Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK mengungkapkan isi pertemuannya dengan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Rabu (14/2/2024).
JK mengatakan, Anies dan Cak Imin bercerita soal situasi terkini pemilihan umum (Pemilu) 2024. Termasuk, soal hasil hitung cepat atau quick count perolehan suara capres-cawapres.
Baca Juga
"Ya tentu tadi datang untuk berbicara tentang situasi, semua sependapat bahwa kita menunggu hasil resmi dari KPU. Nah itu aja, bahwa tentu (quick count) kita liat sebagai suatu perhitungan awal," kata JK di Brawijaya 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).
Advertisement
Menurut JK, AMIN sepakat menunggu hasil rekapitulasi perhitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Jadi kesimpulannya menunggu hasil rapat KPU. Baru teman-teman itu mengambil sikap," ujar dia.
Perihal hasil quick count atau hitung cepat pasangan capres dan cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mencapai 50 persen, dia menyebut itu hasil sementara.
"Quick count itu adalah perhitungan sementara dengan contoh-contoh, dengan dasar katakanlah 1.000-2.000 TPS. Tapi selanjutnya tunggu perhitungan yang benar-benar," ucap JK.
Hanya Bercerita
Meski begitu, JK menyatakan Anies maupun Cak Imin tak meminta apa-apa kepadanya. Anies dan Cak Imin, ujar JK hanya bercerita.
"Nggak, nggak minta apa-apa. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, bukan pihak yang menentukan sikap, yang menentukan sikap ya capres sendiri dan partai pendukungnya," ujar JK.
Adapun Anies-Cak Imin meninggalkan kediaman JK sekira pukul 18.18 WIB. Cak Imin menggunakan mobil Alphard dan Anies dengan Innova.
Diketahui, Anies Baswedan dan Cak Imin meninggalkan rumah pemenangan AMIN di Jalan Diponegoro 10, Jakarta Pusat usai memantau quick count pada Rabu sore. Keduanya pergi secara terpisah menggunakan mobil masing-masing menuju kediaman JK di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.
Advertisement
Pemilu Indonesia Paling Rumit
JK menilai pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia paling rumit di dunia. Hal itu disampaikan saat dirinya selesai menggunakan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03, SMA Pangudi Luhur, Jakarta, Rabu (14/2).
"(Tim penyelenggara pemilu) iya karena rumitnya. Pemilu di Indonesia termasuk yang terumit di dunia," kata JK kepada media.
Kata JK, kerumitan itu dilihat dari banyaknya surat suara yang harus dipilih oleh masyarakat. Pemilihan di tingkat legislatif mulai dari DPR RI, DPRD provinsi hingga kabupaten kota.
Misalnya di Jakarta, membutuhkan sebanyak empat surat suara. Kemudian di daerah terdapat lima surat suara.
"Di Jakarta empat (surat suara), kalau di daerah lima. Tapi dengan partai banyak, kemudian nama caleg juga kita pilih, itu susah sekali kita mendoakan agar KPPS ini sehat-sehat," imbuhnya.