Sukses

Prabowo Waswas Dikasih Nilai Nol di Debat Terakhir, Anies: Enggak Ada Komentar

Calon presiden (capres) nomor urut 01, Anies Baswedan, enggan mengomentari kelakar capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang khawatir kembali dikasih nilai jelek saat debat capres terakhir pada Minggu, 4 Februari 2024.

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut 01, Anies Baswedan, enggan mengomentari kelakar capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang khawatir kembali dikasih nilai jelek saat debat capres terakhir pada Minggu, 4 Februari 2024.

Debat antar-capres akan dimulai pukul 19.00 WIB, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.

"Enggak ada komentar," kata Anies Baswedan saat ditanya awak media usai acara Sarasehan DPD RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (2/2/2024).

Anies pun memandang soal nilai yang sempat diberikan untuk Prabowo saat debat capres ketiga lalu seharusnya dilihat sebagai hal biasa dalam berdebat, selayaknya ditanggapi saat di dalam forum.

"Ya sebetulnya kalau di dalam debat itu menyampaikan fakta, menyampaikan pandangan, menyampaikan penilaian, menyampaikan opini itu hal yang biasa," kata Anies.

"Yang kemudian ditanggapi juga opininya. Itulah forum debat. Jadi kalau sudah selesai debatnya, ya sudah selesai diskusinya, enggak berkelanjutan," tambah Anies.

Sedangkan untuk persiapan debat capres pemungkas nanti, Anies mengaku tidak ada persiapan khusus. Ia memilih menjalaninya dengan mengalir dan hanya ingin istirahat yang cukup sebelum debat.

"Persiapan debat, baik-baik aja. Mau istirahat cukup besok," tutur Anies.

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto masih terngiang diberi nilai 11 dari 100 oleh Anie Baswedan. Buktinya, Prabowo masih mengungkit nilai rendah yang diberikan Anies ketika debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 Januari 2024.

Prabowo ungkit hal tidak mengenakkan itu saat menghadiri silaturahmi Relawan Prabowo-Gibran se-Sulsel di GOR Sudiang Jalan Pajjaiang, Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat, 2 Februari 2024.

 

2 dari 3 halaman

Prabowo Ungkit Dikasih Nilai 11 dari 100 oleh Anies Baswedan

Berawal saat Prabowo memaparkan tentang hilirisasi sebagai salah satu strategi yang akan dijalankan oleh pasangan Prabowo-Gibran bila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden masa bakti 2024-2029. Prabowo kemudian melemparkan pertanyaan tentang hilirisasi kepada relawan yang hadir.

"Saudara mengerti atau enggak," kata Prabowo Subianto dalam sambutan.

"Mengerti," jawab relawan.

"Apa arti hilirisasi? Siapa bisa jawab?" tanya Prabowo.

Prabowo menjanjikan hadiah bagi yang mampu menjawab. "Siapa yang bisa jawab apa hilirisasi kalau benar saya kasih hadiah," kata Prabowo.

Terlihat, ada seorang relawan atas nama Ace Rachmat berdiri di dekat panggung. Dia adalah peserta yang diberikan kesempatan oleh Prabowo untuk menjawab pengertian hilirisasi.

"Hilirasasi tidak lagi menjual bahan mentah ke luar negeri tetapi kekayaan rakyat kita di negeri kita, diolah oleh kita sendiri," jawab Ace.

Mendengar jawaban itu, Prabowo langsung memberikan penilaian sempurna. "Ya, nilainya 100," ujar dia.

Prabowo mengatakan, Ace tidak hanya mendapat nilai sempurna, tapi juga akan diberikan hadiah. "Karena dinilai 100, dapat hadiah khusus dari saya. Sesudah acara selesai tolong menghadap saya," ujar Prabowo.

Prabowo lalu mengingat kembali momen pada debat kedua capres yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Lumayan ya dapat nilai 100. Aku hanya mendapat nilai 11 loh," ucap Prabowo.

Prabowo mengungkapkan penilaian rendah membuatnya merasa waswas dalam menghadapi debat capres terakhir. Bisa saja Prabowo kembali mendapat nilai jelek dari lawan politiknya.

"Aku waswas menghadapi debat tanggal 4. Kalau hari itu dikasih nilai 11, enggak tau nanti dikasih nilai berapa. Mungkin dikasih nol," ucap Prabowo.

"Tapi gampang jawabannya, 'sorry yeee. Emang gua pikirin. Emangnya lu siapa?'," pungkas Prabowo.

3 dari 3 halaman

Anies dan Ganjar Bakal Menyerang di Debat Capres Terakhir

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin, memprediksi pada debat terakhir nanti, baik Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo, akan mengeluarkan strategi menyerang. Sasarannya jelas, Prabowo Subianto, yang elektabilitasnya jauh di atas kedua capres itu.

"Karena Prabowo-Gibran kan elektabilitasnya paling besar dibandingkan Ganjar dan Anies. Makanya Ganjar dan Anies ingin kelihatannya Prabowo terdegradasi agar turun elektabilitasnya. Maka dua-duanya ofensif menyerang Prabowo agar turun elektabilitasnya," kata Ujang kepada Liputan6.com, Jumat (2/2/2024).

Ujang menyarankan kepada para capres agar memanfaatkan semaksimal mungkin waktu yang tersisa sebelum hari pencoblosan, 14 Februari 2024, dengan melakukan kampanye efektif, baik melalui darat maupun udara. Termasuk di ajang debat terakhir pilpres 2024.

"Banyak faktor untuk menaikkan elektabilitas. Kampanye melalui darat maupun udara, semua harus dilakukan habis-habisan, termasuk debat. Intinya di akhir masa kampanye ini ya memberikan tampilan terbaik di debat, lalu kampanye akbar dengan elegan," ujar Ujang.

Senada, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, dalam debat capres terakhir, Anies dan Ganjar tetap akan menggunakan strategi menyerang untuk mendegradasi kredibilitas Prabowo Subianto.

Di sisi lain, menurut Umam, Prabowo tampaknya memang sudah harus menyiapkan mental untuk "dikeroyok" lagi oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

"Jika Prabowo mampu bertarung secara efektif, tidak hanya pasrah diserang seperti yang terjadi di debat ketiga lalu, maka ia berpotensi menciptakan lompatan kecil elektabilitas untuk menggenapi target menang satu putaran yang ia harapkan," ujar Umam kepada Liputan6.com, Jumat (2/2/2024).

Sementara itu, dari sisi tema, Anies Baswedan dinilai memiliki track record lebih kuat untuk bicara tentang isu pendidikan dan pembangunan SDM bangsa dibandingkan Ganjar dan Prabowo.

"Namun jika Prabowo dan Ganjar bisa memiliki kesiapan yang lebih optimal, baik terkait materi maupun kesiapan mental, tidak menutup kemungkinan akan ada kuda hitam dari proses debat kelima ini," kata Umam.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com