Sukses

Ganjar: Pemerintah Mesti Dikritik, Biarkan Budayawan Mengekspresikan dengan Seninya

Ganjar lantas mencontohkan kasus budayawan Butet Kartaredjasa yang dilaporkan ke kepolisian saat mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, menurutnya kritik Butet adalah bentuk dari kebebasan berekspresi.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyatakan pemerintah atau  birokrat harus memfasilitasi proses kerja kreatif dari para seniman dan budayawan. Ia menyebut, biarlah lingkup seni budaya dilakukan para budayawan tanpa campur tangan birokrat.

"Kalau benturannya antara budaya dan birokrasi, maka sikap birokrat, birokrat itu cukup fasilitasi saja dan para pelaku seni. Budayawan dia lah yang mengerjakan, maka budaya akan tumbuh," ujar Ganjar dalam debat capres terakhir, Minggu (4/2/2024).

Ganjar lantas mencontohkan kasus budayawan Butet Kartaredjasa yang dilaporkan ke kepolisian saat  mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, menurutnya kritik Butet adalah bentuk dari kebebasan berekspresi.

"Pemerintah mesti dikritik, pemerintah mesti waras, pemerintah mesti dalam track, dan biarkan mereka mengekspresikan dengan seninya, dengan karakternya, dengan budayanya," ujar Ganjar.

Menurut Ganjar, pemerintah harusnya menerima dan melihat hasil karya dan kritik budayawan. Bukan ikut campur atau intervensi.

"Dan kita cukup fasilitasi mereka yang akan mengerjakan, birokrasi tinggal duduk untuk melihat hasilnya," kata Ganjar

Diketahui, relawan Jokowi melaporkan Butet ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait dugaan ujaran kebencian.

"Hari ini kita melaporkan dugaan hate speech ujaran kebencian yang dilakukan Butet Kartaredjasa pada saat acara tanggal 28 Januari kemarin di Alun-Alun Wates Kulon Progo," kata Ketua Projo DIY Aris Widihartato, Selasa (30/1/2024).

2 dari 2 halaman

Momen Ganjar Sindir Prabowo

Calon presiden Ganjar Pranowo menyindir capres Prabowo Subianto di debat capres 2024.

Momen ini terjadi saat Prabowo kembali menanggapi jawaban Ganjar terkait pernyataan yang diberikannya terkait pemberian makan untuk mereka yang kurang gizi.

Menteri Pertahanan itu seolah membenarkan pertanyaannya saat mendengar jawaban Ganjar.

“Sebetulnya yang sampaikan ya persis itu,” kata Prabowo Subianto yang kemudian mendapat sorakan.

“Jadi kita, belum, belum, belum, program saya kita beri makan ibu yang sedang hamil. Kita beri bantuan gizi kepada ibu yang sedang hamil, karena dia mengandung 9 bulan. Tapi stunting itu karena kurang gizi Pak Ganjar. Itu karena ibu dan dianya kurang gizi, dia stunting dan itu terjadi di seluruh bagian seluruh Indonesia yang saya ketemukan, anak-anak 10 tahun badannya seperti 4 tahun,” kata Prabowo.

Karena itu, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra ini meminta agar negara melakukan intervensi.

“Jadi kita harus intervensi, kasih bantuan makan, dan ini mengurangi kemiskinan. Karena banyak sekali rakyat kita yang penghasilannya hanya Rp 1 juta sebulan. Jadi kalau tidak dibantu makan anak-anaknya, sangat berat hidupnya,” tutur dia.

Mendengar hal itu, Ganjar menyindir Prabowo.

“Jadi maksud bapak mengoreksi pertanyaan bapak ke saya ya tadi?,” tanya mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

Hal itu pun langsung dibantah Prabowo. “Tidak. Bapak setuju atau tidak tentang bantuan makan siang?,” balas Prabowo.

Ganjar pun kembali menjelaskan jawabannya.

“Karena beliau tidak mengoreksi pertanyannya, bapak mau kasih makan untuk mencegah stunting untuk anak-anak? Terlambat itu pak. Kalau bapak mau mencegah stunting pak, sekali lagi pak, perhatikan proses menikah pak, mulai dari mereka remaja, kemudian bapak harus liat pak, perempuan Indonesia remaja Indonesia itu sebagian besar anemia, perhatikan itu dulu,” jelasnya.

“Kalau itu sudah, maka dia menikah perhatikan usianya. 19 tahun usia hari ini adalah ukuran di mana mereka sehat secara mental dan secara fisik. Kalau itu sudah pak, diperiksakan semua ke dokter, ke rumah sakit dan rutin, itu akan terjaga dan gizi yang baik yang ada di sana, itu pendapat saya,” sambung Politikus PDIP ini.