Sukses

Bersama Followers, Alam Ganjar Belajar Bahasa Isyarat Rangkul Kelompok Disabilitas

Muhammad Zinedine Alam Ganjar bersama pengikut media sosialnya menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh Teman Tuli untuk belajar Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo di Sunyi Coffee, Barito, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Sabtu (3/2).

Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Zinedine Alam Ganjar bersama pengikut media sosialnya menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh Teman Tuli untuk belajar Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo di Sunyi Coffee, Barito, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Sabtu (3/2).

"Senang sekali bisa belajar sama teman penyandang disabilitas tuna rungu, bahasa isyarat bisindo. Sangat menyenangkan dan harapannya bisa menjadi salah satu contoh bagaimana kita bisa meningkatkan kesadaran terkait teman disabilitas dan ini nggak cuman sekali aja tapi bisa kita terus lakukan," ujar Alam.

Alam mengungkapkan keinginannya agar ke depan akan ada fasilitas yang memadai guna meningkatkan aksesibilitas dari teman disabilitas yang kemudian bisa menunjang aktifitas dan keberlangsungan hidup dari teman disabilitas.

"Kedepan harus ada tindakan afirmatif dari segenap pihak terutama dalam meningkatkan fasilitas dan infrastruktur yang ramah disabilitas karena kita semua punya hak dan kesempatan hidup yang sama di lingkungan sekitar," jelas Alam.

2 dari 2 halaman

Apresiasi

Selain itu, Alam mengapresiasi dengan keberadaan Sunyi Coffee yang dianggapnya sebagai suatu model bisnis yang mampu mewadahi penyandang disabilitas tuna rungu yang mampu menyerap tenaga kerja.

Lanjutnya, ini sebagai contoh ide bisnis yang mampu di aplikasikan dan diperbanyak berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Keren banget ada ide bisnis dengan konsep sociopreneur ini, banyak terbantu terutama penyediaan lapangan pekerjaan. Tentu ini menjadi sebuah magnet pertama bagaimana kita bisa tertarik untuk turut serta berpartisipasi dan berkolaborasi dengan semua kalangan yang ada di Indonesia," pungkas Alam.

Sunyi Coffee merupakan kedai kopi yang dirancang ramah disabilitas. Semua staf yang bekerja di sana bahkan merupakan disabilitas.

Meski begitu, pengunjung tidak akan mengalami kesulitan bila akan memesan makanan atau minuman. Melalui interaksi dengan barista, kasir, dan pelayan yang disabilitas pengunjung diharap terbuka matanya bahwa kelompok disabilitas juga bisa berkarya dan mandiri.

Saat ini, Sunyi sudah mempunyai tiga cabang. Ke depannya, Mario berharap dapat membangun Sunyi di kota-kota lain, khususnya di luar Jabodetabek.