Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menilai, banyak undang-undang yang dilanggar dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Dia menyebut, faktor itulah pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran memperoleh suara tertinggi.
Baca Juga
"Ada banyak undang-undang (UU) yang dilanggar ngerti enggak? Nanti UU yang dilanggar itu akan muncul pada beberapa hari loh," kata Oso, saat diwawancarai di High End, Jakarta, Kamis (15/2).
Advertisement
"Kalau pelanggaran UU itu pasti akan pelanggaran kepada republik Indonesia dan itu bahaya, ngerti? Nah kita tidak mau berandai-andai ada pasal-pasal di situ jelas yang dilanggar," sambungnya.
Dia pun memberikan contoh, di salah satu tempat pemungutan suara (TPS) maksimal suara yang diperoleh seharusnya 300, namun yang terjadi pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran mampu memperoleh 700 suara.
"Nah rakyat harus berani mengungkapkan kebenaran bukan pembenaran kebenaran, jadi kita ini berkumpul untuk melakukan kebenaran, kebenaran tentang kebijakan pelaksanaan pemilu ini secara jujur adil bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Ini rakyat yang ditipu nanti," tegas dia.
Lebih lanjut, Oso menyebut, penyelenggaralan Pemilu 2024 berbeda dengan pemilu sebelumnya. Dia menyebut, pihaknya akan memempuh jalur hukum.
"Hukum, negara hukum kalau merasa kuat mengatur hukum ya silahkan nanti kan rakyat sudah tahu kalau hukum berlaku salah tindakannya berlaku salah maka rakyat pun menilai oh ini hukumnya sudah enggak bener gitu, Betul enggak? Itu masalahnya," imbuh Oso.
OSO: Banyak Kejanggalan dan Pelanggaran
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang alias Oso menilai, hasil quick count yang saat ini telah dirilis oleh berbagai lembaga survei tidak dapat sepenuhnya dapat dipercaya. Ia mengatakan banyak kejanggalan yang terjadi.
"Saya telah melihat quick count yang kalau nggak salah sudah 40 persen ya? tapi menurut Bidang Hukum kita barusan kita bicara ini, banyak kejanggalan, banyak perlakuan dan pelanggaran-pelanggaran yang kita mesti sabar pertarungan dan pertandingan ini," ungkap Oso di Posko pemenangan Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Oso beranggapan hasil quick count dapat menyebabkan kebohongan di publik. Di waktu yang bersamaan juga mempengaruhi masyarakat karena berawal dari perlakuan tidak jujur.
"Menjadi satu keputusan yang pasti dan itu mempengaruhi orang-orang masyarakat dan ini bisa menimbulkan kebohongan-kebohongan, karena pengaruh daripada promosi yang dilakukan oleh sesuatu yang tidak jujur," tegas dia.
Adapun akan hal tersebut, dia meminta kepada seluruh pendukung Ganjar-Mahfud untuk tetap bersabar dan tidak terburu-buru untuk membuat kesimpulan sejalan dengan menunggu hasil pasti yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jadi saudara sekalian saya harap semua terutama pendukung 03, seluruh Indonesia tenang, sabar, dan tidak terpancing dengan apa yang dimainkan oleh pihak tertentu. Ini semua masih berproses dan jangan sekali-sekali menganggap dan mengeklaim seolah-olah dia sudah juara," pungkasnya.
"Saya berapa kali bilang, yang menentukan itu adalah Tuhan yang Maha Kuasa, 1 persen. Anda boleh bilang 99 persen anda punya, itu yang satu bilang ini kebenarannya, ini sesungguhnya anda enggak bisa melawan itu," imbuh Oso.
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com
Advertisement