Sukses

Riuh Pemungutan Suara Pemilu 2024 di Malaysia, Ketua KPU: Partisipasinya Tinggi

Ramai di media sosial soal riuhnya pemungutan suara Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia pada Minggu 11 Februari 2024. Kejadian ini pun diamini oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Hasyim Asy'ari.

Liputan6.com, Jakarta Ramai di media sosial soal riuhnya pemungutan suara Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia pada Minggu 11 Februari 2024. Kejadian ini pun diamini oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Hasyim Asy'ari.

Meski demikian, menurut dia semuanya berjalan lancar dan tertib. Menurut Hasyim ini karena para pemilihnya tinggi.

"Partisipasinya tinggi. Kedua, lancar, tertib bahkan di Kuala Lumpur yang pemilihnya tinggi, Alhamdulillah," kata dia saat berbincang dengan awak media di Kantor KPU RI Jakarta, Senin (12/2/2024).

Soal keriuhan tersebut, Hasyim menyebut kepadatan WNI sudah mulai terurai pada pukul 11 siang waktu setempat.

Memang pada awal pembukaan masyarakat datang membludak. Namun panitia pemungutan suara di luar negeri mampu mengatur para pemilu sehingga secara berangsur kepadatan terurai.

"Teman-teman petugas di sana memberikan kesempatan pemilih perempuan yang bawa anak terlebih dulu, karena meninggalkan rumah juga harus membawa anak. Saya ada disitu," ungkap Hasyim.

Soal adanya suara teriakan dari WNI yang hadir di TPS Kuala Lumpur tersebut, dibantahnya bahwa hal itu disebut sebagai aksi protes karena tempat pemungutan suara yang tidak kondusif.

Justru sebaliknya, hal itu menjadi luapan kegembiraan sebab setelah menunggu dengan sabar akhirnya bisa masuk ke bilik suara untuk mencoblos.

"Memang ramai. Sampai akhir ramai, banyak yang teriak karena gembira. Saya menyaksikan semuanya gembira. Menunggu kesempatan untuk bisa masuk ke lokasi TPS," klaim Hasyim.

 

2 dari 3 halaman

Dilayani Sampai Selesai

Hasyim juga memastikan, mereka yang mempunyai hak pilih dilayani sampai selesai. Termasuk tidak ada kekurangan kertas suara.

"Dilayani semua dan Alhamdulillah nggak ada kekurangan kertas suara. Kalau nggak ada kekurangan berarti yang hadir tidak full," dalihnya.

 

3 dari 3 halaman

Memaklumi

Hasyim memaklumi adanya kepadatan WNI seperti yang digambarkan dalam video di media sosial, di mana 223 TPS dijadikan satu lokasi.

Menurut dia, hal itu disebabkan tidak mudah mencari tempat yang bisa dijadikan TPS di luar negeri. Sehingga secara bersamaan, WNI di Malaysia datang berbarengan dan menimbulkan suasana riuh.

"Bisa bayangkan ada 223 TPS di lokasi? Satu lokasi Pemilu ada 220 ribu, satu TPS berarti berapa? Seribu iya. Kalau orang datang bersamaan akan berduyun duyun. Mencari TPS di luar negeri bukan hal yang mudah," klaim Hasyim.