Sukses

Kunjungi Kampung Coklat Blitar, Atikoh Ganjar Sebut Indonesia Bisa Maju Lewat Pangan

Istri Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengunjungi Kampung Coklat, destinasi wisata populer berbasis edukasi di Jalan Banteng Blorok, Blitar, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024) malam.

Liputan6.com, Jakarta Istri Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengunjungi Kampung Coklat, destinasi wisata populer berbasis edukasi di Jalan Banteng Blorok, Blitar, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024) malam.

Dari kampung wisata tersebut, dia mengungkapkan Indonesia bisa maju jika berdaulat atas pangannya.

“Ini adalah menjadi percontohan kalau Indonesia itu mau maju kita harus berdaulat di bidang pangan dan ini bisa menyerap tenaga kerja banyak sekali," kata Siti Atikoh.

Keberadaan Kampung Coklat membuat perekonomian warga sekitar meningkat, mengingat banyaknya kunjungan wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara ke lokasi tersebut.

"Tentu Insyaallah ini akan jadi berkah buat Kampung Coklat buat Blitar juga untuk masyarakat Indonesia," kata Atikoh.

Belajar dari Kampung Coklat, kata Atikoh, berdaulat di bidang pangan itu bisa dilihat dari proses pengelolaan Kampung Coklat, yang bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar dengan sebaik mungkin.

Pasalnya, Kampung Coklat selain menyerap ratusan tenaga kerja, destinasi wisata itu juga menjadi penghasil coklat kebanggaan warga Blitar yang jaringan pemasarannya cukup luas di tanah air.

"Berdaulat di bidang pangan itu mulai dari bagaimana kita bisa menghasilkan bibit yang unggul, kemudian penjualannya tidak hanya bentuknya bibit atau bentuk coklat yang masih mentah, nilai tambahnya itu pasti akan bisa ditingkatkan kalau sudah dalam bentuk jadi, dan ini luar biasa," kata dia.

2 dari 3 halaman

Ada yang Serupa

Lebih lanjut Atikoh berharap akan ada kampung-kampung serupa yang berkembang seperti Kampung Coklat di Blitar.

Dengan demikian, solusi ketersediaan tenaga kerja akan teratasi dengan tumbuhnya dunia wirausaha di sejumlah daerah.

"Filosofi dari penyerapan tenaga kerja, membuka lapangan kerja 17 juta itu ya seperti ini. Bukan dengan cara pemerintah menyerap tenaga ASN, pekerja-pekerja BUMN atau sektor-sektor lain. Tetapi ada jiwa kewirausahaan. Karena nanti tenaga kerja kita menghadapi bonus demografi," pungkas Atikoh.

3 dari 3 halaman

Berdialog dengan Milenial

Sebelumnya, istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh berdialog dengan milenial, generasi Z, dan ibu-ibu, di halaman depan area Makam Bung Karno, Jalan Ir. Soekarno, Bendogerit, Sananwetan, Blitar, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024).

Tiga orang anak generasi Z melontarkan pertanyaan kepada Atikoh saat acara. Satu diantaranya menyinggung tentang apakah penting wanita berpendidikan tinggi.

Kemudian, dua generasi Z lain bertanya tentang bantuan sosial di sektor pendidikan yang terkadang tidak tepat sasaran.

Atikoh menjawab pertanyaan pertama dengan mengingatkan soal perempuan menjadi tiang bangsa. Indonesia menjadi negara yang kokoh apabila kaum hawanya kuat.

"Perempuan itu tiang negara. Kalau perempuan kuat, Indonesia kuat. Perempuan pintar, Indonesia sejahtera, kalau perempuan akhlak baik, bangsa akhlak baik," kata mantan wartawan itu, Jumat.

Dari situ, kata Atikoh, penting bagi perempuan berpendidikan tinggi karena nasib Indonesia ke depan bisa ditentukan dari tingkat pengetahuan wanita.

"Jadi, menentukan perempuan memiliki kecakapan baik sisi agama dan pengetahuan umum, sehingga dia (perempuan, red) bisa diajak diskusi untuk pembangunan bangsa dan negara," kata wanita kelahiran Jawa Tengah itu.

Selain itu, kata Atikoh, penting bagi perempuan berpendidikan tinggi agar bisa membantu pemerintah dalam mencegah tengkes atau stunting.

Menurutnya, perempuan yang berpendidikan tinggi bisa mengetahui cara mencegah tengkes melalui konsumsi makanan mengandung asam folat.

"Kenapa asam folat penting? Sebab, ini berpengaruh ke otak anak, sehingga bisa mencegah stunting. Asam folat ada di telur, masakan di hewani itu baik," kata Atikoh.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjawab pertanyaan kedua soal bantuan sosial yang tidak tepat sasaran dengan menyinggung KTP Sakti.

Menurut dia, urusan bantuan sosial yang tidak tepat sasaran terjadi karena data saat ini belum terintegrasi dan aktual.

"Intinya kita menghadapi permasalahan data, seperti juga data Bansos, KIS, KIP, bantuan subsidi solar buat nelayan, ini masalah utama di data," kata Atikoh.

Dia mengatakan paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sudah punya antisipasi dalam memperbaiki pendataan.

Atikoh kemudian mengungkit program KTP Sakti milik Ganjar-Mahfud yang akan mengintegrasikan dan memperbaiki data dari program kerakyatan saat ini.

"Jadi, yang bisa saya sampaikan, program terkait ini (masalah pendataan, red) antisipasinya ada. Program KTP Sakti. Ini KTP seperti sekarang, itu punya fungsi luar biasa dengan updating data," kata dia.