Sukses

Jawaban Anies Baswedan Saat Ditanya Alasan Diam Ketika Dituding Intoleran

Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan menghadiri perayaan imlek bersama Komunitas Masyarakat Indonesia Tionghoa (KOMIT) di kawasan Glodok Chinatown, Jakarta Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan menghadiri perayaan imlek bersama Komunitas Masyarakat Indonesia Tionghoa (KOMIT) di kawasan Glodok Chinatown, Jakarta Barat.

Anies ditemani sang istri Fery Farhati, Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Thomas Tri Kasih Lembong atau Tom Lembong dan Leontinus Alpha Edison.

Kedatangan Anies langsung disambut warga. Mereka berkerumun berdesak-desakan ingin berjabat tangan dengan Anies dan hendak berfoto dengan Anies.

Setibanya di sana, Anies langsung menyusuri kawasan Glodok Chinatown untuk sekedar menyapa warga. Dia juga sempat berhenti di sejumlah pedagang yang menjual ornamen perayaan imlek.

Selepas itu, Anies diajak berdiskusi oleh KOMIT. Acara diskusi itu digelar ala 'Desak Anies' dengan tajuk yang modifikasi.

"Teman-teman Tionghoa mau ngadain Desak Anies namanya Kongkow Anies," kata pembawa acara.

"Mana kopinya pak? Aduh, masa tidak ada kopinya ini" canda Anies.

"Tetap ada desak, masuk tadi desak-desakan lagi. Kembali ke Pancoran rasanya kembali ke rutinitas tahunan. Pokoknya Januari-Februari kita kumpul sini," sambung Anies.

 

2 dari 2 halaman

Soal Dicap Intoleran

Pada sesi kongkow itu, Anies dihujani pertanyaan dari seorang peserta yang heran dengan sikap Anies yang selalu diam dicap intoleran. Padahal, dia menilai Anies sebagai sosok yang dekat dengan warga dari berbagai latar belakang.

"Kenapa bapak memilih untuk diam dan tidak banyak mempublikasikan terkait izin pembangunan rumah ibadah yang bapak lakukan khususnya gereja. Padahal hal ini efektif untuk menjadi counter politik identitas atau intoleran yang ditudingkan," kata penanya bernama Marla.

Merespons hal itu, Anies menganggap pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadah yang dulu dilakukan saat menjabat gubernur DKI Jakarta merupakan kewajiban. Dia tak mau mempolitisasi hal tersebut.

"Kenapa ya? Saya sih merasa begini, itu hal yang memang sudah harus kami kerjakan dan itu bukan ditempatkan sebagai komoditas untuk kampanye politik. Itu adalah hal yang sudah saya seharusnya kerjakan," kata Anies.