Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo menghadiri acara Hajatan Rakyat Sulawesi Utara yang digelar meriah di Lapangan Koni Satrio, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Dalam kesempatan itu, dia sempat membandingkan etika calon wakil presidennya, yakni Mahfud Md yang sangat berbeda dengan paslon lain.
“Apakah saudara saudara takut untuk memilih Ganjar-Mahfud?,” tanya Ganjar di Lapangan Koni Satrio, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (1/2/2024).
Baca Juga
“Tidak,” teriak massa pendukung.
Advertisement
“Saya mau bertanya apa yang akan saudara lakukan kalau anda ditekan dan diintimidasi?,” tanya Ganjar lagi.
“Lawan!,” sahut massa.
Ganjar lantas mengajak para pendukungnya untuk menentukan nasib baik bangsa dan negara Indonesia dengan memilihnya. Tidak lupa, dia meneruskan salam dari Mahfud Md.
“Pak Mahfud adalah pejabat negara di antara seluruh calon yang saat ini sedang berkontestasi. Dan Pak Mahfud satu-satunya yang berani mengundurkan diri karena beliau punya etika, punya integritas, dan beliau khawatir akan dituduh memanfaatkan jabatan dan itu tidak dia lakukan,” kata Ganjar.
“Itulah bangunan moralitas yang kita tunjukkan kepada publik, bahwa kita beritegirtas, bahwa kita antikorupsi, kita antikolusi, dan antinepotisme,” tandasnya.
Ganjar Dialog di Gereja Masehi Injili Minahasa, Bahas Moral dan Etika
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengunjungi Gereja Masehi Injili Minahasa, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dalam kesempatan itu, Ganjar mengulas pentingnya moral dan etika disamping mensejahterakan masyarakat.
"Saya dan Pak Mahfud ini tidak berasal dari keluarga kaya cenderung miskin bapak ibu. Kami bisa survive ketika kami kuliah bekerja. Kami hidup ya dalam kekurangan. Kami merasakan telur rebus dibagi empat," tutur Ganjar saat berdialog bersama jajaran Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (1/2/2024).
Ganjar Pranowo menyebut, kunjungannya selama kampanye tidak didasarkan pada kepentingan politik dan elektoral semata.
Pasalnya, ada banyak remote area atau daerah yang jauh dari pusat peradaban dan teknologi terkini, yang sangat memerlukan perhatian.
"Maka saya sampaikan kepada banyak orang, jangan ajari kami soal rasa lapar. Karena kami merasakan itu. Jangan ajari kami bagaimana paham rasanya kesusahan, karena kami merasakan itu," ucapnya.
"Maka ajarilah kami moral dan etika agar kita bisa saling menyayangi satu sama lain, sehingga kita punya toleransi yang baik, kita menghargai semua orang," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah itu menambahkan.
Advertisement
Kerap Dapat Cemoohan
Dalam setiap kesempatan mengunjungi remote area, Ganjar mengaku mendapat banyak komentar negatif, bahkan cemoohan. Baginya, suara rakyat lebih penting daripada hadir sesaat demi kepentingan politik semata.
"Sahabat saya bertanya, ngapain Pak Ganjar datang ke tempat-tempat yang secara elektoral rendah, kenapa tidak konsen saja di Jawa. Rasanya kawan saya salah. Yang saya mau lihat daerah remote," ungkapnya.
"Daerah termiskin, terluar, terpencil. Kemudian kalau kita tidak bisa memberikan kesamaan hak, apa yang terjadi? Disparitas menjadi tinggi, gapnya menjadi tinggi," Ganjar menandaskan.