" kata Gibran.

Tak puas dengan jawaban Mahfud, Gibran kembali menjelaskan mengenai inflasi hijau dengan memberi contoh terjadinya gerakan demonstrasi rompi hijau di Perancis. Peristiwa itu telah menelan korban.

"Ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia," kata Gibran.

Gibran menilai bahwa transisi menuju energi terbarukan harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan harus belajar ke negara maju.

Menurut Gibran, negara maju saja masih harus menghadapi sejumlah tantangan dalam menghadapi transisi energi hijau.

"Jangan sampai malah membebankan R and D yang mahal, proses transisi yang mahal ini kepada rakyat kecil, itu maksud saya inflasi hijau, Prof Mahfud," Gibran menjelaskan.

3 dari 3 halaman

Mahfud Md Sebut Gibran Ngawur

Menanggapi Gibran, Mahfud Md menilai jawaban itu justru tak karuan karena penjelasan mengenai greenflation tidak jelas. Bahkan dirinya menyebut jawaban Gibran ngawur dan hanya mengaitkan sesuatu yang tidak nyambung.

"Saya juga ingin mencari tuh, jawabannya ngawur juga. Ngarang-ngarang nggak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada," kata Mahfud sambil menirukan gerakan tubuh Gibran yang seolah mencari jawaban tadi.

Mahfud enggan memberi jawaban mengenai grenflation karena dinilai kurang bermutu dan tidak akademis atau "recehan" sehingga tidak layak mendapat jawaban.

"Kalau akademis itu, gampangnya kalau yang bertanya seperti itu tuh recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya, dan oleh sebab itu saya kembalikan ke moderator," ucap Menteri Koordinator Hukum dan HAM tersebut.

 

Â