Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Hasyim Asy’ari memimpin jalannya rapat pleno hasil rekapotulasi suara Pemilu 2024 di luar negeri hari ini, Rabu (28/2) siang. Rapat yang sedianya dimulai pagi tadi namun harus diskors karena keperluan internal jajaran komisioner KPU oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
“Di bagian awal sudah dibacakan tata tertib dan sekarang kita bacakan alur rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional,”kata Hasyim di ruang rapat utama lantai 2 Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga
Usai menjelaskan alur tersebut, Hasyim pun hendak memulai penghitungan suara. Namun belum sampai hal itu dilakukan, hujan pertanyaan sudah dilakukan oleh Saksi Ganjar-Mahfud yang ikut dalam rapat pleno nasional hasil Pemilu di luar negeri.
Advertisement
“Kalau ada kejadian khusus di TPS hendak kita selesaikan dulu lalu kita lanjutkan pembacaan rekap, jadi selesaikan konfliknya dulu, jangan ditempatkan di akhir,” kata saksi PDIP bernama Harly di lokasi yang sama.
Pertanyaan tersebut pun dijawab oleh Hasyim. Menurut dia, pihaknya tidak akan menyepelekan konflik dan akan dibahas di rapat pleno sebelum rapat ditutup dan ditandatangani oleh peserta rapat yang hadir.
Keabsahan Sirekap
Setelah itu, pertanyaan juga kembali datang dari seorang bernama Muladin sebagai saksi dari Ganjar-Mahfud. Dia bertanya soal keabsahan Sirekap yang menurut dia sudah membuat gaduh.
“Yang saya ingin tanya adalah kepastian dari Sirekap yang sudah membuat kegaduhan karena pemahaman yang berbeda, kemudian sinkronisasi data Sirekap yang tidak melibatkan kami, kenapa?,” tanya Muladin.
“Pada dasarnya proses penghitungan suara di TPS dituangkan di form C plano, sehingga ada hasil pembacaan sistem (Sirekap) yang tidak sinkron maka yang jadi rujukan ya unggahan form C tadi,” jelas Hasyim.
Advertisement
Sirekap Alat Bantu
Hasyim pun memegaskan, Sirekap hanya berupa alat bantu penghitungan suara. Karena dalam Sirekap yang menjadi dalam ukuran adalah foto form tadi.
“Jadi kalau terjadi anomali kita akan mengecek unggahan foto yang ada di Sirekap tadi. Makanya yang kita gunakan hari ini (dalam rapat pleno) adalah form yang diunggah tadi,” demikian penjelasan kami.
“Tapi kenapa peserta Pemilu tidak dilibatkan?,” tanya Muladin lagi.
“Kalau koreksi itu semua peserta Pemilu saksinya diundang tapi kalau koreksi Sirekap bisa dilihat oleh semua pihak dan KPU yange mengoreksi itu karena sebagai sistem ada log activity dan catatannya ada dan bisa diunduh juga diperiksa,” ungkap Hasyim.
Rapan pleno nasional Pemilu luar negeri hari ini diketahui akan menghitung 127 dari 128 PPLN. Sisa satu PPLN yang belum dilakukan adalah Kuala Lumpur karena akan melakukan pemungutan suara ulang.