Liputan6.com, Jakarta - Istri calon presiden (Capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengaku dirinya kerap menerima keluhan soal penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran.
Keluhan terkait persoalan bansos itu diterima Atikoh saat dirinya melakukan kunjungan ke berbagai daerah selama masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Mayoritas kalau sekarang permasalahan utama itu adalah terkait dengan kebutuhan pokok yang tidak stabil, harga-harga yang kurang stabil. Kemudian terkait dengan subsidi pupuk, sulit sekali mendapatkan pupuk itu sulit sekali," kata Atikoh saat berdialog dengan para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Syifaul Qulub Lil Mutaallimin di Sindanglaya, Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (6/2/2024) malam.
Advertisement
"Kemudian terkait juga untuk program-program bansos itu banyak yang tidak tepat sasaran," sambungnya.
Dia mengatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md akan memperbaiki penyaluran bansos untuk meminimalisir data penerima yang tak tepat. Atikoh mencontohkan aplikasi 'Lapor Gub' yang diinisiasi Ganjar saat menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Atikoh menjelaskan aplikasi tersebut untuk menampung semua keluhan masyarakat Jawa Tengah. Melalui aplikasi tersebut, kata dia, Ganjar akan memantau keluhan yang sudah ditindaklanjuti atau belum.
"Jadi di situ akan terlihat, oh itu misalnya keluhan pupuk bersubsidi, jalan, akan terlihat. Dan setiap dinas itu wajib memiliki akun untuk pelaporan-pelaporan," kata Atikoh.
Â
Perbaharui Data di Program KTP Sakti
Dia meyakini aplikasi ini akan berjalan apabila dibawa ke skala nasional setelah Ganjar menjadi presiden. Sehingga, presiden nantinya dapat memantau pelaporan dan ditindaklanjuti oleh kementerian terkait.
"Pelaporannya ada yang langsung dengan presiden, nanti itu akan di-breakdown juga di masing-masing kementerian, di masing-masing kementerian juga harus ada kanal-kanal bagi masyarakat untuk mengeluhkan itu. Disesuaikan dengan spesifikasinya. InsyaAllah nanti akan terintegrasi semuanya apa yang menjadi keluhan dari masyarakat," ucap Atikoh.
Sementara untuk meminimalisir bansos tak tepat sasaran, Atikoh menjelaskan bahwa Ganjar-Mahfud memiliki program KTP Sakti. Menurut dia, data di KTP Sakti akan dimutakhirkan dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat terbaru.
"Karena terkadang data itu yang sekarang terpakai hasil dari sensus 2015, 2016 yang kondisinya pasti sudah sangat berubah. Yang kemarin belum nikah, sekarang udah nikah. Yang belum punya anak sekarang punya anak, yang kemarin panennya bagus belum tentu karena terkait juga kondisi dinamika di alam dan ekonomi kita sendiri. Jadi yang antisipasinya datanya itu harus valid dan akurat," pungkas Atikoh.
Advertisement