Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Pondok Pesantren Al Islam Banten KH Enting Ali Abdul Karim mengajak seluruh elemen masyarakat dan ulama selalu menjaga persatuan dan kesatuan dengan menghindari narasi yang dapat memecah belah bangsa pasca-Pemilu 2024.
Menurutnya, pemilu merupakan pesta demokrasi rakyat Indonesia yang menjadi kebanggaan semua pihak, sekaligus menjadi refleksi kedewasaan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara dalam berdemokrasi.
Baca Juga
"Pemilu 2024 ini memuat sebuah gagasan untuk kemajuan bangsa. Kita digunakan bersama tagar Pemilu Damai 2024 sebagai upaya bersama dalam menjawab berbagai potensi permasalahan. Jangan sampai pemilu malah menjadi tempat perpecahan antarumat dan penyebaran hoaks,” kata Kiai Enting Ali.
Advertisement
Kiai Enting Ali mengatakan beredarnya berbagai narasi bernuansa politik identitas khususnya terkait SARA sangat berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan, bangsa, dan negara.
"Informasi yang berkembang dan diterima di tengah-tengah masyarakat menjadi bias karena misinformasi, disinformasi, dan malinformasi," kata Kiai Enting Ali yang merupakan tokoh FKUB dan perkumpulan ulama Banten.
Peran Ulama Penting
Dia menilai di zaman media sosial sekarang ini terutama pada event nasional seperti pemilu, ada tiga masalah besar yang menjadi perhatian.
"Pertama ialah hoaks, kedua fitnah, dan terakhir ujaran kebencian yang menjadi potensi munculnya kerawanan sosial," katanya.
Kiai Enting Ali mengatakan bahwa peran ulama sangat penting dan dibutuhkan dalam memberikan kesejukan dan menyatukan kembali perbedaan pendapat dan pilihan pascapemungutan suara.
"Hal ini guna memberikan dorongan terjalinnya kembali silaturahmi sehingga mampu mencegah perpecahan di masyarakat dan menjadikan semangat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
Advertisement