Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyatakan, sudah memprediksi pembagian bantuan sosial (bansos) akan menuai kontroversi lantaran kerap dimanfaatkan oleh para pejabat untuk mengkampanyekan salah satu paslon.
"Ya saya kemarin sudah bicara, pasti akan terjadi sesuatu politisasi dari seluruh fasilitas yang ada. Maka, para pejabat mesti paham betul kapan melaksanakan tugas kenegaraan dan pemerintahan, dan kapan berkampanye, sehingga tidak memanfaatkan (bansos) seperti itu," kata Ganjar di Ruteng, Manggarai, NTT, Jumat (26/1/2024).
Baca Juga
Oleh karena itu, ia menyatakan sepakat dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bahwa penyalahgunaan bansos untuk kampanye harus ditindak tegas oleh Bawaslu.
Advertisement
"Kalau Pak Wapres bilang seperti itu, maka penting buat saya untuk ditindaklanjuti (Bawaslu) dari semua yang dilaporkan masyarakat, sehingga pemilu kita harapkan bisa damai," pungkas Ganjar.
Sebelumnya, Wapres Ma'ruf Amin menyebut, soal salam dua jari dari mobil Presiden Joko Widodo saat melintas di Kota Salatiga, Jawa Tengah pada Senin (22/1/2024), adalah urusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Menurut dia, Bawaslu lebih berwenang menilai apakah adakah hal yang dilanggar, daripada dirinya. "Ya termasuk itu (salam dua jari) juga nanti urusan Bawaslu saja," kata Ma'ruf di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Selain itu, terkait kasus lain yakni adanya bantuan sosial (bansos) beras Bulog yang bergambar Prabowo-Gibran, Ma'ruf menyerahkan pada Bawaslu.
Dia mempersilakan masyarakat untuk melaporkan ke Bawalu. "Saya kira kalau masalah-masalah yang berkait dengan pemilu, kampanye ada beras bansos ada gambar itu saya kira supaya disampaikan kepada Bawaslu saja," kata Ma'ruf.
Menurut Ma'ruf, Bawaslu lembaga yang berwenang untuk menilai akan menindaklanjuti laporan tersebut, apakah ada atau tidaknya pelanggaran. "Nanti Bawaslu yang memberikan apakah itu ada semacam pelanggaran apa tidak," pungkas Ma'ruf Amin.
Airlangga Pastikan Tidak Ada Bansos Pemerintah Berstiker Capres-Cawapres
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan tidak ada bantuan sosial (bansos) dari pemerintah dalam bentuk apa pun yang ditempeli stiker berlogo pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemilu 2024.
"Dipastkan tidak ada," tutur Airlangga di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/1/2024).
Pemerintah sendiri memang menyediakan bansos berupa beras 10 kilogram hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino sebesar Rp200 ribu per bulan bagi masyarakat yang tercatat sebagai penerima bantuan.
Airlangga menegaskan tidak ada satu pun yang terafiliasi dengan kepentingan pilpres 2024.
"Kalau bansos semuanya dari pemerintah, tidak ada program salah satu paslon pun yang menggunakan bansos pemerintah," kata Airlangga Hartarto.
Sebelumnya beredar di sosial media X foto beras Bulog yang ditempeli stiker calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Prabowo-Gibran.
Beras itu diduga merupakan Cadangan Beras pemerintah (CBP) yang ditujukan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Advertisement
Mahfud: Bansos Itu Kewajiban Negara terhadap Rakyat, Bukan Kemurahan Hati Pemerintah
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03, Mahfud Md, menegaskan bansos yang diberikan pemerintah kepada warga bukanlah bantuan dari pemerintah, melainkan kewajiban negara.
"Bansos tidak bisa dianggap bantuan dari pemerintah, tetapi bantuan dari negara. Bansos itu kewajiban konstitusi terhadap rakyat," tegas Mahfud Md pada acara Tabrak Prof, dikutip Rabu (24/1/2024).
Mahfud memaparkan, bansos adalah kewajiban konstitusi sesuai dengan dengan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Pada amanat konstitusi di pasal tersebut, kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak telantar.
"Jadi bukan kemurahan hati pemerintah," ucap Mahfud.
Mahfud tidak membantah ada bansos yang tak tepat sasaran. Ini dikarenakan administrasi kependudukan yang belum baik. Karena itu, Ganjar-Mahfud akan memperbaiki agar datanya valid serta presisi, supaya tidak salah sasaran.