Sukses

Prabowo Ingin Kirim 10 Ribu Mahasiswa ke Luar Negeri, Anies: Kumpulkan Datanya, Lihat Apa yang Menjadi Kebutuhan

Calon presiden Prabowo Subianto berencana secara besar-besaran mengirimkan 10 ribu mahasiswa ke luar negeri dengan beasiswa penuh untuk belajar kedokteran dan sains. Hal ini dilakukan sebagai bentuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden Prabowo Subianto berencana secara besar-besaran mengirimkan 10 ribu mahasiswa ke luar negeri dengan beasiswa penuh untuk belajar kedokteran dan sains. Hal ini dilakukan sebagai bentuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia.

Adapun itu dipertanyakan Prabowo ke capres Anies Baswedan soal setuju atau tidaknya rencana tersebut di arena debat capres, JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Mendengar hal itu, Anies secara prinsip mendukung keinginan untuk meningkatkan kompetensi. Namun, dia mengingatkan apa yang paling dibutuhan dan datanya terkait kekurangan dokter tersebut.

Anies pun menyarankan sebelum mengirim para mahasiswa tersebut, harus berbicara dengan stakeholder yanga ada.

“Negara punya kewenangan tapi sekali lagi, pengetahuan dan situasi di lapangan kita harus berbicara dengan stakeholder. Siapa itu? Asosiasi profesi, kemudian kementerian kesehatan, dinas di daerah, kemudian para aktivis, para pengamat, para pakar,” ungkap dia.

“Kumpulkan datanya, lihat apa yang menjadi kebutuhan. Sehingga kita bukan meloncat langsung, ini adalah yang dibutuhkan. Kenapa? Karena sering kali yang kita anggap sebagai kebutuhan belum tentu di lapangan jadi kebutuhan,” sambungnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyarankan bisa jadi guru atau profesornya bisa diundang ke Indonesia.

“Tapi bila dibalik, profesornya di bawa kesini, institusinya di bawa ke sini, juga tidak masalah. Karena dengan itu proses belajar itu terjadi,” tutur Anies.

 

2 dari 2 halaman

Jawaban Prabowo

Prabowo pun menegaskan, apa yang sudah dilakukannya sudah dikumpulkan datanya.

“Saya kira masalahnya adalah datanya cukup jelas. Bahwa kita kekurangan 140 ribu dokter. Sebagai contoh di Atambua ada satu rumah sakit yang seharusnya ada 16 dokter, dokternya hanya 1 orang. Jadi dia kewalahan, dia harus menangani 3 kabupaten,” ungkap dia.

Meski demikian, dia setuju dengan usulan Anies soal  mendatangkan profesor ke Indonesia untuk mengajarkan ilmu terkait kedokteran.

“Tapi saya setuju, mengundang profesor-profesor untuk mengajar di kita. Dan saya usulkan, dari 92 fakultas kedokteran kita tingkatkan jadi 300,” tutur Prabowo.