Sukses

Hajatan di Banyuwangi, Ganjar: Rakyat Sering Sakit Hati karena Pemimpin Berkhianat

Ganjar pranowo mengulas seringnya masyarakat sakit hati lantaran pemimpin diberi kepercayaan namun melanggar amanah.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo menghadiri Hajatan Rakyat di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, dia mengulas seringnya masyarakat sakit hati lantaran pemimpin diberi kepercayaan namun melanggar amanah.

“Saya dan Pak Mahfud keliling Indonesia, sering kali mendengar apa yang menjadi keluhan dari masyarakat. Ketika kami bertemu dengan para pelaku UMKM, jeritan mereka sebenarnya mirip dengan seperti apa yang disampaikan. Pak Ganjar, apakah UMKM kami bisa niak kelas dan bisa ekspor, jawaban adalah bisa,” tutur Ganjar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Kamis (8/2/2024).

Ganjar menegaskan, UMKM butuh peningkatan kapasitas alias pelatihan di samping pentingnya akses permodalan dan pendampingan. Mahfud Md pun meski jabatannya Menkopolhukam, bukan berarti tidak mengikuti perkembangan ekonomi.

“Beliau mendengarkan satu per satu apa yang ada, dan ketika amanah sebagai gubernur diberikan kepadanya saya di Jawa Tengah, UMKM-nya sudah ekspor ke osaka, UMKM sudah ekpor ke Belgia, UMKM sekarang sudah jualan di Perancis, karena kita mendampingi mereka, memberikan pendampingan dan akses permodalan. Maka Insyallah Ganjar-Mahfud juga akan membawa itu,” jelas dia.

Selain itu, Ganjar juga mengulas pertemuannya dengan nelayan di berbagai daerah. Dia pun menanyakan permasalahan yang dialami, salah satunya bahan bakar atau BBM.

“Rasanya kuota BBM untuk nelayan, apalagi nelayan kecil mesti diperhatikan, alat tangkapnya diperhatikan, dan pada saya ada di Lampung mereka menyampaikan, satu, Pak Ganjar perizinannya tolong dipermudah, penjualannya bisa gampang, harganya bisa terjangkau, dan itulah pekerjaan satset yang bisa kita lakukan,” ungkapnya.

 

2 dari 2 halaman

Keluhan dari Seniman

Tidak ketinggalan keluhan dari seniman. Sebagai anak muda yang peduli pada seni dan budaya bangsa, lanjut dia, dalam debat terakhir pun telah disampaikan agar pemerintah memiliki komitmen tinggi untuk menjaga ketahanan budaya Indonesia.

“Apa ketahanan budayanya itu, tindak tanduk perilakunya baik, apa itu, etika yang baik, apa itu, penghormatan kepada orang tua dan guru-guru kita, apa itu, budi pekerti, di samping kemudian ada seni-seni yang muncul termasuk dua MC ini yang juga seniman, maka mereka menyampaikan kepada kita, bapak kalau birokrasi pemerintah menghambat perkembangan seni dan budaya Indonesia apa yang dilakukan?,” kata Ganjar.

“Buat Ganjar-Mahfud tidak sulit, pemerintah atur pemerintah fasilitas seniman dan budayawan yang langsung melaksanakannya, satset, itu yang bisa kita kerjakan. Maka Insyaallah Ganjar-Mahfud akan membawa amanah ini, agar kita lagi-lagi saya ceritakan, seringkali rakyat sakit hati karena kepercayaan yang diberikan tidak amanah, ketika berbicara seringkali bohong, betul. Ketika dikasih kepercayaan sering kali berkhianat,” tukasnya.

Ganjar menyatakan, model pemimpin seperti itu mesti dibereskan dan mata rantainya diputus. Sebagai tokoh yang berasal dari rakyat kecil seperti Mahfud Md, dia mengaku sangat merasakan sulitnya menahan rasa lapar, hingga berupaya bertahan hidup hingga kuliah di Yogyakarta.

“Maka dengan pendidikan yang baik maka kita harapkan seluruh rakyat Indonesia termasuk panjenengan punya hak yang sama dengan kita semuanya. Anda juga bisa jadi apapun,” Ganjar menandaskan.