Sukses

Sekjen PDIP Usulkan TPN Ganjar-Mahfud Bentuk Tim Khusus Investigasi Kecurangan Pemilu 2024

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku, akan mengusulkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk membentuk tim khusus guna melakukan imvestigasi kecurangan Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku, akan mengusulkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk membentuk tim khusus guna melakukan imvestigasi kecurangan Pemilu 2024.

Dia menilai, meskipun pencoblosan yang dilakukan pada hari ini 14 Febuari 2024 berjalan dengan lancar, namun awan gelap demokrasi tetap terjadi dan mengganggu seluruh legitimasi dari proses demokrasi di Indonesia. 

"DPP PDI Perjuangan mencermati terhadap seluruh desain kecurangan Pemilu yang bersifat hulu ke hilir," kata Hasto, saat konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2/2024). 

"untuk itu kami akan mengusulkan kepada TPN Ganjar-Mahfud agar dibentuk suatu tim khusus," sambungnya. 

Hasto menjelaskan, tim khusus tersebut nantinya akan berisikan tim hukum, kelompok-kelompok ahli hukum, para pakar berkaitan dengan demografi.

Kemudian, investigasi forensik untuk melihat dari seluruh proses-proses yang ada. Selain itu, tim khusus juga akan menampung dari pihak-pihak yang punya ketertarikan begitu besar di dalam menjaga demokrasi Indonesia.

Terlebih, hasil hasil hitung cepat atau quick count menampakan suatu kejanggalan. Sehingga, Hasto menyebut, seperti overshooting yang terjadi pada Pemilu tahun 1997. 

"Nah karena itulah di dalam melihat tersebut karena Pemilu ini berkaitan dengan bukti-bukti material, fakta-fakta hukum seluruh pihak agar menjaga suasana tetap kondusif dan kemudian seluruh aspirasi nantinya akan disampaikan melalui tim khusus yang akan segera dibentuk oleh TPN Ganjar-Mahfud," imbuh Hasto. 

2 dari 3 halaman

OSO: Banyak Kejanggalan

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang alias Oso menilai, hasil quick count yang saat ini telah dirilis oleh berbagai lembaga survei tidak dapat sepenuhnya dapat dipercaya. Ia mengatakan banyak kejanggalan yang terjadi.

"Saya telah melihat quick count yang kalau nggak salah sudah 40 persen ya? tapi menurut Bidang Hukum kita barusan kita bicara ini, banyak kejanggalan, banyak perlakuan dan pelanggaran-pelanggaran yang kita mesti sabar pertarungan dan pertandingan ini," ungkap Oso di Posko pemenangan Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

Oso beranggapan hasil quick count dapat menyebabkan kebohongan di publik. Di waktu yang bersamaan juga mempengaruhi masyarakat karena berawal dari perlakuan tidak jujur.

“Menjadi satu keputusan yang pasti dan itu mempengaruhi orang-orang masyarakat dan ini bisa menimbulkan kebohongan-kebohongan, karena pengaruh daripada promosi yang dilakukan oleh sesuatu yang tidak jujur," tegas dia.

Adapun akan hal tersebut, dia meminta kepada seluruh pendukung Ganjar-Mahfud untuk tetap bersabar dan tidak terburu-buru untuk membuat kesimpulan sejalan dengan menunggu hasil pasti yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Jadi saudara sekalian saya harap semua terutama pendukung 03, seluruh Indonesia tenang, sabar, dan tidak terpancing dengan apa yang dimainkan oleh pihak tertentu. Ini semua masih berproses dan jangan sekali-sekali menganggap dan mengeklaim seolah-olah dia sudah juara," pungkasnya.

"Saya berapa kali bilang, yang menentukan itu adalah Tuhan yang Maha Kuasa, 1 persen. Anda boleh bilang 99 persen anda punya, itu yang satu bilang ini kebenarannya, ini sesungguhnya anda enggak bisa melawan itu," imbuh OSO.

3 dari 3 halaman

Ketua TPN: Pendukung Mas Ganjar-Mahfud Sabar, Jangan Sedih

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid meminta kepada masa pendukung tetap bersabar dalam mengawal hasil pemungutan suara saat ini.

"Kepada pendukung dari pada mas Ganjar-Mahfud, bahwa sabar, jangan sedih dahulu proses masih berjalan," ungkap Arsjad di Posko pemenangan Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

Asrjad mengatakan saat ini pihaknya tengah mengumpulkan dugaan adanya kecurangan selama proses Pemilu 2024 berlangsung.

 

 

 

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com