Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum PARIBAN (Prabowo-Gibran) 02, Robert Riovanni, menilai avatar atau gambar animasi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi titik fokus perubahan citra kampanye pasangan nomor urut 2.
Robert memandang avatar Prabowo memberikan citra berbeda dengan dua kampanye Prabowo sebelumnya yang menonjolkan citra nasionalis yang berapi-api.
"Sebagaimana dalam dua kali pencalonan presiden sebelumnya, citra tersebut yang tidak berhasil. Kali ini, Prabowo memperkenalkan slogan baru, yaitu "GEMOY”, sebuah ungkapan dalam bahasa gaul yang berarti lucu dan menggemaskan," terang Robert yang juga seorang konsultan marketing senior, dalam keterangannya.
Advertisement
Lebih lanjut, Robert mengungangkapkan bahwa avatar yang diciptakan menggunakan teknologi dari perusahaan Amerika Serikat, Midjourney Inc tersebut menjadi pionir dalam mendorong sejumlah besar kandidat lainnya memanfaatkan alat kecerdasan buatan untuk berkampanye.
"Versi kartun dari sosok Prabowo yang dibuat dengan bantuan AI, muncul dalam sejumlah papan reklame di seluruh Nusantara. Tak hanya dalam bentuk reklame, kartun Prabowo juga diproduksi dalam bentuk kaus dan stiker dengan tagar #Prabowo yang ditonton sekitar 19 miliar kali di aplikasi TikTok." ungkapnya.
Menurut Robert, avatar Prabowo ini efektif menarik perhatian pemilih Generasi Millenial dan Z mengingat sekitar separuh dari total 205 juta pemilih di Indonesia berusia di bawah 40 tahun.
"Pemilu kali ini memberikan gambaran tentang bagaimana AI dapat mengubah kampanye politik berskala besar di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini, " lanjutnya.
3 Strategi
Robert mengatakan bahwa setidaknya ada tiga strategi pemasaran yang akan memberikan peluang besar pada Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2024. Strategi tersebut di antaranya Recall dan Recognition, Cognitive learning dan targeting.
"Recall adalah kemampuan calon pemilih untuk mengenali dan mengingat Prabowo yang sudah beberapa kali mencalonkan diri. Recognition adalah kemampuan calon pemilih untuk membedakan Prabowo dengan calon yang lain," jelasnya.
Sementara Cognitive Learning, jelas Robert, dapat diperoleh oleh calon pemilih yang selalu melihat Prabowo dalam setiap pemilu, yang menjadi moment untuk mempelajari sosok Prabowo.
"Ditambah jejak langkahnya selama menjadi Menteri pertahanan tentu akan memberikan calon pemilih pemahaman yang lebih dalam tentang Prabowo. Mereka yang tadinya apatis terhadap Prabowo sangat mungkin merubah keputusannya" kata Robert.
Terakhir, Robert menyebut menjelaskan targetting di mana Prabowo memerlukan seseorang yang berbeda dari orang-orang yang selama ini ada dalam lingkarannya. Dalam hal inj, memilih Gibran menjadi keputusan yang sangat tepat.
"Selain dapat menarik suara dari pemilih muda yang lebih dari 50% dari seluruh calon pemilih, tingkat kepercayaan Masyarakat kepada Jokowi mau tidak mau menjadi nilai tersendiri bagi anaknya Gibran." ucapnya.
Advertisement